Kekhawatiran Ayah

1.7K 272 57
                                    

Jinyoung dan Jisoo bergandengan menghampiri siwa-siwi yang tengah merayakan kelulusan dengan berfoto bersama dan beberapa kenalan yang menhampiri dengan membawa bunga. 

"Itu Ryujin yah!" tunjuk Jisoo pada Ryujin yang tengah berkerumun dengan teman-temannya serta Hyunjin yang berdiri didekatnya  membantu membawakan berbagai macam hadiah Ryujin.

Jinyoung mengikuti tarikan tangan istrinya, menghampiri putrinya yang langsung berlari dan memekik girang saat menyadari keberadaanya. Ryujin berlari menghampiri Jisoo dan memeluknya.

"BUNDA~ aku pikir bunda sama ayah nggak datang tadi aku cari nggak ada" ucap Ryujin dengan nada agak murung.

Jisoo tertawa "ya nggak mungkinlah bunda sama ayah nggak ngheadirin upacara kelulusan anaknya. kamu ini aneh"

Ryujin merangkul lengan Jisoo dan Jinyoung lalu menyengir "Hehehehehe abisnya aku nggak kelihatan kalian dimana tadi dari atas panggung."

Setelah semua drama kehidupannya, Ryujin akhirnya berhasil melalui semuanya dan kini semuanya sudah agak lebih baik. Semuanya sudah mulai berubah. Satu tahun lalu Hyunjin, Yeji, Jaemin, Jeno, Lia, Haechan sudah lulus SMA dan berkuliah di universitas tujuan masing-masing. Tahun ini, Ryujin, Chenle dan Somi resmi lulus dari SMA. 

Hyunjin mendekat menyalimi Jinyoung dan Jisoo, "Siang om, tan mau difotoin sama Ryujin nggak?"

Hyunjin dan Yeji berkuliah di kota sebelah cukup jauh dari rumah namun khusus hari ini, demi sang kekasih Hyunjin rela pulang dan mengosongkan jadwalnya yang padat untuk merayakan hari kelulusan Ryujin.

Hitung-hitung sekalian usaha mendapatkan restu dari Jinyoung yang masih bersikap dingin padanya padahal sudah hampir dua tahun ia berpacaran dengan anaknya.

Jisoo tersenyum menyapa Hyunjin, "Boleh tolong fotoin ya Jin. Sini yah Ryujinya biar di tengah" Jisoo sibuk menata dan merapikan posisi keluarga kecilnya.

Hyunjin memotret beberapa momen dan merekamnya juga lalu menunjukkan hasilnya, "Om jinyoung kalau senyum cakep lo om, coba deh kalau sama saya senyum juga hehehehe"

Jinyoung tak menoleh tapi menanggapi "siapa kamu nyuruh-nyuruh saya senyum, mending potong itu rambut gondrong kamu. Mau kembaran sama rambutnya Ryujin apa gimana?"

"Yah udah deh" Ryujin berusaha menengahi Jinyoung yang sepertinya akan mulai mengomeli Hyunjin, ia juga memberikan kode lewat mata pada Hyunjin agar tidak jahil menggoda ayahnya.

Jisoo awalnya masih kurang sreg kan maunya mantunya itu Jeno bukan Hyunjin tapi akhirnya ia luluh juga ngelihat Hyunjin yang sweet ke Ryujin dan bener-bener ngejagain Ryujin.

Jisoo mencubit pelan punggung tangan suaminya, "Yuk Ryu kita ke Chenle sama Somi aja biarin mereka berdua mau ngapain"

"lah aku ya ikut kalian lah" protes Jinyoung, jinyoung mendelik melihat Hyunjin yang mengikuti keluarganya "kamu ngapain ikut?"

"saya kan pacarnya anak om artinya calon keluarga om juga" kata Hyunjin dengan meng pd

Jinyoung menatap sengit Hyunjin tapi sebenarnya dalam hati ia juga ingin tertawa karena melihat sosok Jaebum muda yang pd tingkat dewa, nekat dan slengean pada diri Hyunjin.

Jisoo dan Ryujin terlebih dulu pergi menyisakan Jinyoung berdua dengan Hyunjin berjalan berdampingan.

"Om saya kira-kira kapan ya om mau ngerestuin saya sama Ryujin?" tanya Hyunjin sambil melirik Jinyoung.

"Nggak ada restu-restuan dia masih kecil, kamu yang kurang ajar berani-beraninya macarin anak saya yang masih kecil"

Hyunjin tertawa pelan, ia tahu mengapa Jinyoung tak merestuinya. Bukan kearah tak suka pribadi dirinya tapi lebih ke belum ikhlas Ryujin membagi hatinya pada laki-laki lain.

We (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang