Acara perayaan itu digelar di rumah megah salah satu CEO muda sukses yang terkenal dengan segala kesempurnaannya. Namanya Wanda Sabrina, wanita berparas cantik dengan kejeniusannya mendapatkan tanggung jawab sebagai CEO diusia muda.
"Kenapa baru dateng? Katanya gak bakal telat," sindir wanita itu dengan senyum mengejek. Pria yang disindir malah cengengesan menunjukan deretan giginya yang rapi. Beberapa kali pertemuan mereka membuat hubungan keduanya makin dekat. Apalagi setelah sahabat satu-satunya si pria sedikit menjaga jarak dengannya.
"Maap maap. Tadi ada perlu mendadak dulu. Ini juga belum mandi ke sininya," ujar pria itu jujur.
"Iih jorok banget, sih!" Wanda baru sadar dengan penampilan Billy setelah mendengar itu. Walau tetap tampan namun wajah itu tampak sedikit lelah, rambut tidak rapi, dan kemeja yang tampak sedikit kusut. Namun itu lah yang membuatnya tampak err... sexy.
"Gapapa, yang penting kan ganteng. Jangan suka, ya. Aku gak bisa bales soalnya," ujar Billy lalu tertawa kecil membuat Wanda tertawa lepas.
"Haha.. ya jelas lah. Kan udah kecantol dedek gemesh," ujarnya meledek Billy membuat pria itu seketika memasang wajah datarnya. Ia sangat sensitif untuk pembahasan yang satu ini.
Tiba-tiba perhatian Wanda tertuju pada dua orang yang baru saja memasuki ruangan yang besar itu. Melihat itu Billy juga menoleh dan menemukan bidadari berjalan dengan anggun bersama pawangnya di sana.
Matanya membesar menyadari siapa yang datang. Dua orang yang baru masuk dari pintu besar rumah Wanda sungguh mempesona, namun tatapan Billy hanya tertuju pada salah satu di antara dua gadis itu.
Setelah beberapa perdebatan yang terjadi, akhirnya Aurora dan Jessica memutuskan untuk pergi ke acara Wanda. Keduanya tampak anggun dan menakjubkan. Banyak pasang mata menatap mereka dengan tatapan kagum. Khususnya kaum manusia berjakun. Jika di lihat-lihat keduanya benar-benar mirip, hanya saja Jessica terlihat seperti sosok dewasa dari Aurora begitupun sebaliknya.
Mereka merasa Aurora asing untuk mereka, berbeda dengan Jessica yang sudah beberapa kali mereka temui karena dimana ada Billy disana akan ada Jessica.
'Apakah dia seorang pengusaha muda baru?' Begitulah yang ada di benak beberapa orang di sana. Memang pesta ini banya mengundang pengusaha-pengusaha dari perusahaan besar. Tentu tidak aneh jika mereka berfikiran Aurora juga merupakan seorang pengusaha muda baru karena belum pernah melihatnya.
"Kak... kita pulang aja yuk," bisik Aurora. Nyalinya menciut melihat banyak pasang mata menatap mereka berdua.Walaupun itu tatapan memuja, tapi tetap saja Aurora merasa risih.
"Eeh nggak nggak ya, enak aja. Udah capek-capek dua jam dandan, baru nyampe malah ngajak pulang. Kamu lupa apa yang Kakak bilang tadi?" Tegas Jessica membuat Aurora cemberut. Tindakannya justru malah membuat beberapa pasang mata menatapnya dengan gemas. Tanpa sadar ia membuat beberapa hati jadi berantakan.
"Kita harus pergi," ujar Jessica memecah keheningan di antara mereka. Terhitung baru setengah jam yang lalu mereka membahas ini dan Jessica kembali mengulangnya. Padahal tadi Aurora sudah menolak dengan keras ajakan itu.
"Ha!? K-kayaknya Kakak gak ngerti deh, aku sama-"
"Kakak tuh ngerti, ngerti banget malah. Karena itu, kita harus hajar mereka berdua. Billy bakalan nyesel buat apa yang udah dia lakuin ke kamu, Ra!" ujar Jessica memotong perkataan Aurora dengan menggebu-gebu.
Yap... Aurora sudah menceritakan semua pada Jessica tanpa terkecuali. Kali ini Aurora bercerita normal tanpa emosi seperti sebelumnya dengan tangisan, teriakan, kekesalan, dan kekecewaan. Sepertinya gadis itu sudah mulai menerima apa yang terjadi antara mereka. Tentu saja hal itu membuat kepala Jessica berasap, ia benar-benar merasa kesal mendengar perlakuan Billy pada Aurora.

KAMU SEDANG MEMBACA
Om Jadian Yuk!
Fiksi RemajaNamanya Aurora, Aurora Esther. Gadis 18 th yang suka sama Om sahabatnya yang keren abis.. Billy Wesphal. Siapa yang bisa menolak pesona pria tampan itu? Tidak satupun, termasuk Aurora. Aurora melupakan satu hal bahwa, ia juga tampak sempurna di mata...