"Semua hal terlihat sempurna, asal hal itu adalah kamu"
■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■
"Digeboy, geboy mujair, es kenong, es kenong, badulimpak bandung dingjer."
"HOEEBAAHH!"
Suara gaduh itu diciptakan oleh penyatuan gendangan meja yang dipukul Defri, Galon kosong dan kaleng monde yang dijadikan drum oleh Daffa. Serta Tedi bersama gagang sapu sebagai microphonenya. Mereka bersatu membentuk konser absurd ala Tedi.
Lalu ada Adit dan Gilang yang sedari tadi meliukan pinggul dan tangannya, sebut saja mereka bajidor Gannesa.
"Anjir, Bolang! Kalo goyang jangan senggol bacok dong! Kaga nyadar badan lo segede apa?" kata Adit saat Gilang terlalu menikmati suasana hingga goyangannya tak terkontrol.
Namun Gilang sudah terlanjur pura-pura budeg, ia tetap goyang bahkan lebih heboh.
"Ted, ganti lagu, Ted. Yang judulnya gulai-gulai," kata Gilang membuat semuanya berfikir. 'Apa ada lagu gulai-gulai?'
"Gula-gula, Nyet!" sambar Daffa mengingat judul lagu yang sebenarnya.
"Oke, harap tenang para Wanted," kata Tedi. FYI, Wanted (One Ted) adalah nama fanbase Tedi yang barusan ia buat.
Cowok itu mulai berdehem sebelum mengeluarkan suara serak-serak banjirnya.
"Kalau ada makanan dimeja, mejanya yang ku makan. Kalau ada kopi yang kau sugukan, gelasnya aku minum.."
Pletakkk
"Aww, kamu tega, Mas! Salah aku apa, Mas?" ringis Tedi drama king saat kepala malangnya ditoyor kencang oleh Adit.
"Gini nih, setiap hari makan santan kelapa. Otaknya cacingan," seloroh Adit.
"Kok kamyu gitu sih, Sayang." Tedi mencolek dagu Adit dengan gaya banci, membuat yang melihatnya bergidik.
"Jijik, Hayati," ucap Gilang merinding geli.
"Udah bosen jadi laki, Ted?" tanya Daffa smbil geleng-geleng kepala. Tingkah dan lelucon Tedi seakan tak ada habisnya, memaksa dimaki-maki memang.
"Iya, gue cape jadi lanang." jawab Tedi.
Seperti sedang kerasukan kuda lumping, Tedi lebih merapatkan tubuhnya ke Adit, menggandeng tangan fakboy Gannesa itu.
"Mas Adit, kamu juga cape kan jadi fakboy? Mending tobat, terus nikah sama aku yuk."
Daffa, Defri, Gilang bahkan Adit diam mendadak. Sedetik kemudian mereka tertawa kencang hingga menggema sepanjang koridor. Sementara Adit langsung menonjok pelan perut Tedi.
"Dit, cariin pacar buat Tedi, Dit. Kasian, takut homo beneran," ujar Defri ditengah bahakannya.
"Lo mau tipe cewek yang kayak gimana, Tang? Kulitnya putih? Tinggi? Rambutnya panjang? Kadang suka ketawa kadang suka nangis? Hobi pake daster putih?" tanya Adit.
Mendengar itu, Tedi mengerutkan kening, memandangi wajah Adit sedikit curiga.
Membayangkan wanita yang dideskripsikan oleh Adit tadi."Mohon maaf, Mas. Kok ciri-cirinya mirip kuntilbiang ya," kata Tedi merasa sangat yakin bahwa yang dimaksud Adit adalah hantu wanita paling moodyan.
Dan untuk kesekian kalinya cekikikan kelima cowok itu terdengar kencang akibat keabsrudan seorang Tatang Suryadi.
"Regan belum balik?"
KAMU SEDANG MEMBACA
REGAN'S
Teen Fiction-FOLLOW SEBELUM BACA :* Ketika cinta berujung malapetaka. Tentang Regan Xavier Granaga. Sang ketua perkumpulan penghancur kejahatan. Berpegang teguh pada semboyan "Brantas sampai tuntas". GANNESA! dan tentang Syra Panditha. Gadis yang membeci dunia...