Ready to go in dunia Regan?
-
-Regan terus mengelus rambut mamanya, memastikan surganya itu baik-baik saja. Rasa khawatir Regan pada mamanya mampu mengalihkan dunianya. Dan ketika tadi Nia tepat waktu menolong ibunya, Regan merasa hutang budi pada Nia.
"Thanks, ya. Ni." Regan bangun dari duduknya. Melirik singkat perempuan di depannya.
Nia mengangguk. "Sama-sama." Gadis itu mengelus bahu Regan. "Kamu kemana aja? Udah lama aku nggak liat kamu," ucapnya.
Nia adalah gadis yang pernah berada di posisi Syra, dalam hati Regan. Dua tahun lalu, saat Regan memperjuangi Nia, cewek itu memilih pergi, dengan alasan usia Regan lebih muda darinya.
Prinsip Regan, orang yang telah menyia-nyiakan ketulusan, tidak akan lagi ia perjuangkan.
Nia mendekatkan tubuhnya, dan sontak membuat Regan mundur. Ia tahu Nia hanya ingin bertukar sapa. Tapi rasanya tidak etis jika berpelukan dengan MANTAN.
"Sorry, Ni." Mata Regan berpapasan dengan manik Syra. Gadis itu memandang hambar, tidak ada ekpresi apapun. Dengan gerak cepat Regan menghampiri Syra, mengambil tangan Syra dan menuntunnya.
"Maaf ya, tadi dilepas," bisik Regan pada Syra. "Kali ini, enggak lagi."
Regan membawa Syra ke depan Nia.
"Syra. Pacar gue," ujar Regan memperkenalkan gadisnya dengan bangga.Syra menatap Regan yang tengah tersenyum padanya. Cowok itu tidak pernah berubah, ia selalu saja membanting-banting hati Syra sesukanya. Kekesalan berubah menjadi bahagia dalam sekejap mata.
Baru mau nyakar muka Glowing Nia. Gajadi kan marahnya.
Nia tersenyum kecil, jadi itu alasan Regan menolak pelukannya.
"Kamu pacarnya Regan?" Nia tak berhenti tersenyum pada Syra."Nia," ucapnya memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangan.
Mata Syra tak lepas dari wajah Nia. Gila, beneran licin. Nih cewek cuci muka pake porstex kayanya.
"Syra," jawab Syra membalas jabatan tangan Nia.
"Kamu cantik, pantes Regan mau," ucapnya memuji. Senyumnya terlihat tulus, ekspresinya sangat ramah. Tidak ada tanda-tanda pelakor di sana. Tapi zaman sekarang tampang tak menjamin kelakuan. Lagi ramai kan psikopat bertopeng bidadari.
Syra senyum terpaksa, malas dengan ekspresi sok manis Nia. Walaupun itu memang benar.
"Regan," panggil Syra.
"Kenapa, Ra?"
"Mama lo udah istirahat, kayaknya gue pulang aja deh."
"Mau pulang sekarang?"
"Iya."
"Oke. Ayo." Regan menarik tangan Syra, mengajak Syra keluar kamar. Namun Syra menahannya.
"Eh, mau kemana?" tanya Syra.
"Anter lo pulang."
"Gak perlu. Lo jagain mama lo aja. Gue pulang sama Defri," jawab Syra. Ia tak ingin terlalu merepotkan Regan. Mamanya lebih membutuhkan Regan sekarang.
"Serius gapapa?"
"Iya gapapa. Nanti Tante Dahlia cemburu lo lebih prioritasin gue," banyol Syra.
"Oke kalo gitu gue anter ke depan," Regan kembali melangkah.
"Gausah Regan," Syra menahan tangan Regan. "Lo di sini aja, oke."
Syra melirik Nia, gadis itu masih tersenyum ke arahnya. Syra menggerutu risih. Tangannya melambai kecil kepada Regan. Memberi kode "Sini gue mau ngomong sesuatu."
![](https://img.wattpad.com/cover/224812459-288-k352025.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
REGAN'S
Teen Fiction-FOLLOW SEBELUM BACA :* Ketika cinta berujung malapetaka. Tentang Regan Xavier Granaga. Sang ketua perkumpulan penghancur kejahatan. Berpegang teguh pada semboyan "Brantas sampai tuntas". GANNESA! dan tentang Syra Panditha. Gadis yang membeci dunia...