Chap 39 - Curiosity

926 111 211
                                    

- Definitely Yours -

Lami dan tim redaksi keluar dari kantor menjelang tengah malam setelah menyelesaikan deadline majalah. Pemred Jung Sungchan pergi lebih dulu untuk menyerahkan draft majalah ke percetakan karena besok pagi majalah harus sudah diterbitkan. Kepala Editor Min dan tim reporter termasuk Lami memilih pulang, sementara tim desain dan editing pergi untuk minum-minum.

"Lami kau yakin tidak ingin pulang bersamaku?" Tanya Editor Min untuk kesekian kalinya mengingat waktu sudah menunjukkan tengah malam dan semua pegawai juga sudah pulang satu per satu.

"Tidak perlu, Editor Min. Ada yang sudah menjemputku." Lami pun menjawab pertanyaan itu dengan jawaban yang sama seperti sebelumnya. "Ah, itu dia..." ujarnya saat melihat mobil Jaemin memasuki area kantor.

Editoe Min mengikuti arah pandang Lami. "Syukurlah. Kalau begitu aku akan pulang lebih dulu." Ujarnya sambil bergegas masuk ke dalam mobilnya sendiri dan melajukannya meninggalkan kantor.

Jaemin menghentikan mobilnya tepat di depan Lami. Ia segera membuka pintu dan keluar untuk menghampiri Lami dan memeluknya. "Bagaimana harimu?"

"Sibuk sekali. Lelah sekali." Jawab Lami jujur. Ia membalas pelukan hangat Jaemin dengan erat. "Aku juga kelaparan." Rengeknya dengan nada manja.

Jaemin segera melepas pelukan itu dan menatap Lami dengan tajam. "Kau belum makan malam?"

Lami menggelengkan kepalanya. "Hari ini deadline. Seluruh tim redaksi bahkan tidak memiliki waktu untuk sekedar ke kamar mandi." Ujarnya beralasan.

Jaemin berdecak kesal dan segera menarik Lami, membuka pintu mobil bagian penumpang dan mendorongnya masuk. Ia sendiri lalu bergegas masuk dan melajukan mobilnya meninggalkan kantor.

"Aku tidak suka kau melewatkan jam makanmu, Kim Lami." Kata Jaemin tanpa melepaskan pandangannya dari jalan raya yang masih cukup ramai meskipun sudah tengah malam.

Lami mengerucutkan bibirnya seketika dan bersedekap dada, menyesal karena mengeluh kelaparan pada Jaemin. "Hanya hari ini saja aku terlambat makan malam." Gumamnya pelan.

Jaemin memutar bola matanya dengan jengah. "Malam ini kau menginap di apartemen. Aku sudah meminta ijin pada ahjussi."

Lami membulatkan matanya seketika. "Menginap di apartemen?"

Jaemin mengangguk.

"Memangnya kenapa?" Tanya Lami.

"Ada yang ingin kubicarakan denganmu." Jawab Jaemin.

"Apa?"

"Tunggu sampai aku memberi makan perutmu."

Lami semakin mengerucutkan bibirnya dan mengalihkan pandangannya ke luar. Hingga mobil Jaemin memasuki basement gedung apartemen, pasangan baru itu tetap saling mendiamkan. Lami keluar dari mobil dan melangkah ke lift lebih dulu namun tetap harus menunggu Jaemin yang melangkah lebih santai di belakangnya karena seingatnya selain memasukkan kode akses harus ada sidik jari Jaemin untuk bisa mengakses lift. Lami menggerutu dalam hati, jika hanya kode akses saja, ia pasti akan meninggalkan Jaemin dan naik ke apartemen pria itu lebih dulu.

"Kenapa?" Tanya Jaemin begitu ia sudah berada di dalam lift, berdiri disamping Lami.

"Sidik jari." Jawab Lami ketus.

"Sidik jarimu sudah terdaftar." Tanggap Jaemin sambil memainkan ponselnya tanpa memedulikan tatapan keheranan Lami.

Dengan segala kebingungannya, Lami mencoba mengakses lift dan ternyata berhasil. Lift menutup dan perlahan naik ke lantai dimana apartemen Jaemin berada. Lami mendengus kesal dan tanpa aba-aba menghantam perut Jaemin dengan tinjuan tangannya.

Definitely YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang