"Saat itu aku tak perduli apapun yang kamu katakan, aku bahkan tak memberimu kesempatan untuk mengatakan. Harusnya walaupun hanya sekali aku memberimu waktu dan mendengarkan yang kamu sampaikan. Aku terlalu banyak memberimu luka dan membiarkan semua berlalu dimakan waktu, Aku yang salah namun bersikap seolah tak ada yang salah. Maaf tolong jangan pergi lagi"
-------------
"Diluar ada apa yah kok rame banget?"
Ryujin yang setengah mengantuk turun tangga menghampiri kedua orang tuanya. alisnya bertaut heran melihat ayah dan bundanya terdiam di dekat pintu masuk.
Setelah berhari-hari nggak bisa tidur dan nggak sempet buat tidur, akhirnya Ryujin bisa tidur cukup lama mana pules banget lagi kayak orang mati. Dia kebangun soalnya denger kayak teriakan dan suara mobil banyak banget.
tak lama password pintu terdengar ditekan dan muncul Taehyung dengan muka lebamnya.
"Widih pada ngumpul nih??" sapa Taehyung dengan senyuman canggung.
Jinyoung berbalik menatap putrinya, "nggak ada apa-apa kok."
Jisoo menangkup kedua pipi adiknya "kamu luka, duduk dulu kakak obatin".
Ryujin yang setengah sadar, seketika menjadi sadar menyadari wajah Taehyung lebam "Loh Om Tae kenapa?!"
"oooh..ini anu itu.." Taehyung melirik Jisoo meminta tolong memberi alasan yang logis.
"Berantem sama om Jimin, biasa kan mereka sering gitu." Jawab Jinyoung dengan nada tenang.
"Kebangetan om Jimin. Besok kalau ketemu aku gebukin balik" kesal Ryujin, ia lalu segera mengambil kotak P3K yang kebetulan ada didekatnya untuk diberikan ke Bundanya.
"Ryu, lusa kamu ada acara nggak? kalau ayah minta kosongin jadwal bisa?"
Ryujin mengrenyit mengingat-ingat, "emmm jalan sama Hyunjin sih, emang mau kemana yah?"
"ikut Ayah ke rumah Kakek sama Nenek ya, kita semua mau kesana."
"Ayah!"
"Kak!"
seolah tau kemana jalan pikiran Jinyoung, Jisoo dan Taehyung kompak memprotes tak setuju.
"Tante Rose pulang, nanti juga bakal ada eyang juga."
---------------
Ryujin masuk ke kamarnya dengan perasaan aneh, ia merasa pertemuan lusa bukanlah hal baik. ia gusar, bagaimana ia mengontrol ekspresinya nanti, sejujurnya ia sudah bertemu dengan Rose dan bahkan sering jalan bersama. ia menutup pintu dengan pelan dan menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang.
"Aduh mati, kata tante Jen kan nggak boleh deket tante Rose. gimana kalau ketahuan?"
"nggak-nggak, tante Rose kan juga minta dirahasikan. berarti gue kan nggak salah??"
Ryujin berguling dari yang tadi telentang menjadi tengkurap. ia mengambil handphonenya yang ada di dekat guling, membuka salah satu aplikasi.
ia mengscroll aplikasi tersebut, ia tersenyum melihat beberapa postingan yang lucu.
"Hah?? Kak Renjun jadian sama kak Shuhua?? wah besok minta pajak harus."
KAMU SEDANG MEMBACA
We (TELAH TERBIT)
Fiksi PenggemarMenjadi seseorang yang di tinggalkan memang menyakitkan tapi menjadi yang meninggalkan juga bukan hal yang menyenangkan. Ini cerita kami tentang kami orang-orang yang tak sempurna namun berusaha saling melengkapi. -------- (Semua gambar yang ada di...