Part 10 - Ada Yang Lain

4.5K 217 1
                                    

'Cause I ain't tryna be the one
Been through this a thousand times
I don't need to take your heart
You keep yours, I'll keep mine

***

"Gak jelas banget kan?" tanya Anna kepada kedua sahabatnya yang sedang main di apartemennya setelah menceritakan kejadian dengan Pak Harry kemarin.

Yang ditanya malah melongo.

Dipo mengkerutkan keningnya. "Lo yang gak jelas anjir. Ngapain juga ngintip?" 

"Ya gue ngintip karena penasaran. Lagian gitu doang dianya langsung ngambek."

Bahu kanan Anna disentuh Desi. "Na. Ya wajar lah Pak Harry marah. Gue juga marah kalau diintip-intip."

Dipo mengangguk.

Anna tidak bisa mengelak lagi. Sebenarnya, jauh di lubuk hatinya yang paling terdalam dia juga mengakui bahwa perbuatannya itu salah. Namun yang tidak dia terima adalah, Pak Harry yang marah-marah kepadanya.

Kemarin setelah mereka berbaikan, Pak Harry langsung ke kamarnya dan Anna juga langsung masuk ke kamarnya sendiri. Namun setelah setengah jam, pintunya diketuk dan Pak Harry mengajaknya untuk mencari bakso terenak di sekitar apartemennya.

Awalnya Anna berniat untuk menolak, namun setelah dipikir lagi atas kejadian sebelumnya akhirnya Anna menerima.

Jadinya mereka jalan keluar apartemen, makan bakso di depan apartemen, kembali ke apartemen. Bahkan saat makan mereka juga tidak mengobrol. Pak Harry malah asyik bermain dengan HPnya. Sementara Anna yang tidak membawa HP karena sedang dicas, hanya memainkan sedotan di depannya.

Dipo membuka kulkas Anna dan mengambil cemilan keripik kentang yang ada disana bersama dengan cemilan lain.

"Terus kalian ngobrol apa pas ngebakso?" tanya Dipo di sela-sela kunyahannya.

"Gak ada. Gak jelas. Main HP doang."

"Orang tua emang udah gak jelas kali. Apalagi jomblo."

Anna menggeleng. "Gue masih yakin wanita itu pacarnya." 

"Lo gak nanya sih kemarin!"

"Buat apa? Gak penting juga lagian."

Desi dan Dipo saling menatap lalu mengerutkan bibirnya dan mengangguk kecil. 

"Terserah lo deh."

Anna menatap Dipo yang sekarang sedang menghabiskan gelas berisi es teh lemon.

"Dip."

Jujur, beberapa hari belakangan ini ada yang berbeda dari Dipo. Anna dan Desi menyadari hal itu. Biasanya, aura Dipo seperti tidak ada beban. Santai. Terlalu santai jika dipikir-pikir. Dipo suka sekali membuat kelas tertawa dengan guyonannya. Bahkan Dipo menyandang class clown.

Namun, sekarang seperti ada yang beda. Dipo tidak secerita dulu. Saat pelajaran dia suka melamun. Memang masih suka melontarkan candaan, tapi dalam sehari bisa dihitung. Berbeda dengan yang dulu pasti selalu bercanda setiap menit

"Lo lagi ada masalah ya?" tanya Anna pelan-pelan.

Dipo tersentak. "Hah?"

Desi menimpali. "Kamu beda belakangan ini."

"Beda gimana?"

"Kamu...lebih diam."

Dipo menatap Desi dengan bingung. "Diam gimana sih, Des? Aku kaya biasanya loh."

"Tatapan lo beberapa terakhir ini kaya kosong gitu Dip. Kaya gak ada gairah hidup lagi. Lo lagi mendam sesuatu ya? Atau lagi ada masalah? Kenapa? Diba?" Anna menanyakan adik tentang adik dari Dipo yang sekarang sedang sekolah di luar negri.

Anna & HarryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang