Part 44 - A Step Back

1.9K 114 10
                                    

She needs me now, but I can't seem to find the time
I got a new job now on the unemployment line
And we don't know how, how we got into this mess
Is it God's test?
Someone help us, 'cause we're doing our best
Trying to make it work, but, man, these times are hard

***

Mama Anna menyuruh Anna untuk menunggunya siap-siap makan malam di teras depan. Anna yakin Mamanya menyuruhnya menunggu di teras depan agar Anna bisa memiliki waktu berdua dengan Pak Harry, yang mana pada beberapa hari terakhir ini dirasa kurang. Entah mengapa, sepertinya kedua orang tuanya itu sudah sangat percaya terhadap Pak Harry. Tentu Anna merasa senang bukan main

Sesampainya di teras, terdapat Pak Harry sedang memainkan HPnya dengan tangan kanan sementara tangan kirinya dimasukan ke dalam saku celananya. Pak Harry mengenakan kemeja semi formal dan celana panjang abu-abu. Anna sendiri mengenakan gaun santai selutut serta jaket, dan dandanannya dibuat lebih dewasa agar tidak terlalu mencolok berjalan disisi Pak Harry. Untungnya dengan gaya berpakaian Pak Harry membuat tidak terlihat nyaris berumur 40 tahun melainkan akhir 20 tahunan. Brewoknya juga dicukur tapi masih menyisakan rambut tipis di sekitar bawah pipi serta hidungnya.

Ketika Anna datang, Pak Harry belum menyadarinya karena terlalu fokus mengetikan sesuatu melalui HP. Karena Anna sudah berdiri cukup lama dan belum ada tanda-tanda Pak Harry akan segera sadar, Anna berdehem.

"Ehem..." Anna berdehem kencang dengan tangan kanannya memegang lehernya.

Pak Harry segera menoleh ke belakang dan memasukan HPnya.

"Malam Pak." kata Anna seraya menaikan gaunnya. Pak Harry tertawa.

"Malam Tuan Putri," Pak Harry berjalan mendekati Anna dan berusaha membelai kepalanya. "Cantik sekali malam ini?"

Anna menepis tangan Pak Harry karena malu dan was-was akan muncul orang tuanya dengan tiba-tiba. Pak Harry maklum dan tersenyum kecil.

"Tadinya saya mau pakai kaus The Vampire Weekend sama celana hitam. Eh dimarahin sama Mama. Katanya 'Ada Dik Harry kok pakaiannya gak sopan sih? Ayo cepat ganti! Mama malu, lihat dong Mama aja pakai blouse'" kata Anna sambil menirukan Mamanya jika sedang berbicara.

'Kamu cantik pakai gaun, An." Pak Harry tidak henti-hentinya memandangi wajah Anna yang berpoleskan make up tipis.

"Paaaak." kedua pipi Anna memerah karena perkataan Pak Harry barusan. Pak Harry hanya terkekeh.

"Ya?"

"Pak Harry juga." kata Anna kecil, nyaris tidak terdengar.

"Apa itu?" Pak Harry berpura-pura tidak mendengarnya, padahal ucapan Anna terdengar jelas ditelinganya meski dengan suara kecil.

Anna memukul pelan dada Pak Harry. "Ih, Bapak juga. Saya bilang Bapak juga!" seru Anna dengan wajah yang memerah dibalik fondation dan bedaknya.

Pak Harry berpura-pura mengerutkan dahi. "Juga apa? Saya juga cantik begitu?" alis Pak Harry naik sebelah.

Anna memutarkan mata. Sebenarnya dia tahu Pak Harry hanya menggodanya, namun dia memilih untuk mengikuti permainan Pak Harry. Didekatkannya badannya dengan Pak Harry hingga seperti orang yang berpelukan. Kedua tangannya dikalungkan di leher Pak Harry. Pak Harry tersenyum senang melihat dan merasakan perlakuan Anna ini. Sementara Anna menatap Pak Harry dengan pandangan nakal. "Tampan." kata Anna tepat di depan wajah Pak Harry yang hanya berjarak sekitar 5 senti dari wajahnya. 

"I'm flattered." Pak Harry kemudian mengelus rambut Anna dan Anna terpejam karena dirasa sudah lama sejak Pak Harry melakukan ini.

"Jaket Bapak mana? Dago dingin loh."

Anna & HarryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang