They wanna know
Who's that girl?
***
Sepulang dari sekolah, Anna, Desi, dan Dipo memutuskan untuk ke Kafe Lorong Waktu untuk melepas penat sehabis ulangan matematika. Letak Kafe itu tidak terlalu jauh dari sekolah mereka maka mereka memutuskan untuk jalan kaki.
Anna merangkul Desi dan Dipo.
"Badan lo berat anjir." Dipo melepas rangkulan Anna.
Anna yang merasa tersinggung langsung menjauhi Dipo.
"Dipo! Jahat banget kamu ke Anna! Minta maaf buruan." Desi yang tidak terima sahabatnya diejek lalu memarahi Dipo.
"Bercanda Na. Lo langsing kok. Dikit." Dipo tertawa atas perkataannya sendiri.
Anna hanya menodongkan jari tengah tepat di depan wajah Dipo.
Beberapa bulan terakhir ini Anna mengakui jika dirinya banyak mengonsumsi makanan cepat saji yang porsi lemaknya gila-gilaan. Selain karena praktis, Anna tidak terlalu punya banyak waktu untuk memasak. Waktunya digunakan untuk mencari referensi tulisan kolomnya, berberes apartemen, dan belajar. Belum lagi side jobnya yaitu menjadi tempat sampah alias pendengar yang baik atas segala keluh kesah Siska di kantor maupun Rety di kampusnya.
Dia juga tidak terlalu bisa masak. Mampu, hanya saja belum terlalu mahir. Anna berprinsip "Kalau ada yang mudah, mengapa cari yang sulit?". Pun dalam opsi memasak sekalipun.
Masakan yang paling rumit yang pernah dibuatnya adalah nasi goreng kampung resep dari Mamanya sendiri. Selama memasak, matanya tak lepas dari HPnya karena berbarengan dengan VC Mamanya.
Pernah sewaktu ketika setelah melihat artikel tentang membuat ayam ungkep, Anna dengan penuh percaya diri berusaha membuatnya sendiri. Saat mengungkep ayam di penggorengan, Anna lupa dan membuat satu kamarnya bau gosong selama 2 hari. Alarm apartemen sampai menyala gara-gara asap dari arah dapur Anna.
Satu lantai sampai mengutuk Anna dan membuatnya tidak bereksperimen yang macam-macam lagi.
Alhasil, Anna jadi sering mengkonsumsi makanan siap saji yang bisa dipilihnya hanya dengan satu ketukan. Itu yang membuat berat badannya bertambah. Ditambah, Anna malas berolah raga.
Tapi alangkah baiknya Tuhan yang masih memberi Anna bentuk badan yang lumayan bagus, meski tidak sebagus Gigi Hadid.
Sesampainya di Kafe, mereka langsung memesan milkshake karena cuaca sedang panas. Untuk cemilannya, mereka memesan party size burger dengan salad dan kentang goreng yang cukup untuk mereka bertiga.
Anna melengos begitu pesanan mereka diantarkan oleh pramusaji. "Gue capek ya."
"Ha?" kata Dipo dan Desi berbarengan.
"Selama ini gue makan junk food mulu. Kalau nggak junk food ya fast food. Kalau nggak antara itu berdua ya paling mie goreng. Itu juga jaraaaang banget. Sarapan juga paling banter roti, telur, atau sereal."
"Terus?" kata Dipo disela-sela comotan kentang gorengnya.
Anna menatap memelas ke arah Desi. "Ajarin gue masak Bu Sisca."
Desi ikut-ikutan mencomot kentang goreng lalu menggeleng. "You already know that I only make dessert, right?"
Kini Anna mengambil nyaris setengah kentangnya dan dipindahkan ke piring baru. Omongan dan kunyahannya berbarengan. "Sama aja lah di dapur dapur juga."
"Gue ada buku resep sih. Resepnya gampang-gampang tapi enak. No micin. Besok gue bawain bukunya deh. Kalau inget."
"Gue juga ada tuh resep nyokap gue." timpal Dipo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anna & Harry
RomanceHubungan antara murid, 17 tahun, dan guru, 38 tahun, dimulai ketika mereka tinggal di apartemen yang sama dan lantai yang sama. Akankah hubungan itu berlanjut? Atau harus terhenti mengingat usia dan status kedudukan mereka yang jauh berbeda?