"Beresin semuanya! Kita pergi sekarang, mereka udah tau tempat ini!"
"Baik, Boss!"
Para anak buah orang itu segera mengemasi barang-barang mereka. Orang itu mendekati Aurora yang tersenyum sinis padanya.
"Udah gue bilang, kan? Mereka pasti bakalan dateng," ujar Aurora membuat orang itu dengan cepat memakaikan kembali lakban untuk menutup mulut Aurora. Tidak ada waktu untuk berdebat kali ini. Mereka harus cepat meninggalkan tempat ini.
"Tinggalin mobil yang itu! Kita kasih mereka harapan kalau mereka bakalan nemuin kita di dalem!"
Sebelum benar-benar pergi orang itu meninggalkan sebuah catatan seperti biasa yang ia lakukan sebelumnya. Hal ini sangat menyenangkan baginya. Bukannya cemas keberadaan mereka di ketahui, orang itu malah merasa semakin bersemangat.
Aurora duduk di kursi belakang bersama dengan dua orang pengawal di samping kiri dan kanannya. Tangannya terikat dan mulutnya ditutup dengan lakban. Ia memberi isyarat kepada salah satu pria yang ada di sampingnya itu untuk menurunkan kaca mobil.
Awalnya pria itu tidak mau, namun Aurora mengeluarkan sebuah tempe goreng yang tadi sempat ia bawa karena mereka membawanya pergi saat Aurora baru akan memakan makanannya.
Pria itu menurunkan sedikit kaca mobil. Aurora mengeluarkan kedua tangannya yang terikat namun tidak dapat memperlihatkan ikatan itu dari luar karena sempit. Aurora membuang tempe goreng itu, namun sebelum memasukan kembali tangannya, Aurora memberikan isyarat tanda SOS. Ia berharap akan ada yang melihat dan membantunya.
***
Billy, Jessica dan Athaya kembali dengan tangan kosong. Mereka masih belum menemukan Aurora. Orang tua Aurora juga sudah sampai kemarin. Mengetahui mereka gagal membawa putrinya membuat Elsha pingsan untuk kesekian kalinya.
Duarte, ayah Aurora kini berada di kediaman Wesphal. Ia ingin ikut mengawasi setiap kemajuan dari kasus anaknya. Sedangkan Elsha sedang berada di rumah ditemani oleh keponakannya, Jessica.
Kini mereka sedang berkumpul di ruang khusus yang di sediakan Edy untuk membantu penyelidikan kasus Aurora. Mereka membicarakan petunjuk baru yang didapatkan Ozora.
"Kita dapat sesuatu yang penting, Boss. Saya sudah menginterogasi Elin, perempuan yang waktu itu dibayar seseorang untuk memberi pesan. Dia mengatakan hal yang benar. Saya sudah cek cctv dan menemukan video di mana orang itu membayar Elin," ujar Ozora lalu menunjukan rekaman cctv yang ia maksud.
"Memang orang yang di dalam taksi itu sangat hati-hati. Namun dia membuat satu kesalahan."
Mereka memperhatikan rekaman cctv itu dengan seksama. Dimana rekaman itu memperlihatkan taksi yang digunakan oleh orang itu melaju menjauhi Elin setelah mengulurkan uang.
"Saya tidak melihat sesuatu yang penting," ujar Duarte yang melihat itu hanya video biasa. Mereka bahkan tidak bisa melihat siapa orang yang ada di dalamnya.
"Dia membuang sesuatu," ujar Athaya membuat mereka kembali memperhatikan monitor. Benar saja orang di dalam taksi itu membuang sebuah botol minuman.
"Benar. Saya sudah mendapatkan botol minumannya. Kita bisa mengidentifikasi orang itu dengan melakukan uji DNA. Hanya saja kita membutuhkan ahli forensik," ujar Ozora.
"Kita bisa saja melakukannya. Hanya saja untuk mendatangkan alat dan tim dari Jepang itu akan memakan waktu," ujar Ozora membuat Athaya mengangguk setuju.
"Saya mengenal salah satu IRJEN (Inspektur Jendral Polisi). Kita bisa meminta bantuannya untuk menyelidiki orang itu tanpa harus membuka kasus dan diketahui publik," ujar Duarte.

KAMU SEDANG MEMBACA
Om Jadian Yuk!
Novela JuvenilNamanya Aurora, Aurora Esther. Gadis 18 th yang suka sama Om sahabatnya yang keren abis.. Billy Wesphal. Siapa yang bisa menolak pesona pria tampan itu? Tidak satupun, termasuk Aurora. Aurora melupakan satu hal bahwa, ia juga tampak sempurna di mata...