Ceklek
Joshep menutup pintu itu dengan perlahan takut menimbulkan suara. Kakinya melangkah dengan gontai. Ia duduk di tepian ranjang. Melihat kejadian barusan membuat kepalanya pusing. Nafasnya memburu namun terasa sesak.
"Jadi malam itu... Om denger semuanya," gumam Josh sambil memijit pangkal hidungnya pelan, kepalanya terasa berdenyut.
"A-apa karena itu dia jauhin Ara? Nggak nggak, ini gak mungkin."
Joshep memejamkan matanya. Ia ingin membuang jauh-jauh pikiran yang tidak masuk akal untuknya. Tidak mungkin jika Billy melakukan ini untuknya. Tidak mungkin jika semua sikap jahat Billy pada Aurora selama ini hanya karena Billy tahu jika Ia menyukai gadis itu.
"Kakak sering perhatiin mereka. Hubungan mereka baik-baik aja. Kakak juga sering liat mereka saling perhatian satu sama lain. Kakak udah lama kenal dia. Billy. Billy belum pernah senyum ke orang yang baru dia kenal, kayak dia senyum ke Ara. Tatapannya beda ke Ara. Kakak kira mereka saling suka."
Perkataan Jessica pada malam itu sekilas menggema di telinganya. Perlahan kedua tanyannya meremas rambutnya. Kepalanya sakit. Fisiknya terlalu lelah hari ini. Begitupun hatinya.
"A-pa Om beneran suka Ara?" Jika itu benar terjadi, tentu hatinya akan sangat terluka. Semua penderitaan Aurora ternyata di sebabkan olehnya. Rasa sayang Billy yang begitu besar membuatnya begitu egois untuk menjaga Joshep baik fisik maupun hatinya.
"Tapi aku ngelakuinnya, Bang. Aku udah ngelanggar janji aku sama Kak Annita. Aku harus apa, Bang?"
"Hei, lihat Abang. Kamu gak ngelanggar apapun. Dari dulu kamu selalu ngelindungin Josh. Billy, Abang juga gak mau kamu nyakitin diri kamu sendiri. Joshep udah cukup dewasa untuk menyelesaikan masalahnya, dia udah cukup dewasa untuk sembuh dari rasa sakit. Jangan menyalahkan diri sendiri, hm?"
Bayangan bagaimana Billy begitu rapuh itu kembali terputar di otaknya. Semakin ia memejamkan mata, semakin telihat jelas bagaimana wajah putus asa Billy yang menangis dipelukan ayahnya.
"Gue terobsesi sama lo!? Hah? Haha... yang bener aja? Lo gak punya hak sama sekali buat nentuin apa yang gue rasa karena cuma gue yang tau. Dan lo tenang aja, gue sama sekali gak minta jawaban apapun. Sekarang gue mikir, kenapa gue bisa suka orang kayak lo!!"
"Gue emang mau lo, tapi ternyata gue gak butuh lo. Karena itu sampai kapanpun kita gak bakalan bareng karena Tuhan ngasih apa yang kita butuh, bukan apa yang kita mau."
Setelah sedikit mengingat kejadian itu Joshep baru sadar jika raut terluka yang tergambar di wajah Billy hari itu, walaupun Ia menutupi dengan wajah datarnya, tetap saja Billy tidak bisa membohongi Joshep. Namun Joshep tak terlalu ambil pusing karena Ia juga kesal dengan perlakukan Billy pada Aurora hari itu.
"A-apa apaan sih? Kenapa Om ngelakuin ini?"
"Keterlaluan? Terserah, yang jelas Om cuma mau yang terbaik buat kamu, Josh."
"Ck... Sialan!"
Joshep berdiri. Ia menatap sebuah foto yang terpajang di dinding itu. Foto dirinya dengan seorang wanita yang memeluknya dari belakang. Difoto itu terlihat jelas mereka sangat bahagia.
"Aku harus apa, Ma?" Ia mencoba untuk tidak menangis. Ia sudah lelah. Tapi itu sia-sia. Tangis itu tak terbendung lagi, justru terdengar semakin pilu.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Om Jadian Yuk!
Teen FictionNamanya Aurora, Aurora Esther. Gadis 18 th yang suka sama Om sahabatnya yang keren abis.. Billy Wesphal. Siapa yang bisa menolak pesona pria tampan itu? Tidak satupun, termasuk Aurora. Aurora melupakan satu hal bahwa, ia juga tampak sempurna di mata...