JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK DENGAN VOTE DAN COMMENT
'Cause I, I'm in love
With my future
Can't wait to meet her
And I, I'm in love
But not with anybody else
Just wanna get to know myself***
Pekan UN baru saja berakhir. Anna sangat bersyukur karena yang dipelajarinya selama ini tidak sia-sia, banyak soal yang mirip dengan apa yang dipelajari. Bahkan untuk pelajaran yang paling ia takuti yaitu Kimia, Anna berhasil mengerjakannya dengan lancar. Malah, masih ada sisa waktu banyak setelah ia selesai mengerjakan jadi masih bisa dikoreksi ulang sebelum waktu selesai.
Dengan berakhirnya UN, maka Dipo semakin deg-degan. Bagaimana tidak, jadwal persidangan dengan Tante Ferni akan segera dimulai tepat satu hari setelah UN.
Lalu orang tua Anna akan berkunjung dari Iran menuju ke rumahnya di Bandung dan mampir ke apartemen Anna. Akhirnya, Anna dan Pak Harry memutuskan untuk mengundur 3 minggu rencana liburan mereka ke Kupang. Untung saja, tiket masih bisa direschedule.
Dering telepon Anna berbunyi. Mamanya menelpon.
"Halo sayang?" sapa Mama Anna dari teleponnya.
"Hai Ma!"
"Gimana UN terakhir hari ini, Nak? Gampang kan? Gampang pasti!"
Anna melebarkan senyumannya mendengar pertanyaan Mamanya. "Gampang dong Ma. Kan Anna udah belajar sampai begadang nih sama Desi juga Dipo. Mereka banyak bantu banget kalau Anna gak ngerti pelajaran. Yaaa meski Dipo kebanyakan bercandanya sih dari pada serius."
Mamanya terkekeh kecil mendengar penuturan Anna tentang sahabatnya itu. Mama Papa Anna masing-masing sudah mengenal Desi dan Dipo. Tahun kemarin waktu kelas 11, Mama Papa Anna pernah mengajak mereka berdua liburan ke Bali. Untung saat itu Mama Dipo sedang ada pementasan di sekitar Tanah Lot, sedangkan orang tua Desi sudah percaya dengan Anna, jadi mereka semua boleh ikut.
"Apa kabar Desi dan Dipo? Salam ya buat mereka, Nak."
"Baik banget Ma. Desi sih lagi siapin buat ujian SBMPTN kalau gak lulus SNMPTN Ma. Dia juga mau UI sama kayak aku. Kalau Dipo, katanya mana aja asal ada yang nerima. Hehehe. Tapi dia sempat mikir mau masuk STPI Curug atau enggak BIFA. Gaya banget ya Ma? Orang naik roller coaster pas ke Dufan kemarin aja takut."
"Hahaha gak apa-apa loh An. Itu namanya conquer the fear. Naik roller coaster bisa jadi salah satu latihan untuk mengatasi ketakutannya. Iya kan, Nak?"
"Iyaa Ma. Benar," Anna mengangguk sambil memegang teleponnya. "Ma kapan jadinya kesini?"
"Kamu tunggu aja ya. Mama sama Papa mau kasih surprise."
Anna memainkan bibirnya. "Iiih kapan Ma?"
"Hahaha. Ini lagi siap-siap kok An. Dari Tehran kami ngambil penerbangan red eye naik pesawat Qatar Airways."
"Oooh, dapet yang berapa kali transit Ma?"
"Sekali Nak. Transit di Doha, Qatar selama satu jam. Lalu langsung ke Soetta. Kami nginep di apartemen kamu dulu loh An, baru setelah itu ke Bandung. Kamu mau ikut atau enggak ke Bandungnya?"
"Eh, gak—"
"Ikut. Kamu harus ikut."
Anna memutar bola matanya. Sifat Mamanya memang unik dan sudah terlihat seperti orang tua yang sukanya memaksa. Anna sebenarnya sudah hapal dengan kebiasaan Mamanya ini. Tapi Anna kira, Mamanya sudah berubah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anna & Harry
RomanceHubungan antara murid, 17 tahun, dan guru, 38 tahun, dimulai ketika mereka tinggal di apartemen yang sama dan lantai yang sama. Akankah hubungan itu berlanjut? Atau harus terhenti mengingat usia dan status kedudukan mereka yang jauh berbeda?