Part 18 - Bingung

3.1K 174 7
                                    

I remember being drained of all my energy
Feeling like I couldn't go no more

***

Desi dan Dipo menatap tersenyum kaku melihat pemandangan di depan mereka. Sementara Anna, diam saja. Dirinya terlalu terkejut untuk mengedipkan mata sekali pun. Pandangannya sudah bukan ke Pak Harry lagi, namun ke kedua kakinya.

Pak Harry dan wanita yang tadi diciumnya memandang mereka dengan kaget. Bingung harus bereaksi apa.

"Emm... Sore, Pak." 

Akhirnya Dipo memberanikan diri untuk menyapanya sekaligus memecahkan keheningan dan kekakuan di antara mereka.

"Pak." susul Desi. Sementara Anna hanya diam saja namun bibirnya menyunggingkan senyum terpaksa.

"Harry, aku pulang dulu. Terima kasih."

Wanita itu tampak mengelus lengan Pak Harry dengan lembut yang dibalas dengan anggukan kecil Pak Harry sambil tersenyum. Matanya menatap Desi, Dipo, serta Anna dengan ramah kemudian mengangguk lalu berlalu. Desi, Dipo membalasnya tak terkecuali Anna.

"Anna, Desi, Dipo." kata Pak Harry canggung.

"Kami mau pulang dulu Pak. Mari." 

Desi serta Dipo bergantian untuk salim ke Pak Harry lalu berjalan menuju lift setelah sebelumnya melambaikan tangan ke Anna. Anna dan Pak Harry memperhatikan keduanya hingga hilang dibalik pintu lift. 

"Pak, saya masuk dulu ya." kata Anna.

Tanpa menunggu jawaban dari Pak Harry, Anna memasuki kamarnya meninggalkan Pak Harry yang termenung mengerutkan kening. 

Didalam kamarnya, Anna langsung terduduk lesu di sofa. Bagaimana tidak? Orang yang disukainya terlihat dengan jelas bahwa dia mencium orang lain. Sudah bisa dipastikan bahwa wanita itu adalah pacarnya. Mana ada orang mencium bibir saudaranya?

HP Anna berdering. Rupanya Desi. Anna tidak menjawabnya, karena ia tahu apa yang akan Desi katakan. Pasti Desi akan membicarakan tentang Pak Harry, yang mana hal itu yang sedang ingin Anna hindari untuk saat ini.

Terdengar pintunya diketok dari arah luar. Dengan lesu, Anna membukanya. Ternyata Rety dengan pakaian yang rapi seperti mau pergi yang mengetoknya. Dilihat rambutnya masih setengah basah.

"Woy Anna, gue numpang nyatok di sini ya?"

Anna mengangguk. "Sore-sore mau ke mana, Mbak?"

"Ngedate lah."

Anna terdiam dan hanya memperhatikan Rety yang sekarang sedang mengeringkan rambutnya dahulu dengan pengering rambut miliknya di meja rias kamar Anna. Anna tidak bertanya lebih lanjut, dirinya malah merebahkan tubuh di kasurnya.

Rety melirik ke arah Anna. "Lo kenapa? Lesu banget."

"Patah hati." jawab Anna pendek. 

Mata Rety langsung melotot. "Bisa patah hati juga lo? Patah hati sama siapa? Artis? Hahaha." Rety malah tertawa mendengar perkataanya sendiri.

Anna mendengkus keras. "Sama orang lah."

"Siapa? Pak Suswanto udah nikah loh, Na. Tiati diamuk istrinya lo."

Anna & HarryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang