Part 25 - Nyaris Ketahuan

3.8K 161 2
                                    

Vote, comment dan follow, ya? :)

Biar aku semangat. Hih.

My God, amazing how we got this far

It's like we're chasing all those stars

Who's driving shiny big black cars

***

Minggu ujian akhir sekolah telah berakhir. Sekarang adalah minggu dimana satu sekolah mengadakan perlombaan sehabis UAS yang dinamakan class meeting. Perlombaan yang diadakan seperti lomba sepak bola, basket, debat bahasa inggris, cheers, ratoeh jaroe, softball, teater, hingga lomba cerdas cermat. Untuk para guru juga diadakan lomba sepak bola dan tarik tambang untuk mempererat ikatan rekan sejawat.

Karena ini merupakan lomba terakhir yang diikuti kelas 12 karena tahun depan mereka sudah harus fokus dengan UN, kelas Anna tampak antusias mengikutinya. Anna sendiri merupakan peserta debat bahasa inggris, Desi mengikuti lomba ratoeh jaroe, sementara Dipo mengikuti dua perlombaan yaitu sepak bola dan teater. 

Tentu saja Dipo menjadi pemeran utama dalam lomba teater antar kelas ini. Kelasnya akan menampilkan 'Jaka Tarub dan 7 Bidadari' yang diperankan Dipo sebagai Jaka Tarubnya.

Anna terus-terusan merapalkan naskah tentang materi debatnya yaitu 'Impact of Social Media'. Satu regu berisikan tiga orang perkelas. Di kelasnya, Anna terpilih bersama dengan Sandi dan Kuma. Kebetulan regunya mendapatkan tema yang pro, yang menurutnya tidak terlalu sulit. Tapi tetap saja Anna deg-degan karena ini kali pertama Anna mengikuti lomba debat.

"Social media is an online platform that allows users to share ideas, thoughts, information..... AH," Anna lalu memukul paha Pak Harry yang sedang menyetir.

Pak Harry merasa kaget dan kesakitan serta bingung mengapa dirinya dipukul secara tiba-tiba oleh Anna. "An! Ada apa?"

Anna memukul kepalanya sendiri menggunakan naskah materinya dengan pelan. "Takut..takut...takut..."

Pak Harry tertawa. "Tadi malam kan sudah latihan. Kamu hebat, kok."

Matanya menatap Pak Harry tajam dari arah spion tengah. "Ini pertama kalinya buat saya ikut debat. Lagian kenapa saya yang dipilih sih sama Mrs. Endang?" tanya Anna ke Pak Harry sambil menyebutkan guru Bahasa Inggrisnya itu.

"Bu Endang gak asal pilih. Beliau memilih yang kompeten per kelas. Kebetulan kamu, Sandi, dan Kuma yang terlihat paling menonjol di kelas kamu." Pak Harry meyakinkan.

"Pret."

Pak Harry tertawa mendengar Anna yang tidak percaya diri kepada dirinya sendiri.

HP Pak Harry berbunyi. Sepertinya ada panggilan masuk. Anna mengambil HPnya dan membaca nama yang tertulis di layarnya. 'Rian'. Adik Pak Harry selain Herman.

"Adik Bapak, Pak Rian, nelpon nih. Angkat nggak?" tanya Anna sambil menunjukan HPnya ke Pak Harry.

"Biarkan saja. Nanti saya telpon balik saja. Saya sedang menyetir ini."

Anna mengangguk dan kembali menaruh HP Pak Harry di tempat menaruh minuman di sebelah persneling mobil.

"Dari kemarin telpon Bapak terus. Kangen ya?"

Anna & HarryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang