Dipaksa Pergi

1.6K 307 56
                                    

Semenjak fakta bahwa Ryujin bukanlah anak kandung Jinyoung dan Jisoo terungkap, tampak tak ada yang berbeda di dalam keluarga Park. Dua hari ini semuanya berjalan seperti biasa namun tak dipungkiri bahwa kecemasan masih melanda keluarga mereka. Jinyoung kerap was-was jika mendapat telpon dari keluarganya, keluarga jisoo maupun keluarga Jaehyun. Jisoo kerap khawatir jika Ryujin terlalu lama diluar rumah dan Taehyung? ia kerap khawatir saat melihat keponakannya tertangkap melamun.

Ryujin hebat, ia bisa menutupi sedihnya dengan senyum tak apa-apanya.

Bagi Ryujin tak ada yang perlu ditangisi lagi, kedua orang tuanya sudah mengatakan dengan tegas bahwa mereka orang tuanya dan ia anaknya. Tapi kalau boleh jujur, sejujurnya Ryujin takut. dua hari ini sepertinya utusan keluarga Bae terus-menerus mengikutinya, ia takut jika Jaehyun nekat membawanya paksa.

Oh ya, soal teman-teman dekatnya. sepetinya mereka sudah tahu tentang fakta ini, Chenle, Yeji, Somi, Jeno dan Jisung tiba-tiba datang padanya mengajaknya bermain dan menghiburnya. Haechan, selalu menemani kemanapun Ryujin pergi hal ini membuat Hyunjin sempat menyindirnya dan cemburu.

ngomong-ngomong soal Hyunjin, laki-laki itu sempat marah karena Ryujin tak mau berbagi beban padanya.

"Aku jadi ngerasa bersalah ke kamu, selama ini aku ngeluh soal papa mama yang galak selalu maksa aku ngintilin sama jagain Yeji si tua 5 menit yang suka cosplay jadi adik itu. aku selalu ngerasa kalau aku yang paling capek tapi ternyata pikiran kamu juga lagi capek dan aku nggak tau itu."

"Ryujin besok-besok kalau ada apa-apa yang ngeganggu atau nyakitin kamu, bilang ke aku ya? sebisa mungkin aku bakal lindungi kamu."

Soal Jaemin, ia menghindari Ryujin dan bahkan menjauh dari teman-temannya kalau Lia sesekali ia ikut bergabung tapi ia lebih sering bersama Jaemin. Kalau kata Chenle pas nggak ada Ryujin sih, "Kasihan si cungkring Jaemin, udah beda perasaan, yang disuka punya pacar eh sekarang pas ada kesamaan malah daah keturunannya yang sama. Sad boy sekali".

"Hey, kok diem? Sotonya nggak enak ya? mau kecap lagi?" tanya Hyunjin yang duduk di sebelah ryujin.

Siang ini Chenle, Jisung, Yeji, Somi, Jeno dan Haechan makan siang bersama seperti biasanya dikantin. Teguran pelan dari Hyunjin ternyata didengar yang lainnya dan sontak mereka menatap khawatir ke ryujin, gadis rambut pendek itu menatap teman-temannya satu persatu dengan cengiran bodohnya, "biasa aja kali liatin guenya"

Hyunjin menoleh ke teman-temannya dengan sinis yang dibuat-buat, "lo semua biasa aja dong liatin cewek guenya, jadi nggak nyaman nih"

Yeji menghela nafas jengah, "Ryujin lo kalau mau dikenalin cowok langsung chat gue aja ya, kalau gue jadi lo gue udah muak punya pacar lebay kayak si dower"

"Apaan sih lo, nggak ada kenalan-kenalan. Dasar lo sipit nggak bisa lihat gue seneng"

Yeji melempar tisu bekas yang digulung  pas ke mulut Hyunjin "Lo ngaca lo sipit juga!"

"sayang aku dipukul Yejoy, atit banget bibir aku" Ucap Hyunjin dengan nada manja dan bergelayut manja pada lengan Ryujin.

Somi menggelengkan kepalanya, "Tampang doang Ramboo hati helo kitty"

Hyunjin terkekeh lalu mengakkan tubuhnya, ia menepuk tangan Ryujin.

"Mikirin apa? sini cerita kali aja kita bisa bantu"

"iya Ryu, biar kata kita nggak meyakinkan buat memberi saran tapi kita bisa mendengarkan" ucap Chenle.

Ryujin menatap teman-temannya yang mengangguk.

"cuma kepikiran aja, kayak serba salah gitu... kan gini aku nyaman ikut ayah sama bunda tapi di satu sisi aku kasihan juga sama om Jaehyun dan Tante Rose tapi kalau aku ikut Om Jaehyun aku nggak nyaman dan aku masih mau sama ayah dan bunda. Tante Rosenya kan juga belum tentu mau sama om Jaehyun."

We (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang