Bel sekolah sudah berbunyi semenjak 30 menit yang lalu, namun Jeno masih setia menunggu adik perempuannya di parkiran.
Sebenernya Eric yang bertugas pulang bareng Somi hari ini, hanya saja adik kembar laki-lakinya itu memohon agar Somi pulang bersama Jeno saja. karena Eric ada kerja kelompok mendadak dirumah Eunbin, teman sekelasnya yang terkenal galak.
Apalagi Eric udah sering nitip nama tanpa kerja setiap kerja kelompok makanya ketika pulang sekolah tadi, Eunbin langsung narik kerah seragam Eric untuk berangkat bareng kelompok dirumahnya.
Menit demi menit berlalu dan sekarang sudah sekitar 1 jam setengah semenjak bel berbunyi tapi Somi belum ada tanda keberadaanya. Somi juga tak membalas pesannya, tak mengangkat telponnya dan tak ada di kelasnya membuat Jeno kebingungan.
Mau ditinggal tapi kasihan nanti gimana pulangnya, tapi jujur Jeno lelah. Akhir-akhir ini tenaganya diforsir untuk beraktivitas lebih, mempersiapkan olimpiade dan lomba basket.
Jeno duduk diatas motor Scoopy nya dengan tertunduk lesu.
Ia ingin segera pulang menjalankan tugas wajibnya yaitu membantu sang mama, menyelesaikan tugas latihan kantor dari ayahnya dan tugas sekolahnya lalu beristirahat. Tubuhnya terasah tak enak dan kepalanya pusing.
Jeno benar-benar butuh istirahat, tidur dan .....
Penyemangat?.
"Loh kak Jeno kok masih disini!?" Suara lembut dengan nada kaget dari Ryujin membuat Jeno mendongakkan kepalanya.
Jeno tersenyum tipis melihat perempuan berambut pendek dihadapannya Ini, "nunggu Somi"
"Somi?! Loh tapi Somi udah balik setengah jam yang lalu bareng Alin"
"Udah pulang bareng guanlin??" Ucap Jeno tak menyangka.
Ia sedikit kesal namun untuk marah tak bisa karena Somi dan Eric memang tanggung jawabnya. Jeno harus mengalah dan memahami mereka.
"Kak Jeno sakit ya? Kok pucet?" Ryujin yang khawatir mendekat kearah Jeno dan menyentuh dahi pemuda itu.
"Anget, kayaknya kakak demam. Kakak ngerasa kedinginan nggak?"
Jeno mengangguk, mengiyakan.
Ryujin melepaskan cardigan berwarna pink yang agak kebesaran di tubuhnya kepada Jeno.
"Aku tau kak Jeno nggak suka banget sama warna pink tapi tolong dipake ya senggak nya biar kak Jeno nggak kedinginan trus makin masuk angin pas naik motor apalagi lengan seragam kakak kan pendek"
Jeno tersenyum melihat sodoran cardigan didepannya, diambil dan di pakainya.
Cardigan yang kebesaran itu menjadi pas ditubuh kekar Jeno, membuat Jeno mengulum senyum geli melihat pantulannya di spion.
Warna soft pink yang ia tak sukai sekarang justru melekat ditubuhnya.
"Makasih, kamu kok belum pulang?"
Ryujin yang tadi tersenyum lembut seketika merenggut teringat Hyunjin si dower kampret.
"Dilupain Hyunjin, dia lupa aku nebeng malah pulang bareng gebetannya. Kalau Abang aku kan lagi ngambek sama dia gara-gara tragedi merosot diturunkan lusa kemarin"
Jeno tersenyum melihat ekspresi kesal Ryujin, ia sudah mendengar kecelakaan kecil yang melibatkan sepedanya dari Haechan seperti apa.
"yaudah bareng kak Jeno aja yuk, deketan juga rumah kita" tawar Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
We (TELAH TERBIT)
Fiksi PenggemarMenjadi seseorang yang di tinggalkan memang menyakitkan tapi menjadi yang meninggalkan juga bukan hal yang menyenangkan. Ini cerita kami tentang kami orang-orang yang tak sempurna namun berusaha saling melengkapi. -------- (Semua gambar yang ada di...