"Sebelum itu foto dulu, yuk. Buat kenang-kenangan," ujar pria berbadan besar itu pada Aron dan Kezie.
Aron mengangguk setuju lalu memberikan ponselnya pada pria itu. Kezie hanya menurut saja dan berdiri di samping Aron. Ia melirik ke atas melihat baling-baling helikopter itu mulai berputar perlahan di atas kepalanya.
"Aron!" Kaget Kezie reflek memegang lengan kiri Aron karena suara mesin tiba-tiba semakin keras dan baling-baling helikopter mulai berputar lebih cepat.
"Hei, gapapa. Liat aku," ujar Aron yang tersenyum lembut pada Kezie sambil mengelus lengan gadis itu.
"Bagus banget! Kalian yang tatap-tatapan saya yang baper loh. Mas Aron pinter banget cari pacar," ujar pria itu seketika membuat Kezie dan Aron menjaga jarak.
Aron mengulurkan tangannya pada Kezie yang masih tampak ragu untuk naik. Ia kembali tersenyum berharap dapat sedikit mengurangi kekhawatiran gadis itu.
"Percaya sama aku," ujar Aron membuat Kezie menerima uluran tangan itu lalu duduk di kursi samping kursi pilot.
"Ini gimana?" Tanya Kezie yang bingung cara memasang sabuk pengamannya.
"Sini aku bantu."
Setelah mengaitkan sabuk pengaman Kezie, Aron juga membantu memasangkan headphone yang disediakan.
"Udah, kan? Siap?" Tanya Aron yang sudah siap untuk menerbangkan helikopter itu.
"Ron, ini beneran aman kan?"
"Iya, janji."
Aron mulai menerbangkan helikopter itu dengan perlahan. Awalnya Kezie merasa tegang saat helikopter itu mulai terbang di udara. Apalagi Kezie merasa helikopter itu miring setiap Aron memutar arahnya.
"Udah mendingan, kan? Coba liat ke bawah."
Kezie yang awalnya hanya menjadi patung sambil menatap lurus ke depan pun akhirnya memberanikan diri untuk melihat ke bawah.
"Wah."
Kezie merasa takjub dengan pemandangan dari atas sana. Terlihat lebih dekat dari pada di lihat dari atas pesawat. Sudah satu setengah jam mereka berada di atas sana. Aron juga membawa Kezie ke laut. Saat berada di tengah Aron dengan sengaja menurunkan helikopternya hampir menyentuh permukaan laut hingga membuat Kezie teriak panik.
"Aron, naik gak!"
"Mau pegang air laut gak?"
"Gak mau! Naik, Aron! Ntar tiba-tiba ada Megalodon gimana!?" Tanya Kezie membuat Aron tertawa. Mana mungkin hiu yang sudah dinyatakan punah berabad-abad itu ada.
"Balik sekarang?" Tanya Aron yang diangguki Kezie. Perutnya juga sudah mulai lapar sekarang.
Saat perjalanan kembali ke gedung tadi, Aron menyambungkan headphone mereka dengan bluetooth untuk menghidupkan musik. Ia memutar lagu NAIF - Karena Kamu Cuma Satu.
"Dari semua pria aku yang juara."
Kezie tertawa mendengar nyanyian Aron yang jelas sekali menggambarkan perasaannya sekarang. Aron terus saja menggoda Kezie dan bertingkah konyol yang membuat keduanya tertawa. Jika diingat-ingat mungkin sudah sangat lama Kezie bisa tertawa selepas ini bersama orang lain selain keluarganya serta Joshep dan Aurora.
***
Aurora baru saja memasuki gerbang Soshi University. Billy menyempatkan diri untuk mengantar Aurora ke kampus siang ini. Ia meninggalkan Jessica yang memakinya karena harus menghandle pekerjaan untuk dua jam ke depan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Om Jadian Yuk!
Fiksi RemajaNamanya Aurora, Aurora Esther. Gadis 18 th yang suka sama Om sahabatnya yang keren abis.. Billy Wesphal. Siapa yang bisa menolak pesona pria tampan itu? Tidak satupun, termasuk Aurora. Aurora melupakan satu hal bahwa, ia juga tampak sempurna di mata...