'Cause you're a sky, you're a sky full of stars
Such a heavenly view
You're such a heavenly view***
Anna, Desi, Dipo sedang di jalan menuju Observatorium Bosscha yang terletak cukup jauh dari rumah Anna sekitar 45 menit menggunakan mobil. Sebenarnya, Dipo yang meminta untuk kesini karena dia habis menonton film Petualangan Sherina dengan Diba, adiknya yang baru pulang dari luar negri, dan langsung tertarik mengunjunginya. Selain itu, Desi juga penasaran karena selama ini dia belum pernah ke Bandung. Anna juga sebenarnya rindu dengan Observatorium itu.
Sekarang, Observatorium itu sudah tidak lagi berfungsi sebagai tempat pengamatan karena berbagai alasan seperti sudah banyak pemukiman yang berdiri di dekatnya menjadikan banyak cahaya yang akhirnya menyulitkan pengamatan. Anna pernah membaca ceritanya di salah satu kolom GoGirl dan sangat menyayangkannya. Masyarakat lebih banyak ke sini untuk berswafoto atau olah raga dan sebagainya.
Anna selalu menyukai suasana di sana. Sejuk, karena Observatorium ini terletak di Lembang yang merupakan tempat tertinggi di Bandung. Namun sekarang sudah tidak sejuk seperti dulu kala karena polusi. Dahulu saat ia kecil, Papa dan Mamanya suka sekali mengajak Anna untuk jalan-jalan mengitari Observatorium. Salah satu teman Papanya merupakan dosen ITB yang sering mengadakan penelitian di kawasan ini. Papa sering mendapatkan informasi tentang bintang-bintang dari temannya itu. Bahkan sebelum Anna pindah ke Jakarta, teman Papanya itu memberikan salah satu pajangan replika bintang yang sekarang berada di kamar tidur apartemennya.
Anna menanggalkan jaketnya lalu memegangnya.
"Na, lo gak kedinginan?" tanya Desi melihat Anna yang menenteng jaketnya.
Anna menggeleng. "Nggak. Lagian Lembang udah gak sedingin dulu."
Desi hanya mengangguk mendengar jawaban Anna. Mereka telah sampai ke Observatorium dan mengunjungi ke salah satu teleskop untuk berfoto di sana. Tempatnya tidak ramai, membuat Anna agak heran. Biasanya saat musim liburan sekolah tempat ini selalu ramai dengan pelancong dari luar kota untuk berfoto-foto. Sekarang pengunjungnya jadi menurun drastis. Anna berpikir, mungkin tempat ini dikalahkan dengan tempat wisata lain yang baru dibangun di Bandung seperti Panama Park, Lampion Park, Little Soul, dan lainnya yang lebih dilirik bagi kaum milenial.
Desi bergaya di salah satu teleskop dan Anna memotretnya dengan kamera Dipo. Setelah itu mereka bergantian. Mereka juga sempat meminta tolong ke salah satu pengunjung untuk memotret mereka bertiga sebagai kenang-kenangan.
"Lucu banget ya kita." kata Anna senang memandang hasil foto mereka. Desi mengangguk antusias.
"Iyalah, lihat dong gue yang paling ganteng di sini."
Anna mendepak kepala Dipo. "Ya lo satu-satunya cowo di sini nyet."
Bukanya marah, Dipo malah terkikik mendengar pernyataan Anna.
"Gue tuh kangen banget sama suasana di sini. Dulu, Mama Papa gue suka ngajak gue ke sini buat jalan-jalan, foto-foto, makan, nyobain teleskopnya. Pokoknya seru deh! Kata Mama gue habis film Petualangan Sherina, tempat ini jadi rame parah. Banyak orang yang datang ke sini buat foto-foto atau ngelihat doang." kata Anna tanpa diminta.
"Nostalgia dong lo?" tanya Dipo yang sedang meniup Pop Mie yang baru saja dibeli dari pedagang kaki lima dekat mereka.
Anna mengangguk antusias.
"Sekarang udah sepi ya, Na? tanya Desi.
Kali ini Anna mengangguk lesu. "Ya gitu deh. Tapi tempat ini tetap menjadi salah satu tempat yang bisa bikin gue nostalgia masa kecil."
KAMU SEDANG MEMBACA
Anna & Harry
RomanceHubungan antara murid, 17 tahun, dan guru, 38 tahun, dimulai ketika mereka tinggal di apartemen yang sama dan lantai yang sama. Akankah hubungan itu berlanjut? Atau harus terhenti mengingat usia dan status kedudukan mereka yang jauh berbeda?