Om Jeff

2.4K 366 39
                                    

Sudah satu bulan semenjak Jaehyun tau rahasia besar yang rose sembunyikan darinya, sudah satu bulan itu juga jaehyun kelimpungan mencari keberadaan perempuan itu.

Ditambah permasalahan rumah tangga kakak perempuannya membuatnya menjadi kurang fokus mencari keberadaan rose.

Tidak, ia tak menyalahkan kakaknya atau marah karena mengganggu tujuannya. Justru keputusan Irene bercerai dengan Suho adalah keputusan yang ia harapkan sejak dulu, untuk apa kakaknya mempertahankan sesuatu yang jelas tak bisa lagi diperbaiki?.

Ia tidak marah atau menyalahkan siapapun, hanya saja rasanya ia hampir menjadi gila dan ingin mengumpat memaki pada Tuhan.

Kenpa tuhan sebegitu kejam menulis takdirnya? Ia punya anak tanpa ia tahu keberadaan anak itu.

Jaehyun menenggelamkan kepalanya di lipatan tangan kirinya. Ia menepuk-nepuk puncak kepalanya sendiri dengan tangan kanan sedikit keras, memaksa otaknya berpikir keras. Dihadapannya ada segelas minuman beralkohol yang sudah ia teguk setengah.

Di ruang kerja miliknya yang luas ini hanya ada suara AC dan detik jam dinding yang menemaninya.

Demi apapun, Jaehyun merasa menjadi seorang brengsek keparat yang tak tau tempat. Bisa-bisanya ia hidup bahagia mencapai segala posisi di hidupnya, sedangkan diluar sana rose pasti kesusahan berjuang akan hidupnya yang ia hancurkan tanpa sadar.

Jaehyun tak habis pikir, bagaimana bisa rose yang selalu ada disisinya setiap saat. Perempuan yang selalu mendengarkan rengekan manjanya, keluh kesahnya, kisah cinta yang naik turun ternyata menaruh rasa padanya.

Jaehyun mengumpat dalam hati tak sanggup membayangkan bagaimana perasaan rose saat itu, ketika ia dengan bangga bercerita ingin menjadi ayah dari anaknya Jiho.

Bagaimana perasaan rose saat ia menceritakan ingin meraih mimpi-mimpinya dihari setelah ia melakukan tindakan tercela itu? Hidup gadis itu hancur, ia pasti malu.

Genangan air mata menumpuk di pelupuk matanya, memikirkan apakah anaknya baik-baik saja di luar sana? Apakah anaknya juga mencari keberadaannya? Apakah kebutuhannya tercukupi? Apakah dia bahagia?.

"Sial" ucap Jaehyun lirih sembari menegakkan tubuhnya, mengusap kedua matanya yang basah.

Tok tok tok....

Jaehyun buru-buru merapikan penampilannya dan memasang ekspresi riang seperti biasanya.

"Ya masuk aja"

Cklek...

"Hehehehe halo om jae nya aku yang ganteng"

Sosok Jaemin menampilkan deretan giginya, menyembulkan kepalanya dari pintu yang sedikit terbuka diikuti satu kepala lagi dengan rambut panjang dibawahnya.

"Halo om jae lagi sibuk ya?" Tanya Lia.

Jaehyun tersenyum lembut, "nggak cuka ngecek file, masuk sini"

Jaemin dan Lia mendekat masuk dan duduk di sofa yang tak jauh dari meja kerja jaehyun.

"Kenapa? Mama mana?"

"Mama ada kok di kamarnya, om boleh minta tolong nggak?" Tanya Lia hati-hati sedikit tak enak dan melirik Jaemin.

"Apa? Kamu santai aja jangan takut gitu kok kesannya om serem banget" jaehyun mendekat duduk di sebelah Lia.

"Tolong jemput kak Yeri dirumahnya Ryujin mau nggak om? Mama khawatir sama kak Yeri tapi kakak nggak mau pulang kesini. Mama takutnya papa ngapa-ngapain kakak kan rumah Ryujin sebelahan sama rumah kita." Jelas Lia.

Jaemin menghela nafas kesal , "udahlah biarin aja ngapain sih dijemput, iya kan om?"

"Nggak enak tau jaem, nanti nyusahin keluarganya Ryujin gimana kalau sampai berantem disana sama papa?"

We (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang