Part 9 - Marah

5.1K 228 1
                                    

This is my life
I've got the whole world in front of me
I'm not letting go 'til I say

***

Meskipun sudah bersumpah bahwa Anna tidak akan peduli, namun rasa penasaran itu tidak bisa disembunyikan. Nyatanya, sekarang dia sedang mengintip melalui celah di pintu kamarnya untuk mengetahui apa yang sedang terjadi di depan. Namun nihil. Hanya ada lorong kosong yang dapat dilihat. Tidak ada pergerakan orang keluar dari pintu Pak Harry, maupun suara dari dalam kamarnya.

Anna mendesah pelan.

Sudah 3 jam, dia menghitung, sejak dia pulang dari Kafe. Tadi dia melihat ada mobil Pak Harry yang artinya Pak Harry sudah berada di kamarnya. 

Akhirnya dia menyerah. Tidak bisa mendapat informasi jika hanya melihat dari celah pintu kamar. Anna membuka pintu kamarnya pelan-pelan, mengendap-endap, lalu menempelkan daun kupingnya di pintu Pak Harry.

Hening. Tidak ada suara apapun dari dalam kamar. 

Dipicingkan matanya yang menandakan dia sedang berkonsentrasi agar bisa mendengar suara dari dalam kamar. Tetap tidak ada sedikitpun suara yang dapat didengar. Hanya bunyi detik jam Pak Harry, itu juga samar-sama.

Anna memejamkan mata berharap dengan begitu pendengarannya menjadi tajam. Tidak berhasil juga.

Idenya tidak habis. Diintipnya dalam kamar Pak Harry melalui celah pintu seperti yang tadi dilakukan Anna di kamarnya. 

Setelah mencari posisi yang pas, akhirnya Anna bisa melihat isi dari kamar Pak Harry:

Gelap. Sepertinya tidak ada orang.

Anna mengeryit heran. Jelas-jelas tadi dia melihat mobil BMW berwarna silver bernomor polisi D 3125 USS yang terparkir di basement. Anna bahkan sampai melewati pintu masuk basement yang agak jauh karena harus memutar dulu sangkin penasarannya.

Dalam pikirannya terus terbayang wanita itu. Ia sangat yakin jika orang itu adalah kekasih dari Pak Harry.

"An?"

Suara Pak Harry terdengar dari arah belakang. 

Anna sontak terkesiap mendengar namanya dipanggil dari arah belakang, apalagi jika yang memanggilnya adalah orang yang sebenarnya ingin dia intip.

Anna menoleh dengan pelan. "Iya?"

Alis Pak Harry naik satu. "Kamu ngapain?"

Dilihatnya, Pak Harry yang masih mengenakan kemeja yang sama seperti saat ia berangkat ke sekolah yang kini menatap Anna penuh tanya. Pak Harry berdiri sendiri, tidak bersama wanita yang tadi dilihatnya di Kafe

"Gak ngapa-ngapain Pak."

Pak Harry memicingkan matanya. "Kamu mengintip isi kamar saya?"

"Enggak!" sanggah Anna cepat sambil menyilangkan tangan di dadanya.

"Tadi saya lihat..."

"Bapak salah lihat!" seru Anna lantang dan penuh keyakinan.

Pak Harry terus menatap Anna penuh kecurigaan. Bagaimana tidak, begitu turun dari lift Pak Harry melihat Anna sedang menundukan badannya di celah pintu kamar Pak Harry. Lagaknya seperti maling yang sedang melihat-lihat rumah calon korban.

Sementara Anna, berharap dirinya ditelan bumi sekarang. Atau dia punya kemampuan seperti Allison Hargreeves dari komik dan serial TV The Umbrella Academy yaitu mempengaruhi pikiran lawan bicara dengan mengatakan "I heard a rumor..."

"Saya yakin Anna."

Anna menundukan kepalanya. Dia merasa sudah tidak bisa lagi berbohong karena mau bagaimana pun juga, Pak Harry akan mengetahui kebenaran. Karena lagi pula, bohong seperti apa lagi?

Anna & HarryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang