Chap 16 - Pandora (1)

863 97 12
                                    

- Definitely Yours -

Waktu sudah menunjukkan lewat tengah malam namun Jaemin masih berbaring di atas ranjang, terjaga sepanjang malam seperti hari-hari sebelumnya. Sejak meninggalkan rumah sakit seminggu yang lalu, ia justru mengalami insomnia. Tidak peduli selelah apapun, ia tetap tidak bisa tidur sebelum setidaknya pukul empat pagi. Sore tadi ia berniat menemui Dokternya untuk meminta obat tidur namun urung dilakukan karena Siwon tiba-tiba mengajaknya bertemu untuk membahas sesuatu.

Notifikasi dari ponselnya memecah lamunan Jaemin. Ia meraih ponselnya di nakas, berusaha tidak membuat pergerakan yang berlebihan karena tidak ingin mengganggu Herin yang tertidur disampingnya. Jaemin membuka ponselnya dan mendapati pesan singkat dari Yuta.

"Sial!" Jaemin mengumpat pelan setelah membaca pesan singkat itu. Ia lalu meletakkan kembali ponselnya di nakas.

Dengan sangat berhati-hati, Jaemin berusaha melepaskan tangan Herin yang melingkari pinggangnya dan juga menarik sebelah tangannya yang menjadi bantalan kepala wanita itu.

"Mau kemana? Ini sudah tengah malam." Gumam Herin dengan suara serak.

Jaemin menghentikan pergerakannya dan duduk di tepi ranjang, merapikan rambut Herin yang berantakan. "Yuta-nii baru saja mengirim pesan. Terjadi ledakan di pabrik JM Technology di Stuttgart."

Herin tersentak dan seketika terbangun, sepasang matanya menatap Jaemin dengan khawatir. "Stuttgart salah satu kawasan padat penduduk. Ada korban jiwa?"

Jaemin menutup matanya sesaat sebelum menjawab. "Dua puluh orang pekerja yang masih berada di pabrik tewas sementara tujuh orang penduduk yang kebetulan berada di sekitar pabrik mengalami luka yang cukup serius."

Herin menutup mulutnya tak percaya dan menarik Jaemin ke dalam pelukannya. "Ya Tuhan!" Gumamnya pelan.

"Tidurlah lagi, Herin. Aku akan menghubungimu lagi setelah berada di Stuttgart."

"Aku akan menemanimu."

Jaemin menggeleng cepat. "Kau tidak boleh melakukan penerbangan jangka panjang untuk saat ini, kondisimu tidak begitu baik." Ujarnya mengingatkan.

"Tapi kau tidak boleh sendirian disana."

"Ada Yuta-nii, dan aku akan meminta Jisung untuk menemaniku. Bagaimanapun juga dia adalah Pengacara JM Technology."

Herin mengangguk setuju. "Bersiaplah sekarang. Aku akan menghubungi Jisung. Bertemu di landasan pesawat SM Group di Incheon?" Tanyanya kemudian.

Jaemin mengangguk. Ia lalu beranjak ke kamar mandi sementara Herin meraih ponsel Jaemin dan menghubungi Jisung, menjelaskan situasinya secara sederhana dan memintanya untuk bersiap juga.

.

.

.

Stuttgart, Germany.

"Bagaimana situasinya, Yuta-nii?" Tanya Jaemin begitu ia turun dari pesawat dan disambut oleh Nakamoto Yuta yang sudah menunggu sejak sepuluh menit sebelum pesawat mendarat.

"Kita ke mobil. Aku akan menjelaskannya dalam perjalanan." Tanggap Yuta sambil melangkah lebih dulu ke salah satu dari jajaran mobil yang berisi para pengawal yang sudah disiapkan Yuta untuk mengantisipasi media dan massa yang berkumpul di Pabrik yang meledak kemarin.

Jaemin dan Jisung mengikuti Yuta tanpa banyak bertanya. Keduanya masuk ke dalam mobil yang kemudian melaju meninggalkan landasan.

"Ini adalah laporan kronologis kejadian yang disusun olehku dan tim keamanan." Yuta yang duduk di kursi samping kemudi menyerahkan dua buah dokumen yang sudah terjilid rapi.

Definitely YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang