6. PESTA EMOSI

3.3K 293 74
                                    

"Gelap, bukan berarti menyesatkan"

______________________________


Malam ini adalah malam yang spesial untuk Tiara dan Yudha. Dimana mereka bisa mengenang hari pernikahan nya bersama anak dan sahabat-sahabat nya.

Namun tidak dengan Syra, bagi nya ini adalah anniversary terburuk yang pernah ia rasakan. Semua tidak akan berjalan lancar jika ada Regan. Mengapa sekarang dunia nya tidak pernah lepas dari seorang Regan? Sungguh menyebalkan.

Beberapa makanan dan minuman berjejer di meja panjang. Dekorasi yang serba putih bernuansa bunga melati sangat jelas di perliatkan.

Kebahagiaan terlihat jelas di wajah kedua orang tua Syra. Bercengkrama dan tertawa bersama kerabat serta teman-teman nya.

"Ra, Lo ngapain masih disini? Udah banyak tamu yang dateng," ujar Nanda menyadarkan lamunan Syra.

"Iya, Ra. Mama lo nanyain tadi, cepet keluar," sahut Vinkan dengan beberapa camilan di tangan nya.

"Iya iya ayo."

Syra berjalan keluar kamarnya dengan langkah malas. Mood nya seketika hancur mengingat Regan akan datang.

●●●


"MEREKA DATENG!"

"OMAYGAT GANESHA YA!"

"GILA! MEREKA DATENG JUGA? BERUNTUNG BANGET."

"MALAIKAT-MALAIKAT PENUNGGU BUMI!"

Histeris para perempuan memenuhi penjuru pesta. Tidak hanya teman-teman Syra yang datang, anak dari teman-teman mama nya pun turut hadir.

Semua mata tertuju pada enam laki-laki yang telah turun dari motornya. Berjalan menuju lokasi dengan berbagai style. Jaket atau sweater yang biasa mereka kenakan.

Ke enam nya berjejer membentuk garis lurus horizontal. Berjalan dengan langkah matang membuat GANESHA selalu memikat siapapun yang melihatnya.

"Mereka mau ke pesta atau mau tawuran?" tanya Nanda entah kepada siapa. Pasalnya pakaian yang Ganesha kenakan terlalu berantakan untuk ukuran pesta.

"Aduhhhh tolong dong. Gue mau pingsan liat ketampanan Regan," ujar Vinkan dramatis sambil memegang dahi nya. "Apalagi Arvin. Cakep baget ya allah Meleleh ini mah gue," lanjutnya.

Syra bergidik ngeri atas tingkah sahabatnya itu. Sedangkan Nanda kini tengah melotot ke arah Vinkan.

"Gausah alay bisa?! Jijik banget gue liat nya," celetuk Nanda.

"Ini bukan alay, Nda. Tapi men-syukuri nikmat Allah SWT."

Nanda memutar bola matanya malas.
"Gue buang ke kandang buaya mau?"

"Ngga ngga. Ntar kalo gue di makan gimana?"

"Ya mati lah."

"Astagfirullah haladzim.. kejam benget lo, Nda," kaget Vinkan menggelengkan kepalanya.

"Gue emang kejam, dan gue bangga," jawab Nanda percaya diri.

Syra terkekeh geli mendengar perdebatan Nanda dan Vinkan. Begitulah mereka. Vinkan yang selalu membuat jengkel, dan Nanda yang selalu ceplas ceplos seenak nya.

Mata Syra mengikuti pergerakan Regan. Pria itu menghampiri mama dan papa nya. Tersenyum ramah, Menyalami keduanya. Kemudian di ikuti teman-temannya.

"Regan. Mama kamu mana?" tanya Tiara sambil mengelus rambut Regan.

"Mama sakit tante," jawab Regan, "Salam aja katanya," lanjut nya.

REGAN'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang