Hyunjin berjingkrak-jingkrak senang saat melihat kolom chat nya dengan Ryujin yang akhir-akhir ini berbeda menjadi menampilkan tulisan "online" diatas dan tiba-tiba ratusan pesan yang beberapa hari ini hanya centang satu kini menjadi centang dua berwarnah biru.
Hyunjin sempet uring-uringan karena Ryujin ilang dibawa papa kandungnya, ia makin sebel karena Yeji pakai acara sakit segala jadinya dia disuruh ngintilin Yeji sama mama papanya kemanapun Yeji pergi. Hyunjin marah banget, Yeji kan cuma tifus bakalan sembuh kenapa lebay banget. Tapi lagi-lagi mamanya selalu bilang "kamu kan kembarannya, kalau mama sama papa nggak ada kalian tinggal berdua lho. harus saling peduli, kakaknya sakit ya ditemenin".
Dia kan malu sama Haechan, harga dirinya sebagai pacaranya Ryujin jadi tercoreng. Masa disaat kayak gini, dia sama sekali nggak bisa diandelin buat bantuin Ryujin. Hyunjin malah terkurung dirumah dengan alasan Yeji sakit, mama papa nggak ada di rumah karena dinas.
Dengan semangat, Hyunjin segera mengganti kaos oblongnya dan celana pendeknya dengan kaos lengan panjang serta celana panjang. setidaknya kan dia harus tampil rapi di depan camer.
"mau kemana jin?"
Hyunjin yang turun tangga sambil memutar-mutar kunci motor di jari telunjukknya menoleh ke arah ruang TV mendekat ke Jaebum yang membaca sesuatu di laptopnya sambil duduk di kursi kebanggaannya tanpa melihat kearahnya.
"mau kerumah Om Jinyoung, anak-anak pada kumpul disana".
Jaebum mengalihkan pandangannya dari laptop di depannya, "Jemput Kak Yeji dulu, Papa sibuk, mama belum pulang ngantor. Sekalian anterin dia belanja buku ya".
Hyunjin menghela nafas kesal, senyuman yang tadi ia tampilkan hilang, ekspresi hangat yang ia tunjukkan menjadi ekspresi wajah kecewa dan sebal.
Hyunjin dongkol banget, dari dulu selalu itu alasannya. Ia bersyukur sih sama Tuhan karena dikasih saudara sehingga dia nggak kesepian tapi dia juga kadang sebel sama Tuhan kenapa dia nggak dijadiin anak tunggal aja. Yeji kakaknya, dia lahir 4 menit lebih cepet dari Hyunjin karena mereka kembar hitungannya diantara mereka sama tidak ada yang lebih tua maupun muda.
Tapi sedari kecil kedua orang tuanya selalu mendoktrinnya seolah-olah dia lebih tua 4 tahun dari Yeji, Hyunjin adalah kakak yang harus menjaga Yeji dan melindunginya. Hyunjin sebenarnya juga tidak masalah dengan hal itu, tapi semakin ia dan Yeji dewasa.
Ia menjadi merasa terkekang dan risih karena kemanapun ia harus wajib bersama Yeji atau jika Yeji pergi sednirian ia pasti disuruh nyusul. ia tidak bisa melakukan hal bebas karena Yeji. Bahkan ia juga sering dipaksa ikut kegiatan yang tak ia sukai hanya karena yeji suka namun takut.
Hyunjin yang awalnya menerima dan menurut jika harus mengalah, memahami, sabar dan selalu perhatian ke Yeji menjadi mulai egois, pemarah dan cuek ke Yeji. Ia kan adiknya Yeji tapi kenapa ia yang harus melakukan segalanya dan berkorban untuk Yeji? karena dia laki-laki dan Yeji perempuan?.
"Gamau"
Jaebum menoleh menatap tak bersahabat ke anaknya, "Jin, Yeji baru sembuh tifus. Kalau dia kenapa-kenapa gimana? susulin gih ajak pulang. Dia katanya dirumah Shuhua."
"Aku kan udah bilang gamau, lagian Yeji kan sama temenya kalau ada apa-apa kan bisa minta tolong temenya. Yeji aman, papa nggak perlu khawatir, kalau khawatir susulin aja sendiri." jawab Hyunjin dengan nada kesal.
Jaebum menaruh laptopnya dan menatap tak suka ke Hyunjin, "Yeji itu saudraa kamu, kamu harus inget kalau nanti..."
"papa sama mama nggak ada kalian itu cuma berdua. kamu harus peduli, jagain yeji, lindungi yeji, perhatiin dia. Dia perempuan dan kamu laki-laki. Kalian itu saudara harus saling jaga" Hyunjin memotong ucapan papanya dan menirukan ucapan papanya yang muak ia dengar, bahkan ia udah apal apa yang mau dibilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
We (TELAH TERBIT)
FanfictionMenjadi seseorang yang di tinggalkan memang menyakitkan tapi menjadi yang meninggalkan juga bukan hal yang menyenangkan. Ini cerita kami tentang kami orang-orang yang tak sempurna namun berusaha saling melengkapi. -------- (Semua gambar yang ada di...