Chap 17 - Pandora (2)

664 94 13
                                    

- Definitely Yours -

[ Chapter ini akan jadi chapter terpanjang karena berisi lebih dari 3000 kata karena berisi Flashback yang tidak bisa dibagi ke dalam dua chapter ]

Hina dan Koeun menatap Herin dengan kening berkerut. "Somi, mendiang Jeon Somi?" Tanya Hina.

Herin mengangguk.

"Kenapa seseorang yang sudah meninggal membuatmu merasa ragu?"

Herin tersenyum tipis dan mengaduk strawberry milkshake miliknya yang masih tersisa sepertiga gelas. "Karena kurasa Jaemin masih mencintainya, bahkan hingga saat ini."

Hina menggebrak pelan meja di hadapannya. "Yak! Jika dia masih mencintai Jeon Somi, kenapa dia melamarmu?" Tanyanya dengan nada yang cukup tinggi.

"Jaemin adalah pria yang baik. Dia juga sangat menghargai wanita, mengingat dia memiliki dua saudara perempuan yang sangat dia hormati. Kurasa dia merasa terganggu dengan kesepakatan kami untuk menjadi partner di atas ranjang sehingga melamarku mungkin menjadi jalan keluarnya untuk memenuhi tanggungjawab moralnya. Well, bagaimana pun Jaemin adalah seorang yang memiliki pengaruh di perusahaan dan masyarakat."

Hina menatap Herin dengan antusias dan bertanya. "Berbicara tentang menjadi friend with benefits, bagaimana kau dan Jaemin bisa berakhir seperti ini?"

Koeun memukul kepala Hina dengan geram. Bisa-bisanya wanita berdarah Jepang itu menanyakan hal bersifat pribadi seperti itu.

Herin justru tergelak oleh pertanyaan yang dilontarkan Hina. Sama sekali tidak merasa tersinggung. Baginya, hubungan semacam itu bukanlah hal yang tabu untuk dibicarakan terutama di negara Barat yang dikenal dengan kebebasannya. Berbanding terbalik dengan budaya timur yang masih konservatif.

"Hina, kau ingat saat Jaemin meninggalkan posisinya di perusahaan tahun lalu?" Tanya Herin kemudian.

Hina mengangguk cepat. "Ya, aku ingat. Dia membuat keributan besar saat itu. Saat aku bertanya pada Yuta-nii, dia hanya berkata jika Jaemin ingin berlibur." Ujarnya diikuti dengusan pelan. "Sehari sebelum peringatan kematian Somi, benar kan?"

"Ini hanya diantara kita saja, kalian bisa berjanji padaku?" Tanya Herin kemudian.

Hina mengangguk cepat. Menjaga rahasia adalah salah satu bagian dari pekerjaannya, bukan hal yang sulit untuknya menjaga satu rahasia lagi terutama jika menyangkut atasannya sendiri, Choi Jaemin. Begitu pula untuk Koeun yang memang tidak pernah mau terlibat jauh dengan urusan orang lain.

.

.

.

Flashback ON

"Kita mau kemana, Jaemin?"

"Bali."

"Bali?" Pekik Herin saat Jaemin menariknya menaiki anak tangga pesawat pribadi milik SM Group yang ada di landasan pribadi Bandara Incheon. "Kau gila ya, untuk apa kita ke Bali?" Imbuhnya sambil mencoba melepas cengkeraman Jaemin di tangannya.

"Berlibur." Jawab Jaemin ringan.

Herin mencoba berontak namun tetap saja ia tidak cukup kuat untuk melawan Jaemin yang memiliki tubuh lebih tinggi dan besar daripada dirinya. "Aku bisa berjalan sendiri, lepaskan tanganmu!" Bentaknya setelah mereka melewati pramugari yang menyapa dengan senyum sopan.

"Yo, Seo Herin!"

"Kalian!" Pekik Herin saat melihat Jeno dan Jisung yang duduk bersantai di sofa panjang berwarna putih sambil menikmati wine dan menonton film di layar tv yang cukup besar.

Definitely YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang