Part 2 - New Neighbor

10.1K 364 4
                                    

I had all and then most of you

Some and now none of you

***

Pulang sekolah, Anna langsung bergegas menuju ke stasiun KRL yang hanya selangkah dari sekolahnya. Sekolahnya memang dekat dari mana saja. Stasiun, pusat belanja, pasar modern, bioskop, hingga rumah sakit. Selain letaknya yang strategis, sekolah Anna memang termasuk salah satu SMA swasta terbaik di Jakarta. Tes masuknya susah. Anna cukup beruntung saat 3 tahun lalu dia mengetahui bahwa dirinya diterima menjadi murid di sekolah ini. 

Selain itu, Anna sangat beruntung karena bisa bertemu Desi dan Dipo di sekolahnya. Desi Sungkar, merupakan anak dari co-CEO perusahaan Gojek yang merupakan perusahaan yang menyediakan jasa ojek online. Desi anaknya ramah serta tidak sombong, namun selalu mencontek Anna jikalau dia sedang banyak orderan masuk. Ya, Desi membuka bisnis kecil-kecilan membuat dessert box kekinian. Rasanya? 11-12 sama Bittersweet by Najla deh! Selain jualan dessert box, Desi juga menjual banyak cemilan seperti keripik, wafer, pilus dan banyak lagi. Semuanya homemade alias Desi sendiri yang membuatnya. 

Sedangkan Dipo? Namanya Diponegoro Muda merupakan anak tertua dari 3 bersaudara. Ayahnya seorang pilot sedangkan Ibunya artis teater. Oleh karena itu Dipo sifatnya suka lebay. Kata Desi, karena sering dengerin Ibunya hafalin naskah. 

Sesampainya di lobby apartemen, Anna melihat ada banyak sekali kardus kosong yang diletakan di dekat pintu masuk. Biasanya, jika ada kardus seperti ini artinya ada yang baru pindah atau akan pindah. Ia melihat Pak Suswanto, satpam apartemen, lalu menyapanya.

"Pak, sendiri aja? Pak Lukman dan Pak Sugeng mana?" tanya Anna sekaligus menyebutkan kedua rekan kerjanya yang lain.

Pak Suswanto menghentikan langkahnya. "Ealah Neng Anna. Iya nih. Mereka lagi pada bantuin angkat kardus."

"Kardus itu ya?" tunjuk Anna. "Emang ada yang baru pindah?

Pak Suswanto menaruh map yang dipegangnya di atas meja lobby. "Iya Neng Anna pinter, itu ada yang baru pindahan lusa kemarin. Barangnya baru dikirim hari ini." kata Pak Suswanto.

Anna tersenyum. "Tuhkan bener. Lantai berapa?" tanya Anna.

Pak Suswanto terdiam lalu matanya menatap keatas seperti sedang berusaha mengingat-ingat. "Aha! Satu lantai sama Neng Anna kok. "

Anna terkekeh geli. "Okedeh." Anna berjalan ke arah lift lalu menepuk keningnya dan berbalik ke arah Pak Suswanto. "Ohiya Pak, ini saya ada cemilan buat Bapak. Dimakan ya." kata Anna sambil menyerahkan satu bungkus keripik singkong dari Desi.

Pak Suswanto tersenyum sumringah. "Wah Neng Anna tau aja saya lagi kepengen keripik. Makasih ya Neng." kata Pak Satpam sembari menerima keripik singkong dari Anna.

"Hahaha sama-sama Pak. Jangan lupa dibagi dengan Pak Lukman dan Pak Sugeng ya!"

"Asiap Neng. Ohiya, orangtua Neng Anna kesini kapan? Lama gak ngeliat mereka." tanya Pak Suswanto.

"Kayanya akhir bulan nih, Pak. Masih banyak kerjaan soalnya. Mari Pak." kata Anna sambil bergegas menuju lift.

"Iya Neng. Silahkan."

Lobby apartemennya lumayan ramai. Memang, apartemen Anna berada pada jalan utama. Keluar dari apartemen banyak sekali restoran dan toko. Apartemennya tergolong sedikit elit, karena orang tua Anna yang membelikan. Mereka ingin yang terbaik untuk Anna. 

Anna menekan angka 5 pada tombol di lift

Sudah 3 tahun semenjak Anna tinggal sendiri di apartemen ini. Tapi Anna tidak terlalu kesepian. Desi dan Dipo sering main ke apartemennya agar Anna tidak bosan. Selain itu, tetangga Anna juga ramah-ramah.

Anna & HarryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang