Rose hanyalah titik pusat dari sebuah papan panahan, papan panah yang seharusnya hanya bisa menerima satu busur saja namun secara tak terduga ada tiga busur yang mengarah ke titik itu.
Satu busurnya menancap dengan kuat hingga tak bisa dicabut, satu busurnya lagi menancap tepat di sekitar pusat namun tak kuat,
dan satu busurnya lagi....
Sempat menancap namun akhirnya goyah dan jatuh dari papan, memberikan goresan yang panjang dari titik pusat hingga ke pinggiran papan.
-------
#Got7Forever
-----
Jaemin menghempaskan handphonenya secara kasar ke bagian kosong ranjang di sebelahnya. Ia lalu berbalik menjadi tengkurap dan tak lama berbaring lagi, raut wajah kesal terlihat jelas di wajah tampannya.
"Apa gue coba chat si dower aja ya? Ah tapi masa gue tanya gitu"
"Tapi ngapain?"
"Tapi maksudnya apaan coba, gede banget nyalinya sama om Jinyoung"
Jaemin berbicara sendiri dengan dirinya.
Jaemin menghela nafas panjang, lalu meraih kembali handphonenya sambil diputar-putar.
Ditatapnya lama benda pipih ditangannya itu, "si Hyunjin beneran naksir Ryujin nggak ya?"
"Lah gue ngapain heboh, apa gue juga jangan-jangan beneran naksir Ryujin ya? Ah masa naksir Sahabat sendiri"
"Lagian Ryujin kenapa makin kesini makin cantik sih, padahal dulu kayak anak laki"
Jaemin benar-benar sedang bimbang, disatu sisi hatinya sedikit terganggu melihat keakraban Hyunjin dengan Ryujin yang terbilang cukup romantis. Namun disatu sisi ia juga tak mengerti kenapa ia merasa terganggu.
Tok tok tok....
"Jaem?"
Panggilan dari balik pintu kamarnya membuat Jaemin buru-buru membuka pintu kamarnya.
Dari balik pintu muncul wajah jaehyun yang tersenyum lembut.
"Eh om jae, kenapa?"
"Dibawah ada Lia tuh sama Kak Yeri, temuin gih" ucap jaehyun seraya menepuk pundak Jaemin.
Jaemin langsung merengut dan memeluk lengan jaehyun, "kalau ada papa aku nggak mau turun, om aku nggak mau pulangggggg"
"Papa kamu nggak ada kok cuma mereka, trus kalau kamu nggak pulang kamu mau ngebiarin mama, kakak dan adik perempuan kamu di bawah kendali papa kamu gitu aja. Kamu tega sama mereka?"
Jaemin termenung memikirkan perkataan jaehyun, benar sih sudah seminggu ia meninggalkan rumah. Sejak itu pula ia menjaga jarak dengan Yeri, Lia terutama Irene dan Suho.
Awalnya Jaemin hanya ingin tahu seberapa berharga ia bagi papanya yang keras kepala itu namun tanpa sadar ia melalaikan kewajibannya sebagai putra satu-satunya.
Menjaga perempuan dirumahnya,
Jaemin lari dari kewajibannya itu.
Ia bersenang-senang dan lupa memikirkan bagaimana keadaan mereka tanpa dirinya.
Siapa yang melindungi Lia ketika dihukum oleh papanya?
Apakah kak Yeri masih sering pulang malam? Siapa yang menjemputnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
We (TELAH TERBIT)
FanfictionMenjadi seseorang yang di tinggalkan memang menyakitkan tapi menjadi yang meninggalkan juga bukan hal yang menyenangkan. Ini cerita kami tentang kami orang-orang yang tak sempurna namun berusaha saling melengkapi. -------- (Semua gambar yang ada di...