I wanna I wanna I wanna touch you
You wanna touch me too
***
Kali ini giliran jadwal Anna, Sandi, Reka untuk piket membersihkan kelas. Seperti biasa, Anna mengirim mereka pesan dan VN membentak-bentak untuk datang pagi dan bantu Anna membereskan kelas. Selama ini, mereka hanya datang dua kali. Itu juga sedang ada PR yang akhirnya Anna juga yang membereskan kelas.
Anna
LO SEMUA DATANG PAGI ATAU GUE MAKAN!
Berharap kedua rekannya itu datang, namun sayangnya saat sampai kelas keadaan masih kotor dan kosong melompong. Dengan tidak ikhlas, Anna mulai membersihkan kelas dengan sapu, pel, lap kaca, serta tidak lupa menghapus papan tulis.
Selang 30 menit kemudian, saat kelas udah 90% bersih, barulah datang Sandi dan Reka dengan wajah innocent.
"Yah, ketinggalan bersihin kelas kita, San." kata Reka sok sedih.
Anna yang mendengarnya dengan cepat melemparkan lap kotor dan mendarat mulus di wajah Reka. Sandi dan Anna tertawa melihatnya.
"Anjir, masa gue cuci muka lagi?"
Anna mendengkus. "Salah lo sendiri baru datang sekarang pas semuanya udah selesai."
Reka melihat jam tangan. "Ah, gue pulang dulu deh. Mau cuci muka!" Lalu langsung saja si Reka keluar kelas dan meninggalkan tasnya di lantai kelas.
Kemudian, Anna menatap Sandi tajam. Sandi buru-buru mengambil penghapus papan tulis dan mulai menghapus, takut jika ia akan dilempar sapu oleh Anna.
"Bagus ye, datangnya pas tinggal ngapus papan tulis doang."
"Kalau pagi ini gue bangun telat, sumpah." kata Sandi sambil menaikan kedua jari tangan kanannya membentuk huruf V.
"Sekata-kata lo dah. Gue mau jajan."
Anna meninggalkan Sandi di dalam kelas, membiarkan peralatan kebersihan Sandi yang membalikkan ke tempat awal. Sudah ada beberapa anak murid kelas Anna yang baru datang, termasuk Dipo.
Anna menghampiri Dipo yang sedang membuang sampah rautan di tong sampah luar kelas.
"Dip, es teh yuk." Anna duduk di bangku yang terbuat dari keramik depan kelas.
Dipo mengangguk seraya membuang rautannya ke dalam tong sampah.
"Eh bego, kebuang kan tuh rautan!" kata Anna menyadarkan Dipo.
Dipo menepuk keningnya. Anna bisa melihat, sepertinya Dipo sedang ada pikiran. Atau sedang menyembunyikan sesuatu.
"Lo kenapa, Dip?" tanya Anna heran.
Dipo tidak menjawab pertanyaan Anna. Malah ngomongin rautan. "Ah gampang lah. Bisa beli lagi. Lagian itu rautan juga rada error."
"Error kaya pemiliknya!"
Mereka berjalan melewati lapangan untuk menuju kantin sekolahnya. Ada beberapa penjual makanan yang memang sudah buka dari pagi, seperti penjual es teh, jus, bubur ayam, dan soto. Jadi untuk anak murid yang belum sarapan, mereka bisa membeli makanan dulu sebelum bel masuk kelas berbunyi.
"Dip, bos Gojek mana? Lo gak bareng Desi?"
Terlihat dari arah gerbang, Desi baru turun dari mobil.
"Desi!" seru Dipo.
Desi tersenyum dan menghampiri Dipo dan Anna.
"Kok kalian gak bareng, sih?" tanya Anna heran.
Desi melirik Dipo. "Tau nih, Dipo gak jemput gue. Katanya ada emergency, ya?" ledek Desi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anna & Harry
RomanceHubungan antara murid, 17 tahun, dan guru, 38 tahun, dimulai ketika mereka tinggal di apartemen yang sama dan lantai yang sama. Akankah hubungan itu berlanjut? Atau harus terhenti mengingat usia dan status kedudukan mereka yang jauh berbeda?