- Definitely Yours -
Paris, Perancis.
"Maafkan aku, Jaemin. Aku tidak bisa."
Senja di puncak Menara Eiffel seketika tidak lagi terlihat indah di mata Jaemin setelah sekali lagi Herin menolak lamarannya dengan mata berkaca-kaca dan tatapan penuh penyesalan. Tanpa banyak berkata, Jaemin bangun dari posisi berlututnya dan menegakkan posisi tubuhnya. Ia menutup kotak cincin yang ada di tangannya dan menyimpan kembali kotak itu di saku coat yang dikenakannya.
Begitu Jaemin berdiri tegak dihadapannya, Herin mendekat dan memeluknya dengan erat, menenggelamkan wajahnya di bahu Jaemin dan sekali lagi menggumamkan permintaan maaf yang tentu saja terdengar jelas di telinga pria itu.
"Tidak apa-apa." Jaemin berkata pelan, niatnya untuk menenangkan namun justru terasa seperti tikaman kuat bagi Herin yang mendengarnya.
Matahari akhirnya tenggelam sepenuhnya, namun Jaemin dan Herin masih berada di tempat mereka berdiri. Bahkan ketika lampu-lampu Menara Eiffel mulai menyala secara serentak dari yang paling dasar hingga ke puncak tertingginya.
.
.
.
Bern, Switzerland.
"Dingin." Herin bergumam pelan, ia lalu merapatkan coat yang dikenakannya dan mengeratkan pelukannya di lengan kanan Jaemin.
Jaemin mengusap lembut pipi Herin dan kemudian berkata. "Mau cokelat hangat? Seohyun noona merekomendasikan tempat yang memiliki cokelat hangat terenak disini."
Herin menghentikan langkahnya yang tentu saja juga membuat langkah Jaemin terhenti. "Mataharinya terbenam!" Celetuknya sambil menunjuk ke arah cahaya matahari yang mulai memudar dan menghilang ke arah barat.
"Memasuki akhir musim gugur di Bern memang selalu terjadi penurunan panjang hari." Jaemin berkata dan menunjuk jam yang melingkari pergelangan tangannya.
Herin sedikit terkejut melihat jika waktu masih menunjukkan pukul lima sore, namun matahari sudah benar-benar tenggelam dan membuat suhu menurun dan cuaca berubah menjadi berkabut padahal beberapa jam sebelumnya tadi cuaca cukup cerah dan berawan.
"Sepertinya akan turun hujan. Kita harus segera mencari tempat untuk berteduh." Ujar Jaemin yang sudah lebih berpengalaman memprediksi cuaca di ibukota negara Swiss yang menjadi tempat tinggal saudari perempuannya, Seohyun dan keluarga kecilnya. "Herin, ayo!" Sentaknya pada Herin yang entah mengapa tiba-tiba melamun.
Seakan-akan semua orang yang sedang berlalu lalang juga mengetahui jika hujan akan turun, mereka tampak mempercepat langkah dan beberapa bahkan sudah masuk ke dalam cafè, kedai dan restoran yang tersebar di sepanjang jalan. Benar saja, dalam hitungan menit, Herin mulai merasakan titik air yang menjatuhi kepalanya.
"Gerimis." Herin melepaskan pelukannya di lengan Jaemin dan menengadahkan kedua telapak tangannya ke langit. "Rasanya sudah lama sekali aku tidak melihat hujan." Ujarnya dengan bersemangat yang justru ditanggapi Jaemin dengan dengusan.
"Herin!" Jaemin berseru panik dan menarik Herin ke pelukannya saat wanita itu melangkah tanpa memperhatikan sekitarnya dan nyaris tertabrak oleh seseorang yang berlari kencang melawan arah.
Herin tersentak dan mencengkeram erat lipatan coat yang dikenakan Jaemin. Seruan panik dan sentakan kuat yang baru saja dilakukan Jaemin membuat jantungnya berdegup kencang.
"Herin?"
"Herin...."
"Hey...?"
Jaemin menangkup wajah Herin dengan kedua telapak tangannya, merasa sangat khawatir karena Herin tidak merespon panggilannya. "Herin, kau kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Definitely Yours
Fanfiction[ #THESIBLINGS - AFTER STORY 5 ] 《《 Choi Jaemin - Kim Lami 》》 Choi Jaemin adalah anak bungsu dari keluarga Choi. Ia adalah satu-satunya anak dari keluarga Choi yang sangat jarang terekspose oleh media karena kehidupannya yang sangat tertutup dan sif...