Part 50 - One Thing Almost Led to Another

2.9K 125 40
                                    

One way or another 

I'm gonna see ya 

I'm gonna meet ya

***

"I love them," kata Anna seraya mengenakan seatbelt pada mobil Pak Harry. Mereka baru saja menyelesaikan pertemuan mereka sekitar lima belas menit yang lalu. Ibu dan Bapak Pak Harry langsung kembali ke hotel karena mereka harus beres-beres pakaian karena tadi mereka bercerita bahwa pesawat yang mereka pesan salah tanggal dan mereka tidak mau serta malas untuk mengurus pergantian tanggalnya. Jadi akhirnya mereka memutuskan untuk pulang. Lagi pula tujuan mereka sudah tersalurkan, yaitu bertemu dengan calon menantu mereka.

"Tuh kan. Sudah saya bilang kamu tidak perlu takut. Mereka tidak menyeramkan bukan?" Pak Harry melirik Anna dari kaca spion tengah. Anna tersipu malu.

"Yeeee kan saya kira mereka bakal langsung ngejudge saya soalnya kan saya bukan putri gitu lhooo." Anna merengut lucu. Pak Harry yang gemas langsung mengacak rambut Anna yang membuat Anna semakin merengut kesal.

"Mereka hanya mau saya bahagia, An. Itu bagi mereka sudah cukup."

Anna mendengarnya terharu. "Bukanya semua orang tua mau anaknya bahagia? Termasuk orang tua saya Pak."

"Betul kata kamu. Namun beberapa teman saya sepertinya kurang beruntung, Ada yang menikah karena dijodohkan, dipaksa, dan akhirnya mereka tidak bahagia. Lalu tidak sedikit dari mereka yang akhirnya depresi, KDRT, hingga selingkuh An. Padahal, memilih pasangan itu untuk seumur hidup, bukan?"

Anna mengangguk. "Beneeeer banget Pak Tuaku," kata Anna seraya mengacungkan jempol. "Ih Pak terus yang KDRT gimana?"

"Ya begitu, An. Ada yang stay karena anak dan ada juga yang berujung perceraian."

Anna terdiam. "Semoga bukan kita kelak ya Pak."

Pak Harry tersenyum.

"Tapi kayanya kalau KDRT beneran deh. Kamu kan sering mukul saya." Pak Harry tersenyum jahil. Anna melihatnya dari arah spion tengah. Anna langsung mencubit keras lengan Pak Harry. "Aduh! Tuh kan! Bahkan kita belum menikah kamu sudah KDRT hahaha."

Anna menjulurkan lidahnya. "Maaf Pak Harryku tersayang. Itu kan bukti cinta. Love language saya itu mukulin Bapak. Bercanda deng." Anna tersenyum lebar.

Pak Harry tersenyum lalu menyalakan mobil dan mulai menjalankan mobil. Selama di perjalanan pulang ke apartemen, Anna tidak henti-hentinya memuja kedua orang tua Pak Harry yang tampilannya sederhana namun ternyata memiliki pengetahuan yang luas dan bertemu orang-orang penting. Bahkan, Anna menganga saat Bapak Pak Harry bercerita tentang bagaimana beliau bisa bertemu Keanu Reeves saat sedang menaiki subway di New York beberapa tahun yang lalu. Pak Harry yang sudah mendengar cerita itu lebih dari puluhan kali hanya bisa tersenyum lucu saat mendengar betapa antusiasnya Anna.

Bapak dan Ibu Pak Harry juga orang yang tidak sombong meski Anna tahu seberapa kayanya konglomerat batu bara. Intinya, Anna sangat menikmati pertemuan mereka.

"Lalu kapan nih saya bisa ketemu sama Pak Herman dan Pak Rian?" tanya Anna sambil memainkan salah satu uban Pak Harry yang terlihat jelas. "BTW, ada uban nih. Saya cabut boleh?" Lalu tanpa menunggu persetujuan Pak Harry, Anna langsung mencabutnya. Sontak Pak Harry langsung menghentikan mobil dan mengaduh kesakitan. Untung jalanan kala itu sedang sepi sehingga tidak membahayakan siapapun.

Pak Harry mengelus rambutnya sendiri. "Aduh An, sakit."

Anna tertawa mendengar keluhan Pak Harry. "Maaf ya sayang, habis uban Pak Harry itu menggemaskaaaaaaan."

Anna & HarryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang