Xena

231 19 3
                                    

"Lupain aja gue! Lupain ihh," ujar Aurora cemberut. Ia mengambil tempat di sebelah Kezie. Joshep tersenyum gemas melihat wajah cemberut Aurora. Ia senang melihat suasana hati gadis itu sudah mulai membaik.

"Salah siapa, lo lama amat. Jalan kayak kukang," ujar Kezie lalu menyeruput minumannya hingga tersisa setengah.

"Bukan gue yaa. Tuh... Pak Buncit lama banget kelasnya. Astaga, faktor umur kali. Lupa aja kalau jam udah habis, padahal masuknya sendiri telat. Pake acara sewot lagi," cerocos Aurora hingga tenggorokannya terasa kering.

Aurora mengambil minuman di depan Joshep, dengan tergesa meminumnya hingga habis. Bahkan mengeluarkan bunyi 'slurrt' di tetes terakhir dan 'aargh' setelahnya.

"Dih!! Itu minuman gue!! Pesen sendiri ya elaah," ujar Joshep membuat Aurora menatapnya tajam.

"Eh! Pelit amat lo!! Orang kaya juga. Kayak enggak pernah ngabisin minuman gue aja," ujar Aurora lalu menatap tajam Joshep yang langsung ciut.

"Yaudah, impas deh."

"Kelas siapa lo?" Tanya Kezie menghentikan perdebatan keduanya yang seketika membuatnya PANAS.

"Oo itu, siapa lagi kalau bukan Pak Burhan. Perut buncit, rambut di kepala udah tipis, di liat-liat jadi kayak batok kelapa, ya? Rambutnya ada dikit dikit doang hahaa." Aurora tertawa mengingat dosennya yang satu itu. Melihat itu kedua sahabatnya juga ikut tertawa.

"Astaga mulut lo pedes, Ra."

"Idih gila, kualat baru tau lo."

"Zie, suapin dong," ujar Aurora lalu membuka mulutnya untuk disuapi Kezie. Mengabaikan teguran dari kedua sahabatnya atas kejujurannya tentang Pak Burhan.

"Tangan lo masih utuh dua, manja banget sih lo." Kezie menatap datar Aurora tapi ia tetap menuruti keinginan Aurora untuk menyuapinya.

"Afha ha hang shalach, khueh umah intha lho huapen," ujar Aurora yang tidak jelas karena mulutnya penuh dengan makanan.

"Telen dulu, Ara." Tatapan Joshep yang khawatir Aurora tersedak hanya ditanggapi dengan senyuman manis oleh gadis blasteran itu.

"Waktu tuh lo kemana? Kok enggak jadi ke apartemen gue? Gue udah berubah jadi mermaid karna nunggu lo lama. Gue juga harus batalin janji mau keluar sama Krystal, tega banget lo," ujar Kezie kesal mengeluarkan uneg-unegnya sebelum menggigit burger yang baru datang itu.

"Hm... Itu... itu gue pergi ke kantor. Nemuin Kak Billy," ujar Aurora membuat Joshep dan Kezie menatapnya. Aurora tersenyum kepada kedua sahabatnya itu. Ia tidak ingin membuat mereka khawatir.

"Waktu itu gue ke rumah Josh dulu, makanya enggak jadi ke apartemen lo. Gue lagi berantakan dan rumah Josh paling deket, yaudah... trus gue juga lupa kabarin lo, maap hehe."

"Terus?" Tanya Kezie yang lagi-lagi menghela nafas mengetahui ternyata Aurora menemui Joshep malam itu. Hanya mereka berdua.

"Terus terus nabrak gubrak dehh," ujar Aurora sambil tertawa kecil membuat Joshep juga ikut tertawa sedangkan Kezie hanya memutar bola matanya malas.

"Kesel, ya? Canda, elaah... Tenang aja, gue gapapa kok. Dia udah buka mata gue yang buta, telinga gue yang tuli dan hati gue yang baperan tingkat dewa ini. Guenya aja yang kepedean kalau dia juga suka sama gue. Nyatanya cuma gue... sendiri. Lo bener, Josh." Aurora melirik Joshep yang tersenyum kecil, tampak sedikit di paksakan.

"Maksud lo?" Tanya Kezie lagi. Ia benar tidak mengerti, berbeda dengan Joshep yang sudah tau semuanya.

"Ntar malem gue nginep ya. Gue ceritain, sekarang lagi males. Mungkin emang gini adanya. Gue... gue berhenti," ujar Aurora tersenyum kecil.

Om Jadian Yuk!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang