"Sebenarnya, kehadiran 'dia' tidak berarti apa-apa jika aku dan kamu konsisten untuk terus menjadi 'kita'."
____________________________Mata indah Regan menerobos manik Syra.
"Kita jadian?"Syra menelan salivanya. Canggung sekaligus tak menyangka jika Regan akan menanyakan hal ini di depan semua teman-temannya.
Syra berdiri tiba-tiba. Ia merasa risih karena semua mata tertuju padanya.
"Biasa aja kali liatinnya."Nanda mengendus kasar. Ia mendekatkan diri pada Syra.
"Jawab cepet. Kesempatan gabisa diulang!" bisik Nanda.
Regan terus mengamati Syra. Menunggu jawaban yang akan gadis itu ucapkan. Begitupun semua orang yang ada di sana.
Mulut Syra mulai terbuka, ia menghampiri Regan dengan yakin.
"Harus sekarang jawabnya?""HARUS!" serempak semuanya.
Syra terkekeh kecil. "Oke."
Suasana kembali hening. Bahkan jangkrik pun tak berani membuka suara. Syra menempelkan tangannya pada dada Regan.
"Jadi, gue..."
"JADI KALIAN ADA DI SINI?!"
Seluruh mata menoleh ke arah suara berat yang mengacaukan suasana. Pak Santos dan seorang gadis familiar berdiri di sampingnya. Vinkan.
"Vinkan! Lo bakal gue jadiin sarapan hiu megalodon," batin Nanda melotot ke arah Vinkan. Gadis itu berdiri di ambang pintu sambil tersenyum kikuk.
"Jadi ini tempat kalian bolos!" bentak Pak Santos.
"Ngga, Pak. Hari ini aja, besok beda lagi," jawab Tedi santai.
"Tatang!" Pak Santos melotot ke arah Tedi.
"Bapak!" balas Tedi. Daffa memukul perut Tedi karena jawabannya memperkeruh suasana.
"Tadi ada urusan penting, Pak," jawab Daffa.
"Maaf, Pak. Kami salah," sahut Arvin menengahi.
Pak Santos beralih memandang Regan dan Syra.
"Kalian berdua! Sekolah ngasih kepercayaan buat wakilin di event olimpiade lima hari lagi, tapi ini cara kalian jaga amanah!" omel Pak Santos."Senam jantung bentar sebelum tempur, Pak," jawab Regan. Membuat Syra mencubit perut cowok itu.
"Iya maaf, Pak. Gak bakal terulang lagi. Kita berusaha fokus ke event," sahut Syra.
"SEMUANYA KEMBALI KE SEKOLAH! TEMUI BAPAK DI RUANG BK!" suruh Pak Santos, "dan kamu Regan! Cepat ke UKS, obati luka kamu," lanjutnya. Setelah itu pergi meninggalkan gudang.
"Gue nyari kalian kemana-mana ternyata ngumpet di sini," ujar Vinkan yang dibalas oleh tatapan sinis semua orang.
"Euu...ada apa sih? Gu-gue ketinggalan berita apa?" tanya Vinkan sedikit canggung.
"Woy bibir! Boleh gak gue tarik bibir lo! Mau gue tuker tambah jadi panci soto Abah gue!" kata Tedi, "emosi hamba," lanjutnya
"Heh dedemit empang! Apaan sih tiba-tiba marahin gue!" balas Vinkan.
"Ngapain lo kesini bawa Pak Santos segala, Vi?" tanya Gilang tak kalah kesalnya.
"Tadi Pak Santos nyariin Regan sama Syra yang ngilang dari perpus. Jadi gue suruh cari kalian. Gak salah kan gue?" jelas Vinkan.
"Iya lo gak salah. Otak lo yang salah!" jawab Nanda geram.
"Kenapa sih gue selalu salah di mata lo, Nda?"
KAMU SEDANG MEMBACA
REGAN'S
Teen Fiction-FOLLOW SEBELUM BACA :* Ketika cinta berujung malapetaka. Tentang Regan Xavier Granaga. Sang ketua perkumpulan penghancur kejahatan. Berpegang teguh pada semboyan "Brantas sampai tuntas". GANNESA! dan tentang Syra Panditha. Gadis yang membeci dunia...