Aku melihatnya yang sesungguhnya tampak menyedihkan sendirian dan sedang bersusah payah bertahan ditengah badai.
---
Jungkook menatap sendu rose yang terbaring lemas di ranjang rumah sakit kamar VIP dihadapannya. Dahi Jungkook membuat kerutan kecil tak mengerti dengan jalan pikiran wanita ini.
Ia sudah mencoba memahami dan berusaha mengerti tentang rose, namun sekeras apapun usahanya rose sangat sulit ia pahami dan mengerti. Terlalu banyak kisah dan emosi yang wanita ini simpan rapat-rapat seorang diri.
Sorot mata Jungkook melembut menjadi sendu, ia tak mengerti pada "kehidupan". Mengapa kehidupan tega membuat rose tersesat pada ruang-ruang yang awalnya tampak akan membawanya pada bahagia?.
Namun belum sempat rose merasakannya, ia harus dihujam dengan luka dan perih yang datang silih berganti padahal gadis ini tengah asik berenang dalam lautan kebahagiaan.
Jungkook juga merutuki "waktu" yang dengan kejam menahan rose pada kepingan kenangan masa lalu yang bahkan sudah hancur berserakan.
Jungkook meraih tangan kiri Rose, diremasnya pelan tangan itu dan ditangkup dengan kedua tangannya.
Jungkook mengarahkan tangan itu kedahinya lalu ia pejamkan matanya berdoa.
"Tuhan aku mohon ampuni semua dosanya dan berikan kebahagiaan atas segala kebaikan hatinya" lirih Jungkook berdoa dengan sungguh-sungguh.
"Dia memang bukan perempuan yang baik-baik, dia memang bukan manusia yang banyak amal tapi tolong..... Tolong.. satu kali saja berikan dia kesempatan memulai lembaran baru tanpa tekanan jeratan dosa"
Lisa yang sedari tadi berdiri disebelah Jungkook kini mengusap lembut punggung Jungkook yang tampak bergetar.
Lisa paham sedalam apa perasaan Jungkook pada rose, Lisa paham ikatan keluarga seperti apa yang ada antara rose dan Jungkook.
Lisa menatap sendu wajah pucat sahabatnya ini, untung saja ia dan Jungkook mampir ke apartemen gadis ini untuk mengambil barang Lisa yang tertinggal.
Untung saja Lisa penasaran kenapa gadis ini lama tampak tidur dengan tenang tak berceloteh terganggu dengan kedatangannya yang rusuh di kediamannya.
Lisa sangat histeris begitu melihat pemandangan busa yang keluar dari mulut rose dengan tubuh rose yang lemas terbaring di ranjang dan tangan yang terjulur ke lantai.
Lisa masih ingat jelas jejak air mata dan banyaknya foto polaroid berserakan di lantai kamar rose. Lisa yakin seribu persen bahwa sahabatnya itu pasti menangisi hal yang sama untuk kesekian kalinya.
Namun bedanya kali ini sepertinya rose sudah lelah dan ingin mengakhiri hidupnya.
Rose melakukan percobaan bunuh diri, ia menegak obat tidurnya dengan jumlah yang tak seharusnya.
"Gue mohon se, seenggaknya bersandar ke gue. Jangan ngehadapi semuanya sendirian" lirih Lisa.
------------
2 SMA
"Rose!! Lihat nih tada~ cantik nggak kalungnya?" Pamer seorang pria berseragam putih abu-abu dengan lesung pipi tersenyum lebar ke arah Rose.
Rose menggerutu kesal karena pria yang menggangu waktu sesi melamunnya dengan duduk tiba-tiba di bangku sebelahnya.
"Hmm"
"Kok hmm doang?! Jawab apa kek"
"Iya cantik, tapi sayang jiho mau Lo sogok pakai kalung sekalipun jiho tetep nggak bakalan suka lagi sama Lo jae Lo kan jelek"
KAMU SEDANG MEMBACA
We (TELAH TERBIT)
FanfictionMenjadi seseorang yang di tinggalkan memang menyakitkan tapi menjadi yang meninggalkan juga bukan hal yang menyenangkan. Ini cerita kami tentang kami orang-orang yang tak sempurna namun berusaha saling melengkapi. -------- (Semua gambar yang ada di...