Mau tanya dong
Kalian nyangkut di cerita ini dari mana?Song: Noah - Langit Tak Mendengar♪♬
___________________________________________
"Gak ada perempuan lemah. Yang ada, perempuan selalu pakai hati disetiap tindakannya."
~Ananda Zea Arnia~
_____________________________"Hai! Ada yang kangen aku nggak?" teriak Tedi menyisir rambut ikalnya.
"Eh, Ra. Lo denger setan ngomong gak tadi? Serem banget. Hih! Merinding gue." Vinkan melirik Tedi dan menekan kata setan tepat di depan wajah Tedi.
Dengan kecepatan tangan copet handal, laki-laki berkulit eksotis itu mencomot bibir Vinkan, merusak lipstik ombre hasil perjuangan Vinkan lima jam di depan cermin.
"Ngehinanya biasa aja, gausah monyong-monyong."
Tak mau kalah, Vinkan menyentil keras jakun Tedi hingga mampu membuat empunya mual-mual.
"Kalo gemes sama bibir gue, bilang! Jangan main comot aja!"
"Ape lo kate? Gemes? Bhak! Najis.
Yang ada pengen gue sunat bibir lo!"Syra memutar bola matanya, bahkan dalam keadaan genting saja Tedi dan Vinkan sempat-sempatnya PDKT.
Di sini Syra berdiri, gedung yang di dalamnya banyak wanita cantik terpilih. Dan hari ini, ia harus rela membiarkan pacarnya menggoda gadis lain, walau pura-pura sebenarnya, tapi tetap saja hati tidak bisa tipu-tipu.
Anak-anak Gannesa, Syra, Nanda dan Vinkan fokus mengamati dua orang yang sekarang tengah dimabuk asmara - sandiwara. Manik cokelat Syra menari senada dengan pergerakan Regan.
Beberapa kali ia menghela nafas kasar kala melihat miliknya bersikap sangat manis kepada Gege."Hati Lo sehat 'kan, Ra?" tanya Defri yang mengerti eskpresi tak nyaman dari wajah Syra.
"Demam," jawab Syra asal. Moodnya benar-benar hancur detik ini.
"I love you, Kak Regan!"
Jeritan Gege menusuk dalam ke telinga Syra, kompor di hatinya berkoar-koar, kalimat cinta dari mulut Gege itu berhasil memancing kemarahan Syra.
"I livyi Ki Rigin, najis!" sentak Syra, sangat muak melihat wajah freak Gege.
"Boleh gue jambak aja gak sih tuh cewek!" gerutu Syra membuat teman-temannya beralih ke arahnya."Lo cemburu?" kata Nanda, Vinkan, Tedi, Daffa, Gilang dan Adit bersamaan dengan tatapan tak percaya tentunya.
Syra mendelik risih. Menyaksikan wanita lain bebas menatap, menyentuh bahkan bermesraan di depan kelopak matanya sendiri, hanya orang sakti yang tahan seperti itu.
"Ini 'kan cuma skenario, Ra. Akting doang," seloroh Daffa meyakinkan Syra.
"Adegannya emang bohongan, tapi sakit hatinya beneran!"
"Lo udah suka banget ya sama bos Regan?" Kini Gilang yang bertanya.
"Sayang, bukan suka!"
Jawaban Syra sukses membuat bulu kuduk kawan-kawannya berdiri. Kalimat sakral terucap dari seorang Syra Pandhita
"Kalo si Regan denger lo ngomong gitu, bisa-bisa naik turun gunung kerasukan Annabelle dia, Ra," ujar Tedi.
"Kenapa gak langsung baku hantam aja sih elah lama banget!" Nanda geram sendiri melihat wajah licik Gege.

KAMU SEDANG MEMBACA
REGAN'S
Teen Fiction-FOLLOW SEBELUM BACA :* Ketika cinta berujung malapetaka. Tentang Regan Xavier Granaga. Sang ketua perkumpulan penghancur kejahatan. Berpegang teguh pada semboyan "Brantas sampai tuntas". GANNESA! dan tentang Syra Panditha. Gadis yang membeci dunia...