"Apakah bisa ada akhir dari sesuatu yang bahkan belum sempat dimulai? mungkin terkesan tak mungkin, tapi aku harap akan ada akhir dari kisah kita yang tidak tahu kapan kita mulai ini."
-----------
Jaehyun menatap dengan cemas pintu dihadapannya, ia memasukan tangan kirinya kedalam saku celananya sedangkan tangan kanannya kepalkan kuat-kuat lalu merenggankan jemarinya kemudian menghentak-hentakkan tangan kanannya itu ke sembarang arah. berharap rasa gugupnya ikut terlepas. sudah hampir dua jam mungkin Jaehyun berdiri tidak jelas didepan pintu ini. Sungguh di depannya hanya sebuah pintu namu Jaehyun menganggapnya seolah ada tembok besar dan tinggi yang menghalanginya.
Tadi siang ia dengan tampang datar dan dinginya memasuki lobby salah satu apartemen mewah di pusat kota dengan langkah santai. Berbekal koneksi ia berhasil melewati keamanan yang ketat dan mendapatkan sambutan spesial.
Apartemen YG
Setelah dua hari bergelut dengan pikirannya Jaehyun memutuskan mengikuti arahan orang asing yang katanya teman Jaemin waktu lalu. Tadinya Jaehyun sudah yakin bahkan sangat yakin bahwa hari ini ia harus meluruskan kesalahpahaman dan menyelesaikan permasalahan diantara mereka. Ia harus menyampaikan segala hal yang selama bertahun-tahun mengganggu pikirannya.
Namun semua tekadnya goyah, ia tidak tahu kalimat pembuka apa yang cocok untuk ia katakan jika sudah berhadapan nanti.
Cklek...
"Iya lisa...iya bawel banget sih ini lagi mau jal.....an?"
Jaehyun terlonjak kaget, matanya membulat mendapati pintu dihadapannya terbuka tiba-tiba. Bukan hanya Jaehyun yang terkejut, seorang wanita yang baru keluar dari balik pintu tadi juga tak kalah terkejutnya. untuk beberapa saat mereka saling diam memandang.
"Hai" hanya kalimat dengan nada berat itu yang lolos dari bibir Jaehyun.
Rose tersadar dari keterkejutannya ia menempelkan kembali telpon genggam yang sempat ia turunkan, "Lis maaf nanti gue tepon lagi... bye"
Rose menekan tombol mengakhiri panggilan begitu saja, dengan gemetar ia mendongak memberanikan diri menatap pria yang bertahun-tahun coba ia lupakan.
"Boleh minta waktu sebentar? ada yang harus aku bahas tentang kita" ucap Jaehyun dengan nada lembut.
matanya terus menatap wanita dihadapannya. Ia merasa khawatir mendapati tangan Rose yang tampak bergetar.
"lo mau lari sampai sejauh apa? lo mau terus-terusan hidup dalam rasa bersalah, jangan merasa tersakiti. Bagaimanapun lo juga salah, lo nutupin kebenarannya."
Rose memejamkan matanya sebentar ketika suara Jungkook kembali terlintas dipikirannya, ia lalu menggeser tubuhnya mempersilahkan Jaehyun masuk kedalam. Jaehyun tersenyum dan masuk kedalam apartemen Rose.
Dan disinilah mereka sekarang, duduk bersebrangan didalam ruang tamu milik Rose dengan canggung.
"Saya buatin minum dulu" pamit Rose namun langsung dihadang Jaehyun.
"Jangan pergi! nggak ada jaminan kamu jujur dan nggak ninggalin aku lagi" kata Jaehyun dengan nada panik, ia takut Rose berbohong dan kabur lewat pintu tersembunyi yang tak Jaehyun tahu.
Rose menurut ketika Jaehyun menyuruhnya kembai duduk diposisinya.
Rose mencoba duduk dengan nyaman dan tak terintimidasi dengan tatapan Jaehyun yang rasanya seperti mengulitinya. Sial, bagaimana bisa setelah bertahun-tahun jantungnya masih berdebar berada di dekat Bae Jaehyun. Rose menghela nafas berat, ia mencoba menemukan kata-kata yang cocok untuk memulai percakapan dengan Jaehyun tapi ia takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
We (TELAH TERBIT)
Fiksi PenggemarMenjadi seseorang yang di tinggalkan memang menyakitkan tapi menjadi yang meninggalkan juga bukan hal yang menyenangkan. Ini cerita kami tentang kami orang-orang yang tak sempurna namun berusaha saling melengkapi. -------- (Semua gambar yang ada di...