3. WEKEEND TERKUTUK

4.1K 367 78
                                    

Minggu, 17 Mei 2020

Tidak bisa dipungkiri, hari Minggu adalah hari penyelamat bagi semua orang. Baik di dunia kerja, Kuliah, khususnya bagi mereka yang masih bersekolah. Dimana mereka bisa bebas melakukan aktifitas tanpa tekanan.

Begitu pula dengan Syra, ia berencana untuk pergi ke toko buku bersama kakak nya. Rendra Pradipta.
Kebiasaan yang rutin dilakukan nya di saat wekeend.

Syra baru saja selesai memakai sepatunya, ia segera menuruni anak tangga karena kamar nya yang berada di lantai atas. Syra melirik jam tangan nya singkat, melihat angka yang muncul disana. 08.25. Ia berdecak kesal karena kakaknya belum juga muncul dari kamarnya. Laki-laki itu selalu saja berleha leha.

"Banggg, cepetan dong! Udah siang nih!" teriak Syra.

"Bentar, Ra. Tanggung," jawab Rendra dari balik kamar.

"Emang lo lagi ngapain sih?"

"Kasih makan ikan"

Syra memutar bola matanya malas, Rendra selalu saja mengutamakan ikan-ikan koleksinya. Menyebalkan.

"Cih...ikan mulu yang lo pikirin."

"Duluan aja ke depan, entar gue nyusul," suruh Rendra.

Syra mengangguk singkat "oke" ia berjalan menuju pintu utama. Kemudian membukanya.

"Selamat pagi."

Mata Syra membulat sempurna, menjatuhkan kunci rumah yang ia pegang. Saking terkejutnya.

"Regan!!" kaget Syra. Benarkah yang ia lihat sekarang? Regan dengan sebelah kaki yang ia tompangkan di atas motor besarnya. Sejak kapan dia disini? Darimana Regan tahu alamat rumahnya?

Syra berjalan menghampiri Regan, "Ngapain lo disini?" tanya Syra dengan raut wajah tak bersahabat.

"Bertamu. Ga boleh?" Regan menurunkan kakinya. Menatap Syra takjub. Gadis ini sangat cantik dengan pakaian biasa seperti ini.

"Gaboleh, gue mau pergi ke-"

"Ke toko buku?" potong Regan. Ia mengangkat sebelah alisnya.

"Dari mana lo tau?" tanya Syra refleks. Regan bukan Edward Cullen (tokoh dalam film Twilight) yang bisa membaca fikiran orang kan?

"Gue anter," paksa Regan tak berniat menjawab pertanyaan Syra.

"Gabisa, gue pergi sama-"

"Pergi sama Regan aja, Ra. Gue sibuk," suruh Rendra tiba-tiba.

"Hah!" teriak Syra. Kaget setengah mati. Syra mendelikan matanya, memperhatikan Rendra yang kini berada di hadapannya, menggunakan jersey dengan tas dan sepatu futsal di tangannya.

"Mau futsal," ujar Rendra yang mengerti tatapan adik kesayangan nya itu.

Rendra berjalan mendekati Regan. Menepuk pelan pundak pria itu.

"titip ade gue. Jagain, Oke," ujar Rendra memperingati.

"Siap, Thanks bang."

Sebenarnya Rendra mengetahui kedatangan Regan. Bahkan ia yang membuka gerbangnya. menyuruhnya masuk , namun Regan memilih untuk menunggu di halaman rumah yang rindang itu.

Rendra berbalik menuju Syra. Mengacak rambut Adiknya lembut.

"Jangan bikin Regan repot," ucap Rendra.

"Yang ada dia yang bikin gue repot," celetuk Syra kesal.

Rendra terkekeh kecil. Kemudian berjalan menaiki motornya. Beranjak dari halaman rumah nya.

REGAN'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang