Chap 40 - Curiosity (2)

1.1K 119 209
                                    

- Definitely Yours -

Jaemin dan Lami memasuki lobi rumah sakit Seoul bersamaan. Tujuan mereka adalah gedung Paviliun rumah sakit yang berada tepat di belakang gedung utama rumah sakit. Jaemin mengikuti Lami yang berjalan beberapa langkah di depannya sambil membawa sebuah kotak hadiah berwarna merah muda dengan ukuran yang cukup besar.

"Kamar 101?" Lami menghentikan langkahnya di depan kamar perawatan VVIP nomor 101.

Jaemin mengangguk. "Ya, 101."

Lami pun mengetuk pintu kamar perawatan itu. Tak lama kemudian pintu terbuka dan sosok Lee Jeno muncul dengan wajah cerah.

"Lami, Jaemin. Masuklah." Jeno menggeser posisinya, membiarkan Lami dan Jaemin masuk.

"Hina eonni." Lami segera menghampiri Nakamura Hina yang duduk di ranjang perawatannya dengan wajah cerah dan ceria. "Eonni, selamat!" Ujarnya memberikan ucapan selamat para Hina yang tiga hari lalu melahirkan anak pertamanya dan Lee Jeno.

"Terimakasih, Lami. Aku senang sekali melihatmu dan Jaemin." Tanggap Hina sambil membalas pelukan Lami.

Setelah pelukan hangat itu, Lami menggeser posisinya, berpindah ke samping Jeno dan mengucapkan selamat pada pria itu karena telah menjadi seorang ayah. Jaemin berganti menghampiri Hina, memberikan ucapan selamat dan memeluknya singkat.

"Selamat, Hina. Kau benar-benar wanita pemberani karena bersedia melahirkan anak dari Lee Jeno." Kata Jaemin yang tentu saja mengundang tawa Hina dan umpatan kekesalan dari Jeno.

"Terimakasih, Jaemin." Tanggap Hina setelah berhasil mengendalikan tawanya.

"Choi Jaemin, kau benar-benar hanya membeli hadiah ini untuk bayiku?" Tanya Jeno yang sudah duduk di sofa dan membuka kotak hadiah yang dibawa Jaemin tadi.

Hina memutar bola matanya dengan jengah melihat tingkah suaminya itu sementara Jaemin hanya mendengus pelan.

"Aku sudah meminta Jungyeon mengirim hadiah lainnya langsung ke rumah keluarga Lee. Hadiah untuk bayi kalian, dan juga hadiah untuk kalian." Tanggap Jaemin ringan.

"Good boy." Puji Jeno.

Lami menggelengkan kepalanya saat mengingat berapa banyak hadiah yang dikirim Jaemin ke rumah keluarga Lee. Kekasihnya itu benar-benar gila, ia yakin Jeno dan Hina pasti akan mengumpati Jaemin saat melihat berapa banyak dan berapa totol nilai hadiah yang dikirim Jaemin tadi.

"Eonni, dimana bayi kalian?" Tanya Lami.

"Sebentar lagi perawat pasti akan membawanya kesini karena sudah hampir waktunya aku menyusuinya." Jawab Hina.

"Aku ingin sekali melihatnya. Dia pasti sangat cantik dan menggemaskan." Lami menghentak-hentakkan kakinya karena tidak sabar untuk melihat bayi Jeno dan Hina.

"Kau dan Jaemin juga harus segera menikah dan memiliki anak kalian sendiri." Hina menyindir secara halus.

Wajah Lami seketika mendatar. Ia sama sekali tidak pernah memikirkan tentang pernikahan, apalagi hubungannya dan Jaemin juga masih berusia satu bulan.

"Lami tidak akan hamil sebelum berusia dua puluh lima tahun. Dia masih sangat muda. Ada banyak hal yang harus dicapainya, terutama dalam karirnya." Ujar Jaemin menanggapi ucapan Hina.

"Ayolah, itu pemikiran lama. Wanita bisa tetap berkarir meskipun memiliki anak. Lagipula anak bukan penghambat karir." Celetuk Jeno yang tidak sependapat dengan perkataan Jaemin.

"Lami masih sangat muda, Jeno." Tanggap Jaemin ringan sambil duduk di sofa dan memainkan ponselnya. "Jangan membuatnya memikirkan hal-hal yang tidak penting." Imbuhnya lagi.

Definitely YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang