Part 48 - Apa benar?

2.7K 152 28
                                    

Tremble for yourself, my man
You know that you have seen this all before
Tremble, little lion man
You'll never settle any of your scores

***

Malam itu sebelum Anna dan Pak Harry pergi bertemu kedua orang tua Pak Harry, Anna meluangkan waktu itu lulur sejenak agar tubuhnya wangi. Setelah itu, ia berjalan menuju meja riasnya dan mulai berdandan. Ia ingin tampil cantik dan dewasa di hadapan kedua orang tua Pak Harry nanti. Ia tidak mau berpenampilan memalukan.

Lalu setelah selesai, masih ada waktu sekitar setengah jam sebelum mereka berangkat menuju restoran. Anna iseng-iseng membuka halaman Facebook dan mencari nama Pak Harry. Ia baru ingat bahwa selama ini ia tidak pernah membukanya. Dulu pernah ketemu saat pertama kali ia stalk Pak Harry sewaktu pertama kali pindah ke apartemennya. Tapi tidak ia buka karena ia berpikiran paling isinya tidak menarik.

Anna mengetik nama panjang Pak Harry. Muncul beberapa orang dengan nama seragam, namun ada satu akun yang memiliki foto profil dengan wajah Pak Harry sepertinya saat dia masih lebih muda dari sekarang. Anna tertawa geli melihat kumpulan foto-foto lama Pak Harry saat masih kuliah dulu. Perawakannya lebih kurus dan wajahnya lebih tirus tanpa kumis. Terlihat foto saat pernikahan Rian dan Ferni Ann. Pak Harry tampak gagah dengan balutan tuxedo yang dimix dengan batik Jogja. Ada pula foto yang ditag oleh muridnya dulu, foto saat Pak Harry sedang mengajar. Tampaknya foto itu dibuat candid.

Tampaknya Pak Harry sudah lama tidak membuka FBnya. Terlihat dari banyaknya pesan diwallnya yang tidak terbalas. Terakhir Pak Harry mengunggah foto juga sudah 4 tahun yang lalu.

HP Anna bergetar.

Pak Harry

Udah siap?  Tidak usah berdandan terlalu lama. Kamu udah terlalu cantik.

Anna tersenyum.

Anna

IH OM-OM GOMBAL. Tapi emang iya sih ya?

Pak Harry

Kamu selalu cantik di mata saya. Udah siap?

Anna

Siap!

Pak Harry

Oke. Lima menit lagi saya ke sana.

Anna kembali melihat halaman FB Pak Harry. Anna masih menscroll pesan dari teman-teman Pak Harry di wall yang sebagian besar menanyakan kabar. Namun perhatian Anna tertuju kepada salah satu pesan yang ditinggalkan oleh seseorang. Mata Anna melebar dan bibirnya menganga. Keningnya berkerut dan ia berusaha membaca pesan itu lagi,  berharap ia salah baca sebelumnya.

Pintu kamar Anna diketuk. Anna buru-buru mematikan HPnya dan memasukannya ke dalam tas kecil, menyemprotkan pewangi ke badannya, dan berpura-pura tersenyum di kaca.

Anna membuka pintu kamarnya dengan pelan.

"Halo, girlfriend."

Anna tersipu malu mendengar panggilan Pak Harry kepadanya. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan panggilan itu. Namun, Anna jantung Anna selalu berdegub jika Pak Harry memanggilnya dengan panggilan lain. Setelah selama ini pun, rasanya seperti pertama kali.

"Saya masih nggak percaya. Setelah sekian lama ini, Bapak memilih saya." Anna kembali memamerkan gigi-giginya yang putih,

"Percayalah. If I have to do it all over again, I'd still choose you."

Anna & HarryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang