"Selamat pagi, Regan."
"Hallo Regan. Rezeki banget pagi-pagi udah ngeliat lo."
"Ganteng banget sih, Emak lo waktu hamil ngidam jungkook ya, Gan."
Begitulah kalimat-kalimat yang dilontarkan oleh setiap siswi yang melewati tempat parkir SMA Airlangga, tak jarang sampai ada yang jingkrak kegirangan karena bisa melihat wajah tampan paripurna milik Regan Xavier Granaga yang selalu mereka anggap sebagai mukzijat tuhan. Alay memang.
"Gilaa tuh cewe-cewe, yang di sapa si Regan doang. Emang mereka fikir kita makhluk tak kasat mata apa," kesal salah satu cowo yang penampilannya paling berantakan dengn kulit hitamnya. Tedi.
"Bukan kita, tapi lo aja yang jadi makhluk halus nya, Tatang," sahut Daffa sambil membuka topi yang ia pakai.
"Nama gue Tedi," ujar Tedi merasa tak terima dengan panggilan Daffa.
"Iya Tedi, alias Tatang Suryadi."
Gelak tawa ke-lima nya mengiringi penuturan Daffa, ya itulah nama asli Tedi, namun ia dan teman-teman nya sepakat memanggilnya dengan sebutan Tedi.
"Udahlah Ted, terima nasib aja. Gaboleh ubah-ubah nama, dosa." Kini Gilang yang bersuara.
"Iya Ted, lo ngubah nama ga akan berpengaruh sama kapasitas muka lo," ucap Aditya sambil merangkul bahu Tedi.
"Sombong banget lo Dit, mentang-mentang banyak pacar belagu. Playboy dibanggain, mendingan gue, setia sama jodoh gue dunia akhirat," balas Tedi panjang lebar.
"Banyak pacar banyak rezeki Ted," jawab Aditya yang dihadiahi toyoran oleh Arvin.
"Vin, bantuin kita bully si Tedi dong. Diem mulu. Ga asik banget lo."
"Gue ga mau ngabisin tenaga cuma buat debat ga penting kaya gitu," ucap Arvin datar. Dia tidak akan mengeluarkan suara nya untuk hal yang tidak terlalu penting.
"Percaya yang punya suara emas."
"Woii, Motor lo semua menuhin parkiran. Dikira ini parkiran sesepuh lo!" teriak seorang perempuan cantik yang tengah menaiki sepeda putih nya.
"Parkir juga ada aturan nya, ga sembarangan kaya gitu!" lanjutnya ketika melihat sekelompok motor yang terparkir sembarang arah, sangat tidak beraturan.
Syra Panditha, sang juara umum SMA Airlangga, gadis dengan rambut pirang dan mata yang indah. membuat siapapun yang menatap nya akan jatuh cinta.
Arvin, Daffa, Gilang, Tedi dan Aditya melirik Regan yang masih asyik dengan earphone nya tanpa menatap ke arah depan.
Tedi menyenggol bahu Regan, menyadarkan nya.
"Apa?" tanya Regan yang di balas oleh lirikan ke arah Syra dan secara otomatis Regan mengikuti arah mata Tedi.Regan mendelikan mata nya ketika melihat perempuan bersepeda menatap nya sinis, Regan segera membuka earphone nya.
"Minggir," ujar Syra tak santai
Satu alis Regan terangkat, menatap Syra dengan tak percaya bahwa ada perempuan yang bersikap acuh padanya.
Syra mengendus kasar "kalian kenapa sih? Kesambet? Disuruh minggir ko pada diem," ujar nya
Sontak Ke-lima laki-laki itu segera membenarkan posisi motor nya, kecuali Regan.
"Lo ga denger? Minggir!" ucap Syra malas
"Gue ga suka diatur-atur."
"Gue ga punya banyak waktu buat debat."
"Kalo gitu gue ga akan minggir."
"Terserah, tanggung sendiri konsekuensi nya." Syra menjalankan sepedanya, melewati area sempit di samping motor besar milik Regan.
Regan dan teman-teman nya tertegun melihat motor mahal Regan lecet oleh sepeda kecil Syra.
"Wahhhh parah lo, mahal tuh motor."
"Tau lo, harga diri si Tedi juga kalah sama tuh motor."
"Sialan."
Mata Regan tak lepas dari gadis itu, bibirnya sedikit terangkat, dia bahkan sangat santai setelah melihat apa yang terjadi pada motornya, bukan masalah besar baginya, maklum anak sultan.
"Sorry ga sengaja, gue bakal tanggung jawab," ujar Syra santai
"Ga perlu, masalah kecil."
"Oke, thanks pengertiannya." Syra melangkah meninggalkan ke-enam laki-laki itu. Mereka adalah GHANESA. tim basket sekaligus perkumpulan kecil pembela kebenaran SMA Airlangga.
"Woi, lo ga tau Regan itu siapa?" tanya Gilang
"Gatau," jawab Syra asal, tentu saja ia sangat kenal dengan Regan, siapa yang tak kenal dengan sorotan utama itu.
"Oke kalo gitu gue kasih tau nih, Regan itu___"
"Ga perlu, ga penting," ujar Syra dan segera meninggalkan parkiran.
"Bos gue demen nih ama cewe model gini."
"Siapa namanya?" tanya Regan sambil terus menatap punggung gadis yang mulai menjauh itu.
"Syra Pandhita, anak kelas 12 KIMIA 2," jawab Arvin yang kebetulan mengenal tentang Syra.
Regan tersenyum penuh arti, untuk pertama kalinya Regan merasa tertantang oleh seorang wanita.
"Selamat datang di dunia Regan Xavier Granaga, Syra"........
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Taaaaraaaaa
Assalamualaikum semuanya, ini baru asal mula cerita nyaaaa, gimana? Ada yang penasaran ga? Kalo penasaran komen 'lanjut' yaaaa
Supaya Author makin semangat nulis cerita yang penuh perjuangan ini wkwk.Oke semoga kalian sehat selalu
Haciichy
KAMU SEDANG MEMBACA
REGAN'S
Teen Fiction-FOLLOW SEBELUM BACA :* Ketika cinta berujung malapetaka. Tentang Regan Xavier Granaga. Sang ketua perkumpulan penghancur kejahatan. Berpegang teguh pada semboyan "Brantas sampai tuntas". GANNESA! dan tentang Syra Panditha. Gadis yang membeci dunia...