Enjoy. Bakal ada yang manis-manis :)
BTW AKU MINTA VOTE AND FOLLOW
You lift my feet off the ground
You spin me around
You make me crazier crazier
Feels like I'm falling and I'm lost in your eyes
You make me crazier crazier crazier
***
Anna mengetuk pintu kamar Pak Harry untuk yang ketiga kalinya. Ditenteng plastik berisikan nasi tim dan ayam jamur serta rosemary tea yang tadi dia beli sepulang sekolah. Tidah lupa, dia juga membeli kue coklat kecil sebagai makanan penutup. Sebenarnya Anna tidak yakin apakah orang sakit boleh memakan kue ini. Namun Anna tetap membelinya karena bagi Anna kue ini selalu bisa membangkitkan semangat Anna.
Masih teringat kejadian kemarin, setelah Pak Harry mengatakan hal yang membuatnya tidak bisa berpijak pada tanah. Tentu Anna senang. Dan bingung. Tapi lebih banyak senangnya. Anna langsung masuk ke kamarnya setelah sebelumnya dia tersenyum bahagia kepada Pak Harry dan mengucapkan terima kasih. Di dalam kamarnya Anna tak henti-hentinya tersenyum seperti orang gila. Langsung saja dia menelpon kedua sahabatnya itu dan menceritakan semua dari awal hingga akhir.
Seperti perkataannya, malam itu Anna tidak tidur. Jantungnya selalu berdetak tidak beraturan mengingat perkataan Pak Harry.
Terbuka pintu kamar Pak Harry. Pak Harry hari ini terlihat lebih baik dari kemarin. Hidungnya sudah tidak merah. Sudah tidak batuk-batuk lagi seperti kemarin.
"Pak, sudah baikan?"
Pak Harry tersenyum lalu mengangguk. "Sepertinya penyakit saya terangkat karena sudah jujur kemarin. Anna."
Anna tidak berani menatap Pak Harry setelah perkataannya dengan nada yang menggoda tersebut. Pipi Anna tentu saja memerah seperti kulit kepiting rebus.
"Bagus deh."
Anna takut-takut menatap lawan bicaranya yang kini sedang melipat kedua tangannya dan bersenderan di tembok depan pintu. Senyum Pak Harry sangat manis hingga Anna sepertinya merasa akan diabetes dibuatnya.
"Masuk dulu An. Ada banyak yang mau saya bicarakan ke kamu."
Kaki Anna melangkah masuk mengikuti langkah Pak Harry yang berhenti di sofa ruang tengah. Badan Pak Harry berbalik dan berhadapan dengan Anna.
"Eh Pak ini. Nasi tim dan teh. Ohiya, sama kue coklat." Anna menyerahkan plastik yang dibawanya.
Pak Harry menerimanya dengan wajah sumringah. "Just what I needed."
Pak Harry lalu menaruh plastik itu di meja makan. Anna duduk di sofa, memperhatikan Pak Harry yang balik berjalan ke arahnya. Dia ikut duduk di samping Anna.
"Kamu mengerti kan apa yang saya katakan kemarin?"
Dibalas dengan anggukan Anna.
"Saya akan menceritakan dahulu kenapa saya masih lajang hingga sekarang. Kamu mau mendengarkan?"
Lagi-lagi Anna mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anna & Harry
RomansaHubungan antara murid, 17 tahun, dan guru, 38 tahun, dimulai ketika mereka tinggal di apartemen yang sama dan lantai yang sama. Akankah hubungan itu berlanjut? Atau harus terhenti mengingat usia dan status kedudukan mereka yang jauh berbeda?