Hello. Maafkan aku atas lamanya update. Gak terlalu lama juga sih. Alasannya aku tulis di bawah. Wkwkwk.
Hari ini cuma dikit ya.
I will return in every song in each sunset
Our memory is always within reach
I will return, I will return don't you ever hang your head
When you're feeling empty***
Pak Harry menaikan telunjuknya ke bibir menyuruh Anna tidak mengeluarkan suara. Lalu dia menekan tombol terima sebelum menaruh HPnya di telinga kanannya
"Ngapain?" kata Anna tanpa mengeluarkan suara. Yang ditanya malah tidak menjawab.
"Selamat malam Pak." Pak Harry menyapa Papa Anna lewat telepon dengan sopan. Anna tidak bisa mendengar jawaban dari Papanya karena HP Pak Harry tidak dalam mode loudspeaker.
Anna kebingungan selama Pak Harry menerima telepon. Dia tidak bisa menebak apapun dari raut wajahnya serta intonasi suaranya. Mungkin, tidak terjadi apa-apa. Papa Anna mungkin hanya menanyakan kondisi Anna seperti biasanya. Namun mengapa dia tidak langsung menelpon Anna saja? Anna jadi semakin bingung dan penasaran.
"Untuk pelajaran Kimia, Anna sudah menunjukan peningkatan Pak. Hasil dari UAS kemarin lumayan baik. Dia tidak harus mengikuti remedial. Saya yakin untuk Ujian Nasional nanti dia tidak akan kesusahan mengerjakannya. Mungkin dari Annanya sendiri yang perlu mengerjakan lebih banyak soal-soal Kimia dari kelas 10 sampai materi yang diberi kemarin agar terbiasa untuk UN nanti."
Anna memicingkan mata. Dia masih penasaran. Jika benar Papanya ingin telpon Pak Harry untuk menanyakan nilainya, kenapa harus malam-malam? Kenapa tidak besok pagi saja.
Anna melihat Pak Harry yang beranjak keluar dari kamarnya, sambil terus menelponn. Begitu Anna ingin mengikuti Pak Harry, Pak Harry menahan Anna untuk tetap di kamarnya dengan memberhentikan Anna melalui tangannya sambil tersenyum. Anna cemberut.
Sebenarnya Anna masih bingung. Mengapa Pak Harry harus keluar dari kamarnya untuk menerima telepon dari Papa Anna? Apa Pak Harry takut ketahuan? Rasanya tidak mungkin. Pak Harry sendiri yang bilang ke Anna kalau sebenarnya dia ingin mengaku ke orang tua Anna. Atau apa mungkin Papanya menanyakan tentang perilaku Anna selama ini ke Pak Harry? Rasanya juga agak tidak mungkin, karena Papa Mamanya sudah bertahun-tahun membiarkan Anna tinggal sendiri. Seharusnya mereka sudah tidak perlu cemas lagi.
Dinyalakan TVnya untuk mengalihkan pikiran Anna dari rasa penasaran terhadap telepon Papanya ke Pak Harry. Digantinya saluran TV berkali-kali hingga akhirnya ia menyerah dan membiarkan TV menyala sementara Anna rebahan di sofa.
Papanya bukan orang tua yang suka terlalu mencampuri urusan pribadi Anna. Maksudnya bukan tidak sayang, tapi naluri ke-bapak-an dari Papa Anna yang membuat sifatnya jadi begitu. Papa Anna lebih suka menanyakan kehidupan Anna lewat Mama Anna. Cara menunjukan kasih sayang antara seorang Papa ke anak perempuannya memang unik.
Beda lagi dengan Mamanya. Mama Anna tiap malam selalu video call Anna sebelum tidur. Tidak pernah terlewat, bahkan saat sedang sibuk pun, Mama Anna selalu menyempatkan menelpon Anna. Tidak jarang hanya mereka berdua yang berbicara, sementara Papa Anna terkadang hanya menampilkan senyuman saja di VC. Mama Anna termasuk orang yang cerewet. Dia yang menata apartemen Anna bertahun-tahun lalu, agar praktis katanya. Tapi memang penempatan barang yang dilakukan Mama Anna sangat efektif. Saat kemarin mereka datang selama 3 hari, Mama Anna membelikan meja baru dan menata ulang lemari bajunya. Anna tidak protes. Karena jadi lebih indah dan tidak sumpek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anna & Harry
RomanceHubungan antara murid, 17 tahun, dan guru, 38 tahun, dimulai ketika mereka tinggal di apartemen yang sama dan lantai yang sama. Akankah hubungan itu berlanjut? Atau harus terhenti mengingat usia dan status kedudukan mereka yang jauh berbeda?