I take one last look at the crowd
I glance down, I don't believe what I'm seein'***
Sehari sebelum keberangkatan menuju Bandung, Anna minta bantuan Pak Harry untuk menemaninya berbelanja. Sebenarnya Pak Harry sebelumnya telah menolak karena takut jika dijalan mereka akan bertemu kenalan mereka. Tapi Anna meyakinkan dengan mengajaknya belanja di tempat yang jauh dari kawasan sekolah maupun apartemen mereka. Akhirnya Pak Harry menuruti permintaan Anna itu.
Mereka sengaja berangkat dari pagi agar sampai mallnya tidak terlalu siang. Daftar belanjaan juga sudah ditulis, jadi begitu sampai sana mereka langsung membeli barang yang sesuai dengan daftar. Sehingga saat sampai apartemen lagi tidak terlalu malam dan Anna masih ada waktu untuk istirahat.
Anna, Desi, Dipo akan berangkat menuju Bandung menggunakan mobil dan Dipo sebagai supirnya. Karena diantara mereka bertiga hanya Dipo yang bisa mengendarai mobil. Sebenarnya Anna bisa. Dirinya dulu pernah diajarkan membawa mobil oleh Papanya saat sedang pulang ke Indonesia, namun Anna mengakui bahwa dia tidak lancar membawa mobil. Belum lagi sifatnya yang panikan. Oleh karena itu, Papanya tidak membelikan mobil dan menyuruh Anna untuk menaiki KRL tiap pergi ke sekolah.
"Pak, ke Indomaret dulu ya. Beli cemilan buat di jalan." kata Anna seraya memasuki mobil Pak Harry di basement.
"Oke sayang."
"Kocak ya, ke mall aja pakai beli cemilan segala."
Pak Harry memarkirkan mobilnya di depan Indomaret dekat apartemen mereka. Anna masuk ke dalam sementara Pak Harry menunggu di dalam mobilnya. Anna mengambil beberapa makanan ringan serta minuman dingin untuk menemani selama perjalanan. Dengan cepat, dia lalu membayarnya.
"Cepet banget, An?"
"Iya. Rindu."
Pak Harry menggeleng geli mendengar penuturan Anna.
Mall yang Anna katakan jaraknya cukup jauh, memakan hampir tiga jam perjalanan. Mallnya berada di perbatasan kota. Anna memilih mall itu karena jauh dari apartemennya, lengkap, dan besar. Tapi Pak Harry tidak keberatan. Selama bersama Anna, katanya.
"Jangan tidur ya." kata Pak Harry begitu Anna memakai seat beltnya.
"Kenapa emang?"
"Ini kan tiga jam perjalanan. Kita berdua di mobil. Masa kamu tega ninggalin saya tidur?"
Anna terkekeh mendengar perkataan Pak Harry. Wajahnya berbelok. "Kalau dipikir-pikir, ke Bandung kan kurang lebih 3 jam juga kalau lewat tol."
"Ya benar."
"Kenapa Bapak gak ikut aja ya? Bandung kan rumah Pak Harry juga."
Pak Harry menatapnya melalui spion. "Gak tahu. Kamu gak ngajak saya."
Anna terperangah. "Eeeeeh..."
Pak Harry kemudian mengacak rambutnya dengan gemas. "Enggak lah. Kamu perlu waktu juga dengan teman kamu. Selama ini kamu kan sering sama saya di apartemen." Pak Harry mengedipkan salah satu matanya dengan genit.
Perkataan Pak Harry berhasil membuat Anna tersenyum kagum. Anna senang karena dia tidak merasa dikekang. Dia boleh melakukan apapun, asal masih dalam batas wajar. Anna memang membutuhkan kebebasan itu. Dirinya tidak suka jika terlalu diatur oleh siapapun.
Sesampainya di mall yang tuju, Anna dan Pak Harry tidak menghabiskan waktu lama-lama untuk jalan-jalan. Mereka langsung menuju Ace Hardware untuk membeli apa yang Anna butuhkan. Dan apa yang Anna inginkan tentunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anna & Harry
RomanceHubungan antara murid, 17 tahun, dan guru, 38 tahun, dimulai ketika mereka tinggal di apartemen yang sama dan lantai yang sama. Akankah hubungan itu berlanjut? Atau harus terhenti mengingat usia dan status kedudukan mereka yang jauh berbeda?