"Semuanya yang datang akan pergi namun alih-alih meratapi dan terus berada di ruang kesedihan itu lebih baik kita coba mengikhlaskan. Jangan memperberat langkahnya, bantulah ia membuka pintu jalan kepergiannya, hantarkan ia dengan senyuman dan nyanyian indah pengiring kepergiannya."
--------------
"Sanha!"
Sanha yang sedang menjalankan hukumannya sepuang sekolah yaitu memunguti sampah menoleh dengan ragu, menyadari suara siapa yang memanggilnya.
Dengan nafas terengah-engah orang itu duduk diatas batu besar yang ada di dekat sanha.
"Lo gue panggil dari tadi juga, huh..capek gue lari-larian nyariin Lo. Nih ambil"
Orang itu melemparkan sebotol minuman isotonik ke arah sanha dan untungnya refleks bisa ditangkapnya.
"Makasih...lo Ngapain nyariin gue?"
Orang itu tersenyum hangat "mau bilang makasih."jawabnya dengan riang.
Sanha mengernyitkan dahinya heran "makasih?"
Orang itu terkekeh geli melihat ekspresi bingung sanha yang menurutnya lucu, "makasih karena udah ngirim rekaman pembullyan Sunwoo waktu itu sebagai bukti. Makasih karena Lo sama Beomgyu mau nolongin gue...padahal Lo berdua temennya Sunwoo sama Hwall. Dasar Sanha pengkhianat" ucap orang itu dengan setengah bercanda.
Sanha menatap sendu bercampur kesal ke orang di depannya. Ayolah, satu sekolah bahkan tahu kalau ia salah satu komplotan dari orang yang melakukan tindak pembullyan kepadanya. Bahkan Sanha sendiri sekarang dan tiga bulan kedepan tengah mengerjakan hukuman akibat perbuatannya itu.
terimakasih?
Sanha masih tak mengerti kenapa ada orang sebaik ini.
Ia, Sunwoo, Hwall dan Beomgyu bisa saja dikeluarkan dari sekolah atau bahkan masuk penjara remaja. Tapi orang dihadapannya justru dengan konyol memohon agar ia dan komplotannya mendapatkan skors saja.
Sanha berdecak kesal, "Ric.."
Eric, orang sejak tadi bersama Sanha tersenyum menunjukkan lengkungan sabit dimatanya. "Makasih karena Lo punya pilihan waktu itu. Lo bisa aja bungkam dan tetep berteman sama Sunwoo, nutupin semuanya atau bahkan memanfaatkan keadaan tapi Lo mutusin ngebelain gue dan ngehianatin pertemanan Lo."
Sanha menjatuhkan cupit sampahnya dengan kesal ke paving yang dipijaknya. "Lo kenapa baik banget sih sialan?! Lo harusnya maki-maki gue, nonjok gue, atau bahkan minta ke komite kekerasan sekolah buat ngeluarin gue dari sekolah tapi... Brengsek! Sialan! Lo ngebelain kita dan minta kita dihukum ringan?! Kita ngerusak psikis Lo ric Lo paham kan?! Kita jahat ke Lo!"
Eric masih tersenyum, "Lo juga punya pilihan, ngehadapi semuanya dengan bertanggung jawab atau pindah sekolah kayak Hwall, Sunwoo dan ngelupain segalanya tanpa tanggung jawab dan...Lo ada disini bertanggung jawab artinya Lo mau berubah."
"Ah, Beomgyu juga bertanggung jawab sih tapi sayang dia dipaksa pindah sekolah sama nyokapnya."
Sanha mendengus, "lo nggak usah mikirin kita lagi, gue sama Beomgyu sebenernya juga jahat buktinya sebelum-sebelumnya kita diem aja malah ketawa setiap lo di Bully. kita nggak sebaik itu jadi lo mending benci gue kayak anak-anak yang lain."
Eric menggeleng, "kalian semua baik. Hwall, Sunwoo, lo, Beomgyu dan semua orang yang ada di dunia itu sebenernya baik nggak ada yang namanya orang jahat. pertama lahir ke dunia kan mana ada bayi yang jahat, cuman.... sayangnya orang-orang kayak kalian itu salah pemahaman dan tanpa sadar kehilangan arah jadi nyakitin manusia lainya. cukup berubah lebih baik aja jangan diterusin nyakitin orangnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
We (TELAH TERBIT)
FanfictionMenjadi seseorang yang di tinggalkan memang menyakitkan tapi menjadi yang meninggalkan juga bukan hal yang menyenangkan. Ini cerita kami tentang kami orang-orang yang tak sempurna namun berusaha saling melengkapi. -------- (Semua gambar yang ada di...