Definitely Yours

Chap 41 - Accepted

- Definitely Yours -

Jaemin dan Lami kembali ke balkon lantai dua Villa keluarga Choi setelah satu jam yang lalu mereka merayakan pergantian tahun bersama-sama dengan keluarga. Setelah satu per satu anggota keluarga berpamitan untuk istirahat, akhirnya mereka memiliki waktu untuk bicara berdua. Lami duduk di salah satu kursi rotan yang ada di balkon sementara Jaemin berdiri menyandar di pagar besi pembatas.

Jaemin menatap Lami lekat, mencoba mengukur reaksi gadis itu setelah ia menyelesaikan ceritanya. Ia sedikit khawatir saat Lami sama sekali tidak bereaksi dan bahkan sama sekali tidak menyela sepanjang ia menceritakan masa lalunya dimana itu termasuk percobaan bunuh diri yang dilakukannya di Bali hingga kehamilan dan keguguran yang dialami Herin.

"Ternyata menceritakan hal ini padamu jauh lebih mudah daripada yang kupikirkan." Kata Jaemin setelah beberapa saat terjadi keheningan diantara mereka. "Aku baru saja menceritakan segala keterpurukan dan kekacauan yang pernah terjadi dalam hidupku, tapi anehnya aku justru merasa lebih tenang setelah kau mengetahui semuanya." Imbuhnya lagi, namun kali ini sambil berbalik untuk memunggungi Lami.

Mendengar perkataan Jaemin membuat Lami tersenyum kecil. Ia menatap punggung lebar Jaemin yang terbalut kemeja putih yang dilapisi sweater navy. Jaemin terlihat sangat tampan mengenakan pakaian casual seperti itu mengingat selama ini pria itu hampir selalu mengenakan setelan kerja.

"Satu hal lagi, yang mungkin bisa membuatmu salah paham." Kata Jaemin masih sambil memunggungi Lami. "Tentang reaksiku kemarin, saat kita melewati jalanan dimana Somi mengalami kecelakaan. Reaksiku kemarin bukan karena aku masih memikirkan Somi namun lebih pada ketakutanku jika terjadi sesuatu padamu. Bagaimanapun juga jalanan itu pernah merenggut seseorang yang berarti untukku."

Lami beranjak dari kursinya dan melangkah pelan menghampiri Jaemin. Tanpa banyak bicara ia memeluk Jaemin dengan hangat dan menyandarkan kepalanya di punggung pria itu. "Aku tidak bisa membayangkan bagaimana kesulitanmu selama ini, Jaemin oppa. Pasti sangat berat sekali."

"Aku bersyukur sekali karena mendengarkan saran dari Kyuhyun oppa untuk bertanya langsung padamu alih-alih bertanya pada orang lain. Cerita ini adalah milikmu. Kau bisa saja menyimpannya untuk dirimu sendiri, tetapi kau bersedia membaginya denganku. Terimakasih, Jaemin oppa."

Lami menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan sebelum kemudian melanjutkan kata-katanya. "Dengan begini aku juga berharap bisa lebih memahami bagaimana perasaanmu yang sebenarnya. Meskipun mungkin aku masih sangat kekanakan, tetapi di masa depan aku ingin kau bisa dengan nyaman membagi semua masalah dan kesulitanmu denganku. Jadi kau tidak harus terbebani sendiri."

Jaemin terdiam mendengar perkataan Lami yang entah bagaimana bisa menembus ke hatinya, membuatnya merasakan kehangatan dan kelegaan disekujur tubuhnya. Kim Lami benar-benar gadis yang tidak terduga. Ia pikir, Lami akan kecewa atau bahkan marah padanya setelah mengetahui semuanya, namun gadis itu justru menghampirinya dan memeluknya seperti ini.

"Terimakasih untuk pengertianmu, Lami." Jaemin bergumam sambil mengusap lembut kedua tangan Lami yang melingkari perutnya.

Lami lalu melepaskan pelukannya pada Jaemin dan mengambil satu langkah ke belakang. Entah mengapa mendengar ucapan terimakasih dari Jaemin membuatnya merasa malu. Sementara Jaemin bergegas berbalik dan menarik Lami ke dalam pelukannya saat merasakan gadis itu melepaskan pelukannya.

.

.

.

Seluruh keluarga sedang berkumpul untuk makan siang di halaman belakang Villa saat Jaemin dan Lami bergabung dengan mereka. Jaemin menghampiri Minho dan Siwon yang menatapnya jahil sementara Lami menghampiri Taeyeon yang tampak kesulitan membawa tiga piring besar berisi makanan.