It's Hurt

373 24 4
                                        

"A-apa? Kami ngapain? Gak ngapa-ngapain kok. Tadi Ara cuma bantu aku masak," ujar Billy terbata. Yang dia hadapi sekarang bukan hanya sahabatnya tapi juga kakak sepupu dari gadis yang ia yakin kini mulai mempunyai tempat tersendiri di hatinya.

"Aku... aku nyiapin mejanya dulu, Kak." Aurora lalu buru-buru pergi meninggalkan Billy dan Jessica.

"Ng-ngapain kamu!? Ngeliatinnya gitu banget. Suka, hah!?" Tanya Billy lalu mulai menata makanan yang ia buat ke piring. Saking gugupnya karena merasakan tatapan Jessica, piring yang berisi makanan itu malah belepotan.

"Kamu pikir aku gak liat apa yang kalian lakuin tadi?" Tanya Jessica dengan senyuman menyebalkannya itu menghentikan sejenak pergerakan tangan Billy yang sedang membersikan tepian piring yang belepotan.

!!

"Lihat apa?" Tanya Billy pelan, nyalinya benar-benar ciut sekarang.

"Ya kamu sama Ara lah, emang siapa lagi yang ada disini? Ngapain tadi, hah? Masaknya pake jiwa yang berbunga-bunga. Tatap-tatapannya gitu banget lagi." Jessica mendekat dengan senyuman menggoda yang membuat Billy mundur selangkah.

"Eh!! Mulutnya biasa aja ya. Aku cuma... cuma bantu dia. Ayolah, jangan mikir macem-macem, Jess." Billy berusaha agar suaranya terdengar biasa saja.

"Gimana gak mikir macem-macem? Orang tadi kalian tatap-tatapan mesra gitu." Kali ini Billy dapat merasakan wajahnya memanas. Tenggorokannya terasa kering hingga ia berulang kali menelan ludah.

"Mesra mesra pala Azka pitak, hah!"

"Lagi pula... kalau kamu sama Ara ada... ehm, kalau kalian ada hubungan special pun itu gak masalah loh," lanjut Jessica.

"A-apaan deh!" Kesal Billy yang masih berusaha bersikap tenang padahal dalam hati jedag jedug serr~

"Yaa gimana yaaa. Ara kan udah gede juga, dia bisa nentuin pilihannya sendiri. Dan kamu juga udah tua. Kamu tau yang terbaik," ujar Jessica dengan senyuman menjengkelkannya. Menggoda Billy benar-benar menyenangkan. Apalagi ia sangat jarang bisa melihat ekspresi malu-malu yang Billy tunjukan sekarang.

"Kamu ngomong apa sih, Jess!? Kami gak ada hubungan seperti yang kamu kira! Dan jangan ngatain aku tua!!" Billy mengatakannya dengan sedikit keras. Ia bukan marah pada Jessica. Rasa malu, canggung, dan senangnya bercampur menjadi satu membuatnya begitu.

"Mulai sekarang yang sopan ya sama aku. Gimana pun juga aku ini kakaknya Ara loh," ujar Jessica lalu mengedipkan sebelah matanya pada Billy dan berlalu begitu saja.

"Oo ya satu lagi. Kamu angkat semua makanan ini ke meja yah. Aku mau bangunin yang lain," ujar Jessica tanpa menghentikan langkahnya. Seenaknya menyuruh seperti itu membuat Billy yang tadinya menciut sekarang malah menatapnya kesal hingga mengeluarkan kata-kata mutiara.

"Nenek lampir kolor ijo!!"

Meskipun sambil menggerutu Billy tetap mengangkat semua sendiri. Billy bahkan tidak tau mengapa ia bertambah kesal saat tidak menemukan Aurora di meja makan, namun ia mencoba tidak terlalu memikirkannya. Billy menata makanan di meja makan hingga meja tersebut penuh.

Tak lama kemudian Billy melihat Aurora menuruni tangga. Gadis itu sepertinya baru saja selesai mandi, bisa di lihat dari bajunya yang sudah ganti dan wajahnya yang terlihat lebih segar. Sejenak lagi-lagi Billy sempat terhipnotis dengan aura yang Aurora pancarkan, namun itu tak bertahan lama setelah melihat Jessica dan Azka berjalan beriringan menuruni tangga, disusul dengan Joshep dan Kezie di belakang mereka.

Billy melihat seringai itu. Seringai menyebalkan yang Jessica tunjukan padanya. Setelah perseteruan Billy dan Jessica, semuanya berjalan baik. Tapi itu hanya berlaku untuk Jessica, tidak dengan Billy. Jessica malah sengaja menyindir dan menggoda Billy dan Aurora di depan yang lain.

Om Jadian Yuk!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang