sometimes we like it
sometimes we don't
just try to be young again***
"Nak, tolong ingatkan Dik Harry nanti malam kita makan di The Valley ya." pinta Papa kepada Anna yang sedang membantu Mamanya membersihkan guci yang sudah berdebu di halaman belakang.
"Lah tadi bukannya tadi abis kalian pulang dari Jabar Otofest terus ngobrol sama Papa di teras depan ya? Kok malah minta ke aku?" kernyit Anna heran.
Papa Anna lalu menatap Mama Anna yang tersenyum paham. Anna sendiri yang tidak paham dengan apa yang terjadi hanya memendang orang tuanya heran.
"Udah sana. Papa mau ngobrol sama Mama." Papa Anna tersenyum geli.
Anna mendengkus. "Ih kan Papa sama Mama udah keseringan ngobrol di luar negri. Ketemu akunya kan jarang!" Papa dan Mama Anna hanya membalasnya dengan tertawa renyah.
Sebetulnya, Anna sangat tidak keberatan 'diusir' oleh Papanya. Dengan begitu, ia bisa segera menemui Pak Harry dan berduaan dengannya karena beberapa hari terakhir ini untuk berdua dengan Pak Harry saja susahnya bukan main. Tiap malam pasti orang tuanya selalu menelpon Anna sampai larut malam, seperti sengaja agar tenaganya habis dan langsung tidur.
Ia bergegas menuju ke teras depan rumahnya. Terdapat Pak Harry yang mengenakan pakaian super santai yaitu kaus putih dan celana panjang coklat moka yang sedang memainkan HPnya. Tidak butuh waktu lama bagi Pak Harry yang menyadari kehandiran Anna diambang pintu masuk sedang menatapnya.
Pak Harry memasukan HPnya ke dalam kantung celananya. "Hey manis."
Anna terseyum lebar lalu duduk di kursi sampingnya. Lalu menoleh sebentar ke dalam rumahnya untuk memastikan orang tuanya tidak sedang mengintip mereka. Setelah dirasa aman, Anna tersenyum lagi ke Pak Harry.
"Pak. Gimana tadi ngedate sama Papa?"
Pak Harry tertawa kecil lalu menggeleng-gelengkan kepalanya. "Dasar kamu. Tadi Papa kamu dan Saya melihat-lihat mobil yang dipamerkan. Saya jatuh cinta terhadap Tesla Model X karena bisa menempuh jarak sejauh 380 km saat baterai terisi penuh. Pintu belakangnya juga keren, An. Dibukanya ke atas. Suspensi depannya double wishbone dan belakangnya independent multi-link coil spring. Untuk bannya run flat dengan velg Alloy ZR19. Dia juga punya lampu kabut. Airbag juga ada. Masa mobil kekinian tidak punya airbag. Lalu pada stirnya juga ada tombol—"
Anna melongo.
"Harganya?"
"Sekitar 3 milyar kurang lah. Soalnya—"
Anna makin melongo.
"Udah...udah," Anna menyilangkan tangannya. "Saya gak pernah paham kalau Bapak ngomongin otomotif. Emang Bapak sama Papah tuh nyambung, sama-sama suka otomotif ya."
Pak Harry tersenyum bangga. "Saya senang ternyata saya dan Papa kamu punya kegemaran yang sama."
Anna memainkan kakinya. "Terus, tadi ngomong apa aja sama Papa?"
"Cuma banding-bandingin sih."
Anna mulai tertarik. "Ohya? Bandingin siapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Anna & Harry
RomanceHubungan antara murid, 17 tahun, dan guru, 38 tahun, dimulai ketika mereka tinggal di apartemen yang sama dan lantai yang sama. Akankah hubungan itu berlanjut? Atau harus terhenti mengingat usia dan status kedudukan mereka yang jauh berbeda?