Kedatangan Gaby

15 1 0
                                        


Sesuai dengan janjinya kemarin, Billy sekarang sedang menunggu Aurora di depan apartemen Jessica, Bubble Gum Resident. Ia sudah mengirimkan pesan dan gadis itu membalas akan turun sebentar lagi.

Billy mengusap wajahnya untuk ke lima kali dalam waktu lima menit, lalu meneguk kopinya hingga tersisa setengah. Tadi Billy menyempatkan ke cafe Coffe Lovey untuk membeli kopi. Sekarang ia sedikit mengantuk karena sulit tidur tadi malam. Kali ini bukan pekerjaan yang menjadi alasannya. Namun perkataan Aurora kemarin yang menyinggung kata resmi membuatnya kepikiran.

Banyak pertanyaan yang berputar di kepalanya. Apa sekarang waktunya? Apa ia harus menyatakan perasaannya pada Aurora? Bagaimana jika ditolak? Kalau diterima pun, apa gak masalah kalau pacaran dengan Aurora?

"Mau pacaran sama Ara!!" Teriak Billy lalu meletakan dahinya pada setir mobil sambil menutup mata.

Tok tok

Billy tersentak mendengar ketukan kaca dan melihat Aurora berdiri di luar. Ia segera membuka kunci pintu dan membalas senyum Aurora saat gadis itu sudah duduk di sampingnya.

"Maaf gak bukain pintu," ujar Billy yang merasa tidak enak. Ia berfikir harusnya tadi menunggu di luar saja agar bisa membukakan pintu untuk Aurora.

"Gapapa kali, Kak." Aurora tersenyum meletakan tas di pangkuannya dan memasang sabuk pengaman. Dalam hati ia teriak senang menyadari kepekaan Billy pada hal kecil itu.

'Wangi banget, cantik juga. Selalu sih,' ujar Billy di dalam hati sambil menatap hangat Aurora. Aurora yang ditatap seperti itu kan jadi melenyot.

"T-tadi aku denger kayak suara Kakak dari luar. Tapi gak jelas," ujar Aurora membuat Billy gugup seketika. Senyum yang tadi merekah sambil memandang gadis itu tiba-tiba menghilang.

"B-bukan aku, tadi musiknya kekencengan. I-iya musik," ujar Billy membuat Aurora mengangguk.

"Oh iya, ini aku tadi beliin coklat panas buat kamu." Billy buru-buru menyerahkan coklat panas yang tadi ia belikan untuk Aurora untuk mengganti topik.

"Makasih, Kak. Oh dari Cafe Coffe Lovey, ya? Aku, Josh sama Kezie sering nongkrong di sana loh, Kak. Tempatnya nyaman." Aurora mengambil cup coklat panas yang disodorkan, menyeruputnya sedikit lalu melirik Billy yang juga menikmati kopinya.

"Pagi-pagi Kakak udah minum kopi. Tadi udah sarapan? Jangan keseringan, ntar perut Kakak jadi gak enak," ujar Aurora membuat Billy terdiam menatapnya lalu berkedip beberapa kali. Entah kenapa hatinya jadi menghangat mendapat perhatian kecil dari Aurora.

"E-eh maaf Kak, malah ceramah. Kebiasaan kalau bareng Kezie sama Josh jadi kebawa," ujar Aurora lalu tertawa canggung. Aurora takut jika Billy jadi berfikir ia cerewet dan sok mengatur. Namun Billy malah tersenyum lebar melihat raut wajah tidak enak gadis itu.

"Gapapa, Ara. Aku malah suka," ujar Billy yang memelankan kalimat terakhirnya.

"Gak terlalu sering kok. Kakak kamu berisik banget kalau aku lagi minum kopi. Aku juga udah pernah sama Jessie ke Cafe Coffe Lovey, baru satu kali sih. Seringnya take a way," lanjut Billy membuat Aurora tertawa karena ia tau bagaimana berisiknya Jessica soal hidup sehat.

"Dulu awalnya Josh suka ngajakin ke sana buat cari gebetan. Soalnya kami bertiga kan jomblo, nah di sana emang langganannya anak muda gitu, Kak. Baru buka juga kan soalnya, jadi rame deh." Mendengar apa yang dikatakan Aurora membuat Billy yang baru saja menjalankan mobil malah tidak sengaja menginjak rem.

"E-eh maaf. T-tadi ada kucing."

"Gak kena kan, Kak?" Tanya Aurora sambil berusaha melihat ke depan mobil takut jika kucing itu tertabrak mobil mereka. Walaupun ia bermusuhan dengan kucing tapi tetap saja kasihan.

Om Jadian Yuk!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang