Jaehyun tersenyum lembut menatap wanita yang duduk anggun diatas kursi kayu bercat putih yang menghadap danau. Dengan langkah pelan ia berjalan mendekat dan duduk disebelahnya. Mereka duduk dalam diam cukup lama, tak ada yang memulai percakapan lebih dulu. keduanya hanya hening menatap jauh kearah danau.
Jaehyun menghirup dalam aroma samar dari parfum yang wanita itu kenakan. Bahkan hanya dengan mencium aroma parfumnya saja hati Jaehyun berdenyut menghangat.
"Ryujin udah 18 tahun" kata wanita disebelahnya.
"Dan selama 18 tahun aku egois ngelawan kenyataan berusaha ngerubah takdir."
Jaehyun diam menyimak lawan bicaranya.
"Maaf"
Jaehyun menoleh mendengar kata maaf terlontar dari bibir wanita yang bahkan hingga kini masih dicintainya ini.
Dengan suara seraknya Rose kembali berucap "Maaf udah egois, maaf udah bohongin kamu, maaf buat segalanya. Kamu bener, Ryujin anak kamu. Dia..dia anak kita".
"Dia anak kita" lirihnya mengulang kalimat.
Rose bisa merasakan, tali samar yang selama ini mengikat erat lehernya perlahan mulai mengendur.
Beban yang selama ini coba ia pikul dan simpan perlahan menguap entah kemana.
Ikhlas dan jujur.
Dua hal yang baru bisa ia lakukan sekarang.
"Ryujin anak aku dan kamu"
Ia baru tahu, jika jujur ternyata semelegakan ini.
Ia baru tahu, jika ikhlas ternyata setenang ini.
"Maaf aku egois dan dewasa mengatasi masalah kita. Permasalahan yang harusnya diselesaikan antara aku dan kamu jadi melebar. Membuat orang-orang baik disekitar kita berkorban dan menjadi korban."
Jaehyun tersenyum mengangguk, beberapa memori antara ia dan Rose berputar cepat dipikirkannya.
Hingga kini ia masih tak mengerti mengapa takdir tega mempermainkannya. namun kini ia mulai bisa memahami bahwa takdir mencoba menguji dan mendewasakan dirinya.
"Takdir Tuhan itu baik banget ya. Kamu jauhin dia dari aku, tapi dengan jalan-Nya aku dipertemukan dengan Ryujin lewat Jaemin keponakan aku sendiri."
"Ajaibnya dari pertama aku ngeliat dia sebagai orang asing. aku langsung tertarik, senang, bahagia dan ngerasa kembali utuh saat ngelihat dia secara langsung. Ada ikatan yang aku nggak tau yang narik aku terus supaya ke dia"
Jaehyun melirik wanita disebelahnya sebentar lalu kembali menatap depan.
"Aku maafin kamu. Aku juga minta maaf, maaf karena terlambat menyadari perasaan kamu. Maaf terlalu sering nyakitin kamu dan mebebani kamu."
"Aku minta maaf...maaf terlambat menyadari kalian kesusahan. Maaf terlambat menyadari keberadaannya."
Jaehyun menghembuskan nafas berat sejenak.
"Terimakasih, terimakasih sudah memikirkan aku dan masa depanku. Terimakasih sudah mengorbankan diri, aku nggak kebayang gimana susah, marah dan sakitnya jadi kamu. Dan... terimakasih... terimakasih sudah melahirkan Ryujin ke dunia."
"Terimakasih sudah menjadikan aku ayah dari anak sehebat dan sebaik Ryujin."
Rose tersenyum mendengar tutur kata Jaehyun, matanya mulai memanas. Oh, ayolah ia sudah berjanji tak akan menangis saat menuju kesini tadi.
Tapi yang ada di sampingnya adalah Bae Jaehyun.
Laki-laki yang selalu berhasil membuatnya menangis sedih dan bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
We (TELAH TERBIT)
FanfictionMenjadi seseorang yang di tinggalkan memang menyakitkan tapi menjadi yang meninggalkan juga bukan hal yang menyenangkan. Ini cerita kami tentang kami orang-orang yang tak sempurna namun berusaha saling melengkapi. -------- (Semua gambar yang ada di...