Part 33 - Kaget Lagi

2.1K 125 4
                                    

Yuk bikin aku semangat dengan vote follow comment sebanyak-banyaknya!

It's two a.m. and I'm cursin' your name
I'm so in love that I acted insane
And that's the way I loved you

***

Anna sedang membereskan tumpukan majalah GoGirl di lemari bukunya pada ruang tengah ketika suara pintu kamarnya yang diketok membuyarkan konsentrasinya. Dengan sigap, ia bangkit lalu membuka pintu tersebut. Seperti yang sudah ia duga sebelumnya, Pak Harry yang sudah berganti pakaian santai berada di depan pintu sambil menenteng plastik yang Anna duga berisikan makanan.

"I bought the most tasty nasi goreng in town! Untuk kamu pedas, tidak pakai acar, telur setengah matang." Pak Harry tersenyum sumringah mengangkat plastik yang ditentengnya tinggi-tinggi. Anna tertawa dan membuka pintunya lebih lebar dengan maksud mempersilahkan Pak Harry untuk masuk.

Selain plastik berisi nasi goreng, Pak Harry juga menenteng map berisi kertas-kertas yang Anna tebak adalah kertas jawaban teman-temannya untuk UAS Kimia. Anna mengingat tadi pagi Pak Harry mengatakan akan mengoreksinya. Dia kira sudah selesai, namun sepertinya belum karena Pak Harry membawa kertas jawaban UAS ke apartemen.

Sebelum Anna berniat memindahkan nasi goreng ke piring, dia membereskan tumpukan majalah GoGirl yang harusnya dia bereskan tapi sekarang dia memasukan dengan asal-asalan ke dalam lemari bukunya. Dilihatnya Pak Harry sudah berada pada  meja makan dan menaruh mapnya di atas meja makan.

"Belum selesai ngoreksinya, Pak?" tanya Anna sambil mengambil piring dan sendok sebagai wadah nasi goreng mereka di dapur.

Pak Harry menggeleng. Di meja makan, Pak Harry mengeluarkan kertas jawaban UAS dari mapnya lalu mulai mengoreksinya. Ia sampai tidak sadar bahwa Anna telah memindahkan nasi goreng yang tadi dibelinya ke piring dan menyediakan minum di hadapannya. 

"Masih banyak ya Pak yang harus dikoreksi?" 

Anna menyuapkan nasi goreng ke mulutnya sendiri. Pak Harry hanya mengangguk tanpa menoleh ke arah yang bertanya. Matanya tetap menatap ke tumpukan kertas di hadapannya sambil mencoret-coret sesuatu.

Anna mencoba meraih salah satu kertas, lalu ditahan oleh Pak Harry.

"Gak boleh sayang." Pak Harry memamerkan gigi-giginya kepada Anna. Anna mendengus sebal.

"Lah kalau gak boleh kenapa Bapak ngoreksi di depan saya gini? Ya jelas saya lihat lah. Kalau emang rahasia harusnya Bapak ngoreksi di kuburan tuh. Gak ada siapa-siapa kan." sindir Anna sambil mengaduk-aduk nasi gorengnya.

Pak Harry tersenyum semakin lebar dan kembali menatap kertas jawaban UAS. "Salah."

Anna mendongak. "Ha?"

Tatapan Pak Harry berubah jahil. "Kan di kuburan banyak teman kamu."

Beberapa detik kemudian, Pak Harry mengaduh sakit karena lengannya memerah akibat ditimpuk Anna menggunakan sendok besi. Sebenarnya Anna tidak mengetahui kalau sendok besi akan mengakibatkan lengan seseorang merah seperti itu. Anna menjadi merasa tidak enak kepada Pak Harry.

"Eh maaf Pak. Habis Bapak ngomongnya gak disaring sih." Anna menunjukan raut wajah bersalah namun tetap sebal.

Pak Harry bukanya marah, tapi hanya mencubit pipi Anna tanda gemas. Anna langsung menggigit tangan yang mencubit pipinya. Hari ini Anna benar-benar sangat galak karena tamu bulanannya baru datang sore tadi. Jadi Anna lebih sensitif dan pemarah.

Anna & HarryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang