Baru saja Billy akan menjawab, ia teringat jika mobil tadi hampir menabraknya dan Joshep. Billy segera bangkit, menyingkirkan gadis itu sedikit kasar. Ia berlari kearah Joshep yang terbaring beberapa meter darinya.
"Josh! Josh!!"
"Gapapa, Josh? Ada yang luka?" Tanya Billy terlihat panik. Jelas sekali jika Ia sangat khawatir dengan keponakan kesayangannya itu.
"Gapapa, Om." Billy segera membantu Joshep untuk berdiri dan membersihkan pakaiannya yang kotor.
"Eh!! Tangan Kakak berdarah," ujar Aurora yang entah kapan sudah berada di antara keduanya. Yap, tadi Aurora dan Joshep sedang jalan-jalan. Tidak sengaja Joshep yang sedang menunggu Aurora pamit ke toilet melihat Billy.
"Kamu apa-apaan sih!?"
Billy menyentak tangan Aurora ketika ia memegang lengan Billy untuk melihat lukanya. Bukan hanya Aurora, Joshep pun terkejut melihat Aurora mendapat perlakuan seperti itu dari Billy
"..."
"Apa... apa aku pantas dapet perlakuan kayak gini?" Lirih Aurora dengan suara yang bergetar.
Sebenarnya bukan itu maksud Billy. Saat ia dan Joshep berhadapan dengan maut, Aurora lebih memilih menolongnya. Billy hanya terlalu takut kehilangan Joshep. Joshep satu-satunya harta paling berharga yang ditinggalkan Annita. Ia tidak akan bisa memaafkan dirinya sendiri jika terjadi sesuatu pada Joshep.
"Aku sama sekali gak harapin bantuan kamu! Kenapa kamu malah nyelamatin aku, bukan Joshep!?" Bentak Billy sambil menatap Aurora tajam dengan nafas memburu.
Mata Aurora yang berkaca-kaca menahan air mata itu untuk jatuh dari tadi akhirnya tidak dapat terbendung lagi, wajahnya juga memerah mendengar bentakan demi bentakan yang ia terima dari Billy.
"Gue juga gak tau apa yang ngerasukin otak gue! Gue gak tau kenapa kaki gue ngelangkah gitu aja nolongin lo bukannya Josh yang lebih berharga dari pada lo! Gue gak tau kenapa gue masih aja nolongin lo walaupun lo nyakitin gue berkali-kali!"
Billy tampak terkejut dengan teriakan Aurora. Hatinya sakit mendengar Aurora meneriakinya dengan sebutan 'Lo'
"Gue cuma tau kalau gue itu suka sama lo! Gue suka sama lo layaknya seorang perempuan bego suka sama laki-laki brengsek! Puas lo?!" Teriak Aurora dengan nafas terengah-engah.
Billy dan Joshep mematung mendengarnya. Ini yang ditakutkan Billy, saat Aurora mengatakan sesuatu yang membuat semuanya semakin rumit. Saat Aurora mengakui sesuatu yang membuat Billy semakin sulit untuk melepasnya.
"K-kamu bilang apa?" Tanya Billy tergagap mencuri pandang ke arah Joshep yang menatap nanar Aurora. Disatu sisi ia senang mendengar ungkapan Aurora, namun disisi lain ia merasa sedih dan takut.
"Lo mau bilang gue bego, kan!? Tapi itu kenyataannya, gue suka sama lo!" Suara Aurora tidak sekeras tadi namun tetap ada penekanan disana.
"Ka-amu... kamu gak ngerti, Ara! Hentikan semua obsesi kamu!" Suara Billy yang masih terdengar keras membuat Aurora menatapnya tidak percaya. Gadis itu menggeleng beberapa kali mencoba menyadarkannya jika ini nyata.
"Gue terobsesi sama lo!? Hah? Haha yang bener aja? Lo gak punya hak sama sekali buat nentuin apa yang gue rasa karena cuma gue yang tau. Dan lo tenang aja, gue sama sekali gak minta jawaban apapun. Sekarang gue mikir, kenapa gue bisa suka orang kayak lo!!"
Bukan hanya Aurora namun Billy juga benar-benar terluka mendengar gadis yang ia suka menyesali perasaannya sendiri. Berteriak menyuarakan rasa sakit yang di sebabkan olehnya.
"Gue emang mau lo, tapi ternyata gue gak butuh lo. Karena itu sampai kapanpun kita gak bakalan bisa bareng karena Tuhan ngasih apa yang kita butuh, bukan apa yang kita mau." Kedua tangan Billy mengepal giginya terkatup rapat. Sungguh ia tidak ingin melihat Aurora yang lagi-lagi menangis karenanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Om Jadian Yuk!
Teen FictionNamanya Aurora, Aurora Esther. Gadis 18 th yang suka sama Om sahabatnya yang keren abis.. Billy Wesphal. Siapa yang bisa menolak pesona pria tampan itu? Tidak satupun, termasuk Aurora. Aurora melupakan satu hal bahwa, ia juga tampak sempurna di mata...