Part 26 - Bottle of Milk

4.1K 174 10
                                    

If I could save time in a bottle
The first thing that I'd like to do
Is to save every day
'Til eternity passes away
Just to spend them with you

***

"The winner from yesterday's debate is..... drum roll please?" Mrs. Endang memukulkan kedua telapak tangannya pada pahanya secara beraturan hingga berbunyi seperti suara drum. "IPA 2! Congratulations to Sandi, Anna, and Kuma for winning this debate!"

Anna menatap tidak percaya atas perkataan Mrs. Endang saat upacara barusan. Diliriknya Desi yang sedang melompat kesenangan dan Dipo dari barisan laki-laki yang sedang menyalami Sandi serta Kuma lalu menunjuk Anna dengan dua telunjuknya bangga.

"Anjir gue gak nyangka Des."

Pandangan Anna beralih pada barisan guru di depannya, disamping podium di lapangan. Tampak Pak Harry yang sedang ikut tepuk tangan kemudian mengedipkan matanya ke arah Anna. 

Anna maju ke depan podium bersama dengan Sandi dan Kuma. Sandi sebagai ketua debat, memegang piala yang kemudian difoto oleh Bu Susi.

"Woooy gue gak nyangka. Untung gue se-tim sama kalian." kata Anna dibawah nafasnya.

Kuma menatap Anna dengan pandangan lucu.

"Santai Na. Ini cuma lomba class meeting bukan lomba nasional."

Anna mendengkus. "Bodo. Gue kan belum pernah menang atau pun ikut lomba ginian. Gue baru pertama kali dan langsung menang, gimana gak seneng?" Anna berkata sambil tersenyum sendiri.

"Lo keren kok kemarin." bela Sandi setelah dari podium.

Sandi menatap Kuma meminta pengakuan. Kuma mendesah. "Iye iye lo keren, Na. Puas?"

Anna tertawa penuh kemenangan. "Kurang keras, Kum?"

Kuma memutar kedua bola matanya. "IRIANNA PUTRI KEREN BANGET KEMARIN TANPA DIA REGU KITA GAK BAKALAN MENANG. Puas?" teriak Kuma hingga barisan IPA 1 menatap ke arah mereka.

Anna terkikik. "Kurang pakai 'Irianna Putri yang cantik banget' ah!"

Kuma membesarkan lubang hidungnya kemudian berbalik untuk kembali berbaris di barisan laki-laki. 

"Tapi bener loh. Lo emang keren kemarin. Seharusnya Mrs. Endang ajak lo juga ya pas lomba waktu kita kelas 11. Lumayan kan bisa menang lomba regional."

Mendengar perkataan Sandi barusan, Anna membalasnya dengan memukul pelan kepala Sandi. "Yang ada tim kalian makin ancur! Coba aja kemarin, omongan gue banyak yang dibenerin sama Kuma. Bahasa Inggris gue tuh gak sebagus kalian. Apalagi kemampuan gue debat tuh," Anna menjentikan ibu jari dan jari tengahnya bersamaan. "Kecil."

"Denger ya dongo," Sandi menghela nafas sebelum melanjutkan berbicara. "Seorang Kuma sampai bilang lo keren. Lo gak tau gimana perfeksionisnya dia? Ya kemarin wajar lah kalau dia benerin dikit, orang dia perfeksionis kok."

Anna terdiam. Memang ada benarnya juga apa yang dikatakan Sandi barusan. Kemarin mereka bertiga berhasil mengalahkan saingan debat mereka dengan cukup mudah. Bahkan, Anna berhasil membuat lawannya mati kutu alias tidak bisa menjawab sanggahan dari Anna. Untuk seorang pemula, Anna cukup hebat.

"Cowo lo pasti bangga dengernya." 

Sandi lalu berlalu ke barisannya sambil membawa piala meninggalkan Anna yang kebingungan dengan apa yang dimaksud oleh Sandi. Tapi Anna tidak ambil pusing dan jalan menuju barisannya.

Sampai di ruang kelasnya, Anna berbincang dengan Desi dan Dipo membicarakan rencana mereka untuk liburan semester genap ke Bandung. Rencananya mereka akan menginap di rumah Anna.

Anna & HarryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang